A.
JUDUL
MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PERCAKAPAN
SEDERHANA MELALUI MEDIA FILM
KARTUN ANAK
(Penelitian Tindakan
Kelas pada Siswa Kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya)
B. LATAR BELAKANG
Sekolah Dasar sebagai
bagian integral dari rambu pendidikan
nasional pada jenjang pendidikan dasar akan ikut menentukan keberhasilan tujuan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, penyempurnaan dan peningkatan mutu
pendidikan Sekolah Dasar harus terus diupayakan, termasuk penyempurnaan
pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang pembelajaran yang harus
berkembang efektif untuk menunjang tujuan pendidikan.
Pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar harus bersumber pada hakikat belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar memahami manusia dan
nilai-nilai kemanusiaannya (Depdiknas, 2003:1). Dengan demikian, pembelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarah kepada upaya untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik lisan maupun
tertulis, sehingga siswa mampu melakukan kegiatan berkomunikasi melalui bahasa
Indonesia, serta dapat memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan melalui
apresiasi sastra.
Kurikulum Sekolah Dasar
2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:81) menegaskan bahwa
"Pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan bail: dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia
Indonesia."
Kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan
maupun tertulis, serta ttimbuh apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan
Indonesia, perlu ditunjang oleh empat aspek keterampilan berbahasa yang
meliputi menyimak dan berbicara sebagai keterampilan berbahasa lisan kemudian
membaca dan menulis sebagai keterampilan berbahasa tulis. Oleh karena itu,
Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:82) telah
menetapkan pula bahwa:
Ruang lingkup mata pembelajaran
Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Mendengarkan
2.
Berbicara
3.
Membaca
4.
Menulis
Pelaksanaan
pembelajaran keempat aspek keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar, harus dilakukan secara terpadu dan berimbang dengan pembelajaran sastranya. Hal ini,
sesuai dengan tuntutan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa
keempat aspek keterampilan berbahasa dilaksanakan secara terpadu (Depdiknas,
2003:4). Kemudian, pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus
mendapat porsi yang berimbang atau perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan
sastra sebaiknya seimbang.
Kegiatan
pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia melalui penggunan media Film kartun di
Sekolah Dasar dipandang relevan dengan tuntutan kurikulum Sekolah Dasar 2006
khususnya untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
yang menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:24-25) antara lain peserta
didik memiliki kemampuan “Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa.”
Kegiatan
penggunaan media Film kartun dalam pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia
ini, telah sesuai pula dengan tuntutan umum pembelajaran sastra di Sekolah
Dasar, yaitu siswa dapat melakukan secara langsung mengapresiasi dan
berekspresi sastra. Yus Rusyana (1978:9) mengemukakan dalam hal ini, bahwa
pengajaran sastra di sekolah-sekolah terlebih untuk di tingkat Sekolah Dasar,
harus menekankan kepada berpengalaman langsung terhadap karya sastra dan tugas
guru adalah membantu murid menyajikan lingkungan yang memadai berupa
bahan-bahan bacaan sastra. S. Effendi dalam Aminuddin (1991:35) menegaskan
bahwa apresiasi sastra termasuk berekspresi sastra adalah kegiatan menggauli
karya sastra secara sungguh-sungguh, sehingga dapat menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
karya sastra.
Adapun
kompetensi dasar apresiasi sastra cerita yang harus dikembangkan di Sekolah
Dasar, menurut Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan,
2006: 34-35) untuk di kelas I pada aspek
mendengarkan adalah mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat);
pada aspek berbicara adalah memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat; pada aspek membaca adalah menyimpulkan isi cerita anak dalam
beberapa kalimat; serta pada aspek menulis adalah menulis dialog sederhana
antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.Semua
kompetensi dasar apresiasi sastra tersebut, bukan sekedar wacana melainkan
harus dapat direalisasikan melalui cara dan kegiatan pembelajaran yang relevan.
Dengan demikian, pembelajaran melalui penggunaan media Film kartun,
memungkinkan sekali untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar.
Media
Film kartun itu sendiri pada umumnya sangat digemari anak-anak. Anak-anak
banyak melihat tayangan-tayangan Film kartun yang biasa diputar pada televisi,
bahkan banyak anak yang tidak mau meninggalkan atau melewatkan acara Film
kartun yang diputar dalam televisi itu. Banyak pula siswa yang telah memiliki Film kartun dan diputar di rumah
masing-masing melalui video compact disc
(I CD). I CD Film kartun itu sendiri, banyak diproduksi dan bisa beredar di
kalangan masyarakat luas karena bebas diperjual belikan. Cerita Film kartun dalam
I CD sangat beragam sekali dan memungkinkan bisa dipilih disesuaikan dengan
selera anak-anak.
Strategi
pemecahan masalah penulis untuk mengadakan penelitian tentang
percakapn sederhan di Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam
Melakukan Percakapan Sederhana Melalui Media Film Kartun Anak”.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian tindakan
yang akan dilakukan yang Berdasarkan uraian
dari Identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini perumusan masalahnya dalam
bentuk pertanyaan secara umum yaitu: Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia siswa berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN
Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
Agar
memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, masalahnya dibatasi dan dirumuskan
secara rinci seperti di bawah ini.
a.
Bagaimanakah mengefektiflcan perencanaan peningkatan
kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film
kartun di kelas I SDN Cipanyarang
Kabupaten Tasikmalaya ?
b.
Bagaimanakah mengefektifkan proses pelaksanaan peningkatan
kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film
kartun di kelas I SDN Cipanyarang
Kabupaten Tasikmalaya ?
c. Bagaimanakah perkembangan kemampuan
berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film kartun di kelas
I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya ?
D. TUJUAN PENELITIAN
1.
Tujuan Umum Penelitian
Secara umum tujuan
penelitian adalah ingin memperoleh data yang akurat tentang upaya meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas I SDN
Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya Secara
khusus, tujuan penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data menyangkut hal-hal
di bawah ini.
a.
Memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun di
kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
b.
Memperoleh data tentang proses pelaksanaan pembelajaran
dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film
kartun di kelas I SDN Cipanyarang
Kabupaten Tasikmalaya.
c.
Memperoleh data tentang perkembangan kemampuan berbahasa
siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia berbasiskan media Film kartun di
kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten
Tasikmalaya.
2.
Tujuan Khusus
Penelitian
Secara
khusus tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
a. Meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran yang berorientasi pada materi
Percakapan sederhana dalam mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan percakapan
sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia
b. Meningkatkan
kemampuan guru dalam proses pelaksanaan materi Percakapan sederhana dalam
mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan percakapan sederhana dalam pelajaran
bahasa Indonesia
c. Mengetahui
hasil kemampuan belajar siswa materi Percakapan sederhana dalam mengatasi
kesulitan siswa dalam melakukan percakapan sederhana dalam pelajaran bahasa
Indonesia
E.
MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat
secara umum hasil kegiatan penelitian adalah untuk perbaikan dan peningkatan
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam rangka
meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dengan berbasiskan media Film kartun di
kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten
Tasikmalaya
Secara khusus manfaat penelitian dapat
dirinci seperti di bawah ini.
1. Manfaat secara
Teoretis
Manfaat secara teoretis dari penelitian ini adalah
mengembangkan ilmu pendidikan tentang pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar, khususnya menyangkut upaya peningkatan kemampuan berbahasa siswa
berbasiskan media Film kartun di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Bagi Guru
Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi guru Sekolah Dasar, terutama bagi
guru kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten
Tasikmalaya adalah guru memperoleh wawasan dan kemampuan untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan mengeI aluasi peningkatan kemampuan berbahasa siswa
berbasiskan media Film kartun
3. Manfaat Bagi
Siswa Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi siswa, khususnya bagi siswa kelas
I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya
adalah mereka memperoleh pengalaman belajar bahasa dan sastra, khususnya dalam
rangka mengembangkan kemampuan berbahasa berbasiskan media Film kartun
4. Manfaat Bagi
Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi Sekolah Dasar, khususnya bagi
SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya adalah sekolah memperoleh model pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film
kartun
5. Manfaat Bagi
Dosen Peneliti
Manfaat hasil penelitian bagi dosen peneliti, khususnya
bagi kami sebagai Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Tasikmalaya adalah setelah memperoleh
gambaran tentang pembelajaran peningkatan kemampuan berbahasa siswa dengan
berbasiskan media Film kartun di kelas I
Sekolah Dasar, kami bisa memperoleh model pembelajaran bahasa dan sastra
di kelas tinggi Sekolah Dasar, untuk kemudian dikembangkan dalam kegiatan
perkuliahan dengan mahasiswa Program S. l Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
F.
LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai bagian
integral dari pendidikan pada umumnya harus sudah dimulai sejak di Sekolah
Dasar. Anak-anak usia Sekolah Dasar sangat memerlukan pendidikan yang
benar-benar bermanfaat sebagai dasar untuk mengembangkan dirinya baik sebagai
makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Anak usia Sekolah Dasar perlu
diberi bekal pengalaman dasar yang dapat memberikan kebahagiaan bagi
kelangsungan hidupnya. Pengajaran bahasa dan sastra sebagai bagian integral
dari pendidikan dan pengajaran di Sekolah Dasar akan memberi andil dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan.
a. Hakikat Bahasa Indonesia
Pelaksanaan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar telah ditetapkan
dalam Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:25)
yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan "Menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa."
Kurikulum
Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 34-35) telah
menetapkan beberapa kompetensi dasar menyangkut pembelajaran apresiasi sastra
cerita yang harus dikembangkan di kelas I
Sekolah Dasar, yaitu pada aspek mendengarkan adalah mengidentifikasi unsur
cerita (tokoh, tema, latar, amanat); pada aspek berbicara adalah memerankan
tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat; pada aspek membaca
adalah menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat; serta pada aspek
menulis adalah menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta perannya.
Adapun
rambu-rambu pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarahkan bahwa
pengajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi
dan berekspresi sastra. Kegiatan mengapresiasi dan berekspresi sastra ini, erat
hubungannya dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal,
serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Perbandingan
bobot pengajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang dan dapat disajikan
secara terpadu, misalnya bahan (wacana) sastra sekaligus dapat dipakai sebagai
bahan pembelajaran bahasa (Depdikbud, 1994/1995:10).
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik
secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan tersebut, maka standar
kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
minimal siswa yang menggambarkan penugasan, pengetahuan, ketrampilan berbahasa,
sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini
merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional, dan global.
Tarigan
(1990:2-3) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar hakikat bahasa,
yaitu (1) bahasa adalah suatu rambu , (2) bahasa adalah vokal, (3) bahasa
tersusun dardda lambang-lambang arbitrari, (4) setiap bahasa bersifat unik, (5)
bahasa dibangun dardda kebiasaan-kebiasaan, (6) bahasa ialah alat komunikasi,
(7) bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada, dan (8) bahasa itu
berubah-ubah.
Sumber.Khairil(2011).http://khairilusman.wordpress.com/2011/11/12/ha-
kikat-dan-fungsi-bahasa/ Senin, 30
April 2012.pukul 09.25.Wib
b.
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah agar siswa memiliki kemampuan di antaranya, dalam (BSNP, 2006:10)
mengemukakan :
“(1)
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,
(4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta
kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia”.
Sumber : http://www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-bahasa.html.
(diakseses pada hari kamis. 03/4/2012.jam 15.30.wib)
Pembelajaran
bahasa Indonesia saat ini telah mencakup seluruh aspek kebahasaan, maka siswa
dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, selalu menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi formal, memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat, serta mampu membanggakan bahasa Indonesia sebagai
budaya Indonesia. Dengan begitu, siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia
dengan disertai rasa bangga terhadap budayanya sendiri.
c.
Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran
apresiasi sastra bahasa Indonesia di Sekolah Dasar akan
memberikan
manfaat berharga bagi siswanya yaitu sebagai hiburan, informasi, dan
pendidikan. Puji Santosa (2004:8.28) mengemukakan bahwa terdapat lima manfaat
bagi kehidupan anak-anak dari apresiasi sastra anak, yaitu:
1)
manfaat estetis,
2)
manfaat pendidikan,
3)
manfaat kepekaan batin atau social, 4) manfaat menambah wawasan, dan
4)
manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.
Tadkiroatun
Musfiroh (2005:23-52) mengemukakan pula bahwa manfaat cerita adalah untuk
perkembangan moral, perkembangan kognisi, perkembangan bahasa, perkembangan
sosio-emosional, dan perkembangan motorik anak.
Kegiatan
pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Dasar, termasuk pembelajaran apresiasi
sastra cerita, bukan pembelajaran tentang teori sastra melainkan pembelajaran apresiasi sastra yang dilakukan-secara langsung berkransaksi
antara jiwa dengan karya sastranya. Puji Santosa (2004:8.16) menegaskan bahwa
kegiatan apresiasi sastra secara langsung meliputi kegiatan membaca,
mendengarkan, dan menonton sastra.
Bobot pembelajaran
apresiasi sastra di Sekolah Dasar menurut Kurikulum Pendidkan Dasar
(Depdikbud,1996/1997; Depdiknas, 2003) harus berimbang dengan pembelajaran
bahasanya dan pembelajaran apresiasi sastra dapat digunakan unhilc meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa atau sastra dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran kemampuan berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran apresiasi
sastra, termasuk pembelajaran apresiasi sastra cerita harus terpadu dengan
pembelajaran kemampuan berbahasanya. Dalam hal ini, pembelajaran apresiasi
sastra cerita digiwakan pula untuk membina kemampuan berbahasa siswa, sehingga
bobot pembelajaran apresiasi sastra berimbang dengan pembelajaran bahasanya
atau selain siswa terbina dalam apresiasi
sastra juga terbina dalam kemampuan berbahasanya, baik pada aspek menyimak,
aspek berbicara, aspek membaca, maupun aspek menulis.
Depdikbud
(1995/1996:2). Mengemukakan bahwa :
“manfaat pembelajaran bahasa
Indonesia adalah merupakan salah satu alat penting untuk mencapai tujuan
Pendidikan Nasional, antara lain: (1) menanamkan, memupuk, dan mengembangkan
perasaan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, (2) memupuk dan mengembangkan
kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan, (3) memupuk dan mengembangkan
kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis, (4) memupuk dan
mengembangkan ketrampilan untuk memahami, mengungkapkan dan menikmati keindahan
bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan” .
pembelajaran-bahasa.html. diakses hari. Senin, 30 April 2012.pukul
09.50.wib.
d. Program Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
Program
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar telah diatur dalam
kurikulum Sekolah Dasar 2006. Kedua program pembelajaran tersebut telah
ditetapkan melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang meliputi aspek
mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Hal
ini, sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan
Standar Nasional Pendidikan, 2006: 82) bahwa:
Ruang lingkup mata pelajaran
Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berrbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Mendengarkan
2.
Berbicara
3.
Membaca
4.
Menulis
Program
pembelajaran bahasa clan sastra Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya untuk di
kelas I (Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006:92) dapat dilihat pada tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas I Sekolah Dasar.
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas I Sekolah Dasar
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Mendengarkan
5. Memahami cerita tentang suatu
peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan
|
5.2
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
|
Berbicara
5.
Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi
danbermain drama
|
6.2
Memerankan tokoh drama dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat
|
Membaca
6.
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak
|
6.3
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
|
Menulis
4
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara
tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog
|
4.3
Menulis dialog sederhana antara
duaatau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta
perannya
|
e.
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran secara umum
adalah alat bantu proses
belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam
mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran /
pelatihan.
1) Media Film
Menurut Winataputra (2002 : 5), mengemukakan
“Media film merupakan kombinasi audio dan visual.
Penyajian materi atau bahan ajar akan lebih optimal dengan menggunakan media
ini. Media audio visual adalah media yang dapat dilihat, dapat didengar dan
dapat sebagai bahan diskusi.
2) Film Kartun
Film kartun dapat disebut
juga sebagai film animasi. Film kartun adalah bentuk dari gambar animasi 2
Dimensi (2D). Istilah animasi berasal dari bahasa Yunani anima, artinya jiwa atau
hidup. Kata animasi dapat juga berarti memberikan hidup sebuahobjek dengan cara
menggerakkan objek gambar dengan waktu tertentu (Sibero,2008:9). Animasi tidak
hanya digunakan untuk hiburan saja, animasi dapat jugadigunakan untuk
media-media pendidikan, informasi, dan media pengetahuan lainnya.Secara arti
harfiah animasi adalah membawa hidup atau bergerak. Animasi adalahsebuah
rangkaian gambar atau obyek yang bergerak dan seolah-olah hidup (Chandra,2000 :
1).
f.
Manfaat Penggunaan Media Film kartun
dalam Pembelajaran
Media
pembelajaran menurut Miarso yang dikemukakan oleh Rudi Susilana
dan Cepi Riyana (2008:6) dapat diartikan "Segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar." Berdasarkan pengertian media
tersebut, media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk di Sekolah Dasar
adalah segala sesuatu pula yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar
bahasa dan sastra Indonesia.
Adapun
jenisnya, seperti yang diklasifikasikan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana
(2008:1320) media untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah
Dasar pun adalah bisa berupa media grafis, media bahan cetak, media gambar
diam, media proyeksi diam, media audio, media audio I isual diam, media I ideo
cassette, media Film kartun, multi media, dan media interaktif.
Menurut Ahmad Sabiri
(205:116) Film kartun dalam pendidikan dan pembelajaran di kelas berguna untuk
:
a.
Mengembangkan
pikiran dan pendapat para siswa;
b.
Menambah daya
ingat pada pelajaran;
c.
Mengembangkan
daya fantasi anak didik;
d.
Mengembangkan
minat dan motivasi belajar;
e.
Membatasi
pembatasan dalam jarak waktu;
f.
Memperjelas dalm
jarak waktu;
g.
Memperjelas
sesuatu yang masi bersifat abstrak;
h.
Memberikan
gambaran pengalaman yang realistis;
G.
KERANGKA BERPIKIR
Menurut Suriasumantri,
(Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai
teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu
kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang
logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa
hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
H. ANGGAPAN DASAR
Anggapan
dasar dalam penelitian ini berfungsi sebagai titik tolak pemikiran yang dijadian dasar penelitian oleh
penulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ali (Rani Mulyani, 2008 :
7) bahwa “Anggapan dasar merupakan suatu dasar yang dijadikan titik tolak dalam
mencari hipotesis”.
Anggapan dasar penelitian
ini adalah :
a. Media/alat peraga sangat diperlukan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Media Film kartun membantu meningkatkan
percakapan sederhana melalui media film kartun berjudul “Adab Berpuasa”,
I.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah “suatu
perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut”
(Wardani dan wihardit, 2008 : 43). Berdasarkan latar belakang masalah, maka hipotesis tindakan
secara umum dirumuskan sebagai berikut : Apabila guru dapat merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara efektif dengan penggunaan
media Film kartun pada pembelajaran Bahasa Indonesia, maka hasil belajar siswa
kelas I SDN Cipanyarang tentang konsep kemampuan dalam melakukan
percakapan.
J.
METODE PENELITIAN
1.
Pengertian Metode
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan
sebagai cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki.
Selain itu metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai sistem
perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia secara menyeluruh untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menyajikan materi pelajaran Bahasa Indonesia secara
teratur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan media film
kartun.
2.
Tujuan dari penggunaan Metode dalam
pembelajaran
Menurut Simamora, Roymond
H. (2009). Penentuan metode dalam pembelajaran tentunya memiliki tujuan adapun
tujuan dari penggunaan metode adalah :
a. untuk merangsang siswa belajar
aktif;
b. untuk memberikan feed back (balikan);
c. untuk Memberikan motivasi belajar;
d. agar perhatian siswa tetap terarah
selama penyajian berlangsung;
e. penyajian materi pelajaran sistimatis
tidak berbelit-belit.
3.
Model
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini, tentunya memerlukan metode untuk mempermudah
dalam melaksanakannya. Dari beberapa jenis penelitian yang ada, peneliti
memutuskan untuk menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart. Adapun
alasannya karena langkah langkah penelitian cukup sederhana sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu model penelitian ini juga
sudah mencakup 4 yang diperlukan dalam setiap siklusnya seperti perencanaan,
observasi, tindakan, dan refleksi, dimana satu siklus sama dengan satu kali
tindakan, demikian seterusnya hingga tercapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Pernyataan Kasbolah
(1998) yang berpendapat bahwa :
“Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian
yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk praktek pembelajaran dengan tujuan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan
melakukan tindakan tertentu secara kolaboratif dan sistematis melalui
perencanaan tindakan observasi dan refleksi”.
Pada dasarnya semua
penelitian selalu berupaya untuk memecahkan suatu problema. Begitu juga dengan
penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik problema yang harus dipecahkan
yaitu, bahwa problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu
berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh
guru. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara
lebih professional. PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang
terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati,
dan melakukan refleksi. Jika digambarkan, prosedur PTK dapat ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini.
Untuk melaksanakan
penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajak rekan kerja yaitu guru kelas I di
SD Cipanyarang untuk
menentukan tujuan, prosedur, perencanaan secara sistematis dan logis melalui
dari tahap perencanaan, pelaksanaan observasi, refleksi sampai pada tahap
perolehan hasil dan pengambilan keputusan atau kesimpulan. Model PTK yang digunakan pada
penelitian ini adalah
Model desain Kemmis dan Mc
Taagart dengan periode 2 siklus :
Gambar 2.1
Alur PTK Model Kemmis & Mc.
Taggart
(Suharsismi 2010: 16)
Berdasarkan alur
pelaksanaan tindakan kelas tersebut maka langkah penelitian ini diawali dari
mengidentifikasi masalah di lapangan, kemudian melaksanakan tindakan pemecahan
masalah berupa siklus. Jumlah siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
2 siklus. Setiap siklus dimulai dengan rencana, tindakan, observasi,dan refleksi
4.
Setting Penelitian
a.
Lokasi Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Siswa Kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya
b.
Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di SD Negeri Cipanyarang SD ini termasuk sekolah yang cukup baik dalam prestasi akademiknya, serta sangat responsif terhadap perkembangan pendidikan.
PTK rencananya dilaksanakan dalam dua
siklus penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 1
SDN Cipanyarang, tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 32 orang, yaitu terdiri dari
15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
c.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian
1.
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian yang dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi
sebagaimana dirumuskan pada uraian diatas terdiri dari :
a) Variabel
input
1) Penguasaan
konsep awal siswa terhadap konsep percakapan sederhana sebelum tindakan
pembelajaran
2) Penguasaan
rancangan awal guru dalam menggunakan media film kartun anak mengenai konsep
percakapan sederhana sebelum tindakan pembelajaran
b) Variabel
Proses
Variabel
proses dalam penelitian ini adalah tindakan guru mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model dengan menggunakan media film kartun anak. termasuk
tindakan-tindakan khusus yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam melakukan perckpan sederhana.
c) Variabel
Output
Variabel
output (hasil tindakan) penelitian ini adalah :
1) Peningkatan
penguasaan guru menggunakan media film kartun anak
2) Peningkatan
penguasaan siswa terhadap kemampuan melakukan percakapan sederhan setelah
serangkaian tindakan pembelajaran dilaksanakan.
2.
Fokus Tindakan
Fokus tindakan dalam
penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Kinerja
Guru
1)
Meningkatkan kemampuan guru membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan mengenai materi percakapan
sederhan dengan menggunakan media film kartun.
2)
Meningkatkan kemampuan guru mengelola
pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok percakapan sederhan tentang kemampuan
siswa dalam melakukan percakapan sederhan dengan menggunakan media film krtun
anak.
b.
Aktifitas
dan Hasil Belajar Siswa
1)
Meningkatkan hasil belajar penguasaan
konsep dan keterampilan proses
siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan pokok percakapan sederhan tentang kemampuan siswa dalam melakukan
percakapan sederhan dengan menggunakan media film krtun anak.
2)
Aktivitas Hasil belajar menunjukkan
kepada tingkat kualifikasi ukuran yang menjadi sasaran sekaligus tujuan yang
mesti dicapai melalui berbagai aktivitas, pengalaman siswa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu dari proses aktivitas pembelajaran.
3.
Prosedur Penelitian
a.
Refleksi Awal (Orientasi
dan Identifikasi Masalah)
Sebelum pelaksanaan penelitian
dilaksanakan, peneliti melakukan pengidentifikasian terhadap KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 khususnya mengenai mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
1) Program pembelajaran (SK-KD) yang
belum berhasil atau belum berkembang
Adapun hasilnya beberapa kali
peneliti mencoba melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan beberapa
metode seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi namun hasilnya belum mampu
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Kemudian peneliti mempunyai gagasan untuk
menggunakan media Film kartun dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dimana
berdasarkan penelitian penggunaan media Film kartun ini dapat dijadikan salah
satu alternatif dalam meningkakan kemampuan siswa dalam melakukan percakapan.
2) Kekurangan
Guru Mengajar dalam Percakapan
Dalam pelaksanaan pembelajaran Guru hanya menyampaikan materi
tanpa
media pembelajaran sehingga Tingkat hasil belajar siswa terhadap materi
percakapan sederhana masih rendah.
3)
Kekurangan
siswa
Rendahnya motivasi siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
dalam hal ini adalah kemampuan siswa dalam melakukan percakapan
sederhana Memberikan.
4) Pasilitas Pembelajaran
Fasilitas pembelajaran yang ada di
sekolah masi tergolong minim, bahkan kuarang, hal ini yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan diskusi tanpa bantuan media pembelajaran.
b.
Perencanaan Tindakan Penelitian
Penelitian
ini berawal dari ketidakpuasan peneliti dalam melaksanakan pengajaran khusunya
pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti merasa belum optimal setelah
melihat hasil belajar siswa. Setelah dianalisis ternyata siswa kurang antusias
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada saat tidak menggunakan media
pembelajaran, maka peneliti pun memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan media Film kartun, karena berdasarkan penelitian
penggunaan media ini dapat membangkitkan
motovasi siswa.
Penelitian ini berfokus pada
bagaimana guru dalam membuat rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga Film kartun untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam konsep percakapan.
Kurang lengkapnya media
pembelajaran yang dapat menunjang dalam
mata
pelajaran Bahasa Indonesia sehingga Siswa mengalami kesulitan dalam memahami
materi percakapan sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
a)
Penetapan
siklus
Jumlah siklus yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah tiga siklus, akan tetapi jika dalam dua siklus sudah
mencapai KKM maka penetian dihentikan. Pembelajaran akan mencapai target yang
diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan rnenggunakan model Kemmis &
Mc.Taggart, yaitu melalui tahap-tahap siklus yang terdiri dari tahapan (fase): perencanaan (planning), tindakan
(action), observasi (observation) dan refleksi (reflection), dalam penelitian ini siklus
tindakan sama dengan tindakan pembelajaran.
b)
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 21 maret 2012 s.d 27 maret 2012, pukul 07.30 WIB sampai
dengan pukul 09.30 WIB Pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 rnenit dalam satu
siklusnya. Penelitian ini tidak berbenturan dengan kegiatan lain yang telah
diprogramkan dalam kalender pendidikan, karena telah memiliki persiapan khusus
yang telah direncanakan jauh hari sebelum penelitian.
c)
Menyusun
Instrumen
Dalam menyusun
iInstrumen yang dibuat penulis dalam
penelitian ini mencakup lembar analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk
mengetahui perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, lembar observasi untuk
mengetahui proses pembelajaran, lembar Kerja
siswa untuk menuntun siswa dalam memahami konsep luas daerah persegi panjang, lembar penilaian kinerja siswa pada proses
pembelajaran untuk menganalisis siswa selama proses pembelajaran, catatan
Lapangan (piel note) untuk mencatat
hal-hal penting selama proses pembelajaran berlansung yang sekiranya dibutuhkan
dalam penelitian ini dan lembar Evaluasi (tes akhir) digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep percakapan sederhana.
c. Pelaksanaan PTK
Pada
intinya pelaksanaan Prosedur penelitia
terdiri atas: (1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap
observasi/ pengumpulan data dan (4) Tahap refleksi, masing-masing tahap
peneliti berkolaborasi dengan
guru dan siswa melaksanakan serangkaian kegiatan perbaikan
pembelajaran. Kegiatan diawali dengan (1) Merumuskan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dengan baik, (2) Melaksanakan proses pembelajaran, (3)
Melaksanakan observasi dan pengumpulan data serta (4) Melaksanakan refleksi.
Prosedur Penelitian
4.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi
dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
memperoleh data tentang: perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan
pembelajaran, hasil pembelajaran, serta faktor pendulcung dan faktor penghambat
pelaksanaan pembelajaran berbasiskan media Film kartun untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia siswa di kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
Adapun
data penelitian adalah segala temuan baik yang bersifat kualitatif maupun yang
bersifat kuantitatif. Data yang diperoleh merupakan data yang dipandang relefan
dengan upaya perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung..
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis kualitatif deskriftif seperti yang dikemukakan oleh David Hopkins
(1985:106-114) dengan kerangka analisis sebagai berikut:
a) Pengelompokan awal data yang
terkumpul dan dilakukan pada setiap fase tindakan;
b) Data Kemampuan awal siswa dalam
hasil pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran melakukan
percakapan sederhan.
c) Data kemampuan guru dalam
merancang Rencana Pelakasanaan Pembelajaran yang beroreientasi pada peningkatan
pemahaman dan kemampuan siswa dalam melakukan percakapan sederhana menggunakan
media Film kartun.
d) Kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media Film kartun dalam percakapan sederhna.
e) Aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran
f) Hasil belajar siswa setelah
pembelajaran.
g) Interpretasi dan refleksi data.
h) Dilakukan pada setiap fase
tindakan pembelajaran pada setiap siklus.
i) Tindak lanjut (aksi dan
rekomendasi).
Dilakuakan pada setiap pembelajaran tiap siklus selesai.
Hasil refleksi tiap siklus dijadikan dasar pelakasanaan tindakan penelitian
siklus berikutnya.
1.
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk memperoleh data
tentang: perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, hasil
pembelajaran, serta faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan
pembelajaran berbasiskan media Film kartun anak untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia siswa di kelas I SDN
Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya. Data penelitian adalah segala temuan
baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Data yang
diperoleh merupakan data yang dipandang relefan dengan upaya perbaikan terhadap
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
2.
Teknik Analisis
Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif deskriftif
seperti yang dikemukakan oleh David Hopkins (1985:106-114) dengan kerangka
analisis sebagai berikut.
a. pengelompokan awal data yang
terkumpul dan dilakukan pada setiap fase tindakan;
b. Validasi pengelompokan data melalui teknik "coding", saturasi, dan triangulasi;
c. interpretasi/refleksi yang dilakukan pada setiap fase tindakan;
d. tindak lanjut
(aksi dan rekomendasi).
K.
JADWAL PENELITIAN
Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2012 samape Juni 2012
No
|
Kegiatan
|
Tahun 2012
|
|||||||||||||||
Bulan
|
|||||||||||||||||
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Pengajuan Judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Konsultasi Judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Konsultasi dan Penyusunan
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyerahan Proposal Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Revisi Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Bimbingan dan Konsultasi
Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Penulisan Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
Laporan Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
L. DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat (2008) : Media Pembelajaran
sumber
: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/ (diakses pada hari
rabu 18/04/2012. Jam 11.24.wib)
Badudu, J.s. 1985. Cakrawala Bahasa
Indonesia. PT gramedia, Jakarta.
(Depdikbud,1995/1996:2)
: Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD. Sumber
: http://www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-bahasa.html diakses kamis 19/04/2012.
Waktu 13.02.wib)
Ibrahim,Idi subandy (2007).Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi
Kepada Publik. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Khairil (2012). Hakikat, Fungsi Dan Tujuan
Berbahasa
Sumber : http://khairilusman.wordpress.com/2011/11/12/hakikat-dan-fungsi-bahasa/ Senin, 30 April 2012.pukul 09.25.Wib
Made Pidarta,1997. Landasan Kependidikan “Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia”
PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Jack
C. Richards dan willy A. Renandya.2002. sumber : http//www.Methodology in language
teaching.pendidikan.infogue.com. (diakses
hari kamis 19/04/2012. Waktu 14.23.wib)
No comments:
Post a Comment