Wednesday, 10 February 2016

PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN

A.    JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PERCAKAPAN  SEDERHANA  MELALUI MEDIA FILM KARTUN ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SDN Cipanyarang  Kabupaten Tasikmalaya)

B.     LATAR BELAKANG
Sekolah Dasar sebagai bagian integral dari rambu  pendidikan nasional pada jenjang pendidikan dasar akan ikut menentukan keberhasilan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar harus terus diupayakan, termasuk penyempurnaan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang pembelajaran yang harus berkembang efektif untuk menunjang tujuan pendidikan.
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar harus bersumber pada hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya (Depdiknas, 2003:1). Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarah kepada upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik lisan maupun tertulis, sehingga siswa mampu melakukan kegiatan berkomunikasi melalui bahasa Indonesia, serta dapat memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan melalui apresiasi sastra.
Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:81) menegaskan bahwa
"Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan bail: dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia."

Kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta ttimbuh apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan Indonesia, perlu ditunjang oleh empat aspek keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak dan berbicara sebagai keterampilan berbahasa lisan kemudian membaca dan menulis sebagai keterampilan berbahasa tulis. Oleh karena itu, Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:82) telah menetapkan pula bahwa:
Ruang lingkup mata pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.      Mendengarkan
2.      Berbicara
3.      Membaca
4.      Menulis

Pelaksanaan pembelajaran keempat aspek keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar, harus dilakukan secara terpadu dan berimbang dengan pembelajaran sastranya. Hal ini, sesuai dengan tuntutan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa keempat aspek keterampilan berbahasa dilaksanakan secara terpadu (Depdiknas, 2003:4). Kemudian, pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus mendapat porsi yang berimbang atau perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang.
Kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia melalui penggunan media Film kartun di Sekolah Dasar dipandang relevan dengan tuntutan kurikulum Sekolah Dasar 2006 khususnya untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:24-25) antara lain peserta didik memiliki kemampuan “Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.”
Kegiatan penggunaan media Film kartun dalam pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia ini, telah sesuai pula dengan tuntutan umum pembelajaran sastra di Sekolah Dasar, yaitu siswa dapat melakukan secara langsung mengapresiasi dan berekspresi sastra. Yus Rusyana (1978:9) mengemukakan dalam hal ini, bahwa pengajaran sastra di sekolah-sekolah terlebih untuk di tingkat Sekolah Dasar, harus menekankan kepada berpengalaman langsung terhadap karya sastra dan tugas guru adalah membantu murid menyajikan lingkungan yang memadai berupa bahan-bahan bacaan sastra. S. Effendi dalam Aminuddin (1991:35) menegaskan bahwa apresiasi sastra termasuk berekspresi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh, sehingga dapat menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Adapun kompetensi dasar apresiasi sastra cerita yang harus dikembangkan di Sekolah Dasar, menurut Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 34-35) untuk di kelas I  pada aspek mendengarkan adalah mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat); pada aspek berbicara adalah memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat; pada aspek membaca adalah menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat; serta pada aspek menulis adalah menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.Semua kompetensi dasar apresiasi sastra tersebut, bukan sekedar wacana melainkan harus dapat direalisasikan melalui cara dan kegiatan pembelajaran yang relevan. Dengan demikian, pembelajaran melalui penggunaan media Film kartun, memungkinkan sekali untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar.
Media Film kartun itu sendiri pada umumnya sangat digemari anak-anak. Anak-anak banyak melihat tayangan-tayangan Film kartun yang biasa diputar pada televisi, bahkan banyak anak yang tidak mau meninggalkan atau melewatkan acara Film kartun yang diputar dalam televisi itu. Banyak pula siswa yang telah memiliki Film kartun dan diputar di rumah masing-masing melalui  video compact disc (I CD). I CD Film kartun itu sendiri, banyak diproduksi dan bisa beredar di kalangan masyarakat luas karena bebas diperjual belikan. Cerita Film kartun dalam I CD sangat beragam sekali dan memungkinkan bisa dipilih disesuaikan dengan selera anak-anak.
Strategi pemecahan masalah penulis untuk mengadakan penelitian  tentang  percakapn sederhan di Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SDN Cipanyarang  Kabupaten Tasikmalaya dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Percakapan  Sederhana  Melalui Media Film Kartun Anak”.

C.    PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian tindakan yang akan dilakukan yang Berdasarkan uraian dari Identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini perumusan masalahnya dalam bentuk pertanyaan secara umum yaitu: Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
Agar memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, masalahnya dibatasi dan dirumuskan secara rinci seperti di bawah ini.
a.       Bagaimanakah mengefektiflcan perencanaan peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya ?
b.      Bagaimanakah mengefektifkan proses pelaksanaan peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya ?
c.       Bagaimanakah perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya ?

D.    TUJUAN PENELITIAN
1.      Tujuan Umum Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah ingin memperoleh data yang akurat tentang upaya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya Secara khusus, tujuan penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data menyangkut hal-hal di bawah ini.
a.       Memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
b.      Memperoleh data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
c.       Memperoleh data tentang perkembangan kemampuan berbahasa siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
2.      Tujuan Khusus Penelitian
Secara khusus tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
a.       Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran yang berorientasi pada materi Percakapan sederhana dalam mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan percakapan sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia
b.      Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan materi Percakapan sederhana dalam mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan percakapan sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia
c.       Mengetahui hasil kemampuan belajar siswa materi Percakapan sederhana dalam mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan percakapan sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia
E.     MANFAAT PENELITIAN
Manfaat secara umum hasil kegiatan penelitian adalah untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dengan berbasiskan media Film kartun di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya
Secara khusus manfaat penelitian dapat dirinci seperti di bawah ini.
1.      Manfaat secara Teoretis
Manfaat secara teoretis dari penelitian ini adalah mengembangkan ilmu pendidikan tentang pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya menyangkut upaya peningkatan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun di Sekolah Dasar.
2.      Manfaat Bagi Guru Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi guru Sekolah Dasar, terutama bagi guru kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya adalah guru memperoleh wawasan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengeI aluasi peningkatan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun
3.      Manfaat Bagi Siswa Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi siswa, khususnya bagi siswa kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya adalah mereka memperoleh pengalaman belajar bahasa dan sastra, khususnya dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa berbasiskan media Film kartun
4.      Manfaat Bagi Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi Sekolah Dasar, khususnya bagi SDN  Cipanyarang  Kabupaten Tasikmalaya  adalah sekolah memperoleh model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa siswa berbasiskan media Film kartun
5.      Manfaat Bagi Dosen Peneliti
Manfaat hasil penelitian bagi dosen peneliti, khususnya bagi kami sebagai Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Tasikmalaya adalah setelah memperoleh gambaran tentang pembelajaran peningkatan kemampuan berbahasa siswa dengan berbasiskan media Film kartun di kelas I  Sekolah Dasar, kami bisa memperoleh model pembelajaran bahasa dan sastra di kelas tinggi Sekolah Dasar, untuk kemudian dikembangkan dalam kegiatan perkuliahan dengan mahasiswa Program S. l Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


F.     LANDASAN TEORI
1.      Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya harus sudah dimulai sejak di Sekolah Dasar. Anak-anak usia Sekolah Dasar sangat memerlukan pendidikan yang benar-benar bermanfaat sebagai dasar untuk mengembangkan dirinya baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Anak usia Sekolah Dasar perlu diberi bekal pengalaman dasar yang dapat memberikan kebahagiaan bagi kelangsungan hidupnya. Pengajaran bahasa dan sastra sebagai bagian integral dari pendidikan dan pengajaran di Sekolah Dasar akan memberi andil dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.
a.      Hakikat Bahasa Indonesia
Pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar telah ditetapkan dalam Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:25) yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan "Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa."
Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 34-35) telah menetapkan beberapa kompetensi dasar menyangkut pembelajaran apresiasi sastra cerita yang harus dikembangkan di kelas I  Sekolah Dasar, yaitu pada aspek mendengarkan adalah mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat); pada aspek berbicara adalah memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat; pada aspek membaca adalah menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat; serta pada aspek menulis adalah menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.
Adapun rambu-rambu pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarahkan bahwa pengajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi dan berekspresi sastra. Kegiatan mengapresiasi dan berekspresi sastra ini, erat hubungannya dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Perbandingan bobot pengajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang dan dapat disajikan secara terpadu, misalnya bahan (wacana) sastra sekaligus dapat dipakai sebagai bahan pembelajaran bahasa (Depdikbud, 1994/1995:10).
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan tersebut, maka standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penugasan, pengetahuan, ketrampilan berbahasa, sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Tarigan (1990:2-3) mengemukakan adanya delapan  prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu (1) bahasa adalah suatu rambu , (2) bahasa adalah vokal, (3) bahasa tersusun dardda lambang-lambang arbitrari, (4) setiap bahasa bersifat unik, (5) bahasa dibangun dardda kebiasaan-kebiasaan, (6) bahasa ialah alat komunikasi, (7) bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada, dan (8) bahasa itu berubah-ubah.

Sumber.Khairil(2011).http://khairilusman.wordpress.com/2011/11/12/ha- kikat-dan-fungsi-bahasa/ Senin, 30 April 2012.pukul 09.25.Wib

b.      Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan di antaranya, dalam (BSNP, 2006:10) mengemukakan :
“(1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia”.


Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini telah mencakup seluruh aspek kebahasaan, maka siswa dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat, serta mampu membanggakan bahasa Indonesia sebagai budaya Indonesia. Dengan begitu, siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan disertai rasa bangga terhadap budayanya sendiri.
c.       Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran   apresiasi  sastra  bahasa Indonesia di Sekolah Dasar akan
memberikan manfaat berharga bagi siswanya yaitu sebagai hiburan, informasi, dan pendidikan. Puji Santosa (2004:8.28) mengemukakan bahwa terdapat lima manfaat bagi kehidupan anak-anak dari apresiasi sastra anak, yaitu:
1)      manfaat estetis,
2)      manfaat pendidikan,
3)      manfaat kepekaan batin atau social, 4) manfaat menambah wawasan, dan
4)      manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.

Tadkiroatun Musfiroh (2005:23-52) mengemukakan pula bahwa manfaat cerita adalah untuk perkembangan moral, perkembangan kognisi, perkembangan bahasa, perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan motorik anak.
Kegiatan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Dasar, termasuk pembelajaran apresiasi sastra cerita, bukan pembelajaran tentang teori sastra melainkan pembelajaran apresiasi sastra yang dilakukan-secara langsung berkransaksi antara jiwa dengan karya sastranya. Puji Santosa (2004:8.16) menegaskan bahwa kegiatan apresiasi sastra secara langsung meliputi kegiatan membaca, mendengarkan, dan menonton sastra.
Bobot pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Dasar menurut Kurikulum Pendidkan Dasar (Depdikbud,1996/1997; Depdiknas, 2003) harus berimbang dengan pembelajaran bahasanya dan pembelajaran apresiasi sastra dapat digunakan unhilc meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa atau sastra dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran kemampuan berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran apresiasi sastra, termasuk pembelajaran apresiasi sastra cerita harus terpadu dengan pembelajaran kemampuan berbahasanya. Dalam hal ini, pembelajaran apresiasi sastra cerita digiwakan pula untuk membina kemampuan berbahasa siswa, sehingga bobot pembelajaran apresiasi sastra berimbang dengan pembelajaran bahasanya atau selain siswa terbina dalam apresiasi sastra juga terbina dalam kemampuan berbahasanya, baik pada aspek menyimak, aspek berbicara, aspek membaca, maupun aspek menulis.
Depdikbud (1995/1996:2). Mengemukakan  bahwa :

“manfaat pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan salah satu alat penting untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, antara lain: (1) menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, (2) memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan, (3) memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis, (4) memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami, mengungkapkan dan menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan” .

pembelajaran-bahasa.html. diakses hari. Senin, 30 April 2012.pukul 09.50.wib.


d.      Program Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
Program pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar telah diatur dalam kurikulum Sekolah Dasar 2006. Kedua program pembelajaran tersebut telah ditetapkan melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Hal ini, sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 82) bahwa:
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berrbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.      Mendengarkan
2.      Berbicara
3.      Membaca
4.      Menulis

Program pembelajaran bahasa clan sastra Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya untuk di kelas I  (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:92) dapat dilihat pada tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas I  Sekolah Dasar.



Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas I  Sekolah Dasar

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan


5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

Berbicara
5.      Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi danbermain drama


6.2 Memerankan tokoh drama dengan
      lafal, intonasi, dan ekspresi yang
      tepat
Membaca
6.      Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak

6.3  Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
Menulis
4        Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog


4.3  Menulis dialog sederhana antara
duaatau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya


e.       Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
1)      Media Film
Menurut Winataputra (2002 : 5), mengemukakan

“Media film merupakan kombinasi audio dan visual. Penyajian materi atau bahan ajar akan lebih optimal dengan menggunakan media ini. Media audio visual adalah media yang dapat dilihat, dapat didengar dan dapat sebagai bahan diskusi.

2)      Film Kartun
Film kartun dapat disebut juga sebagai film animasi. Film kartun adalah bentuk dari gambar animasi 2 Dimensi (2D). Istilah animasi berasal dari bahasa Yunani anima, artinya jiwa atau hidup. Kata animasi dapat juga berarti memberikan hidup sebuahobjek dengan cara menggerakkan objek gambar dengan waktu tertentu (Sibero,2008:9). Animasi tidak hanya digunakan untuk hiburan saja, animasi dapat jugadigunakan untuk media-media pendidikan, informasi, dan media pengetahuan lainnya.Secara arti harfiah animasi adalah membawa hidup atau bergerak. Animasi adalahsebuah rangkaian gambar atau obyek yang bergerak dan seolah-olah hidup (Chandra,2000 : 1).
f.       Manfaat Penggunaan Media Film kartun dalam Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Miarso yang dikemukakan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008:6) dapat diartikan "Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar." Berdasarkan pengertian media tersebut, media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk di Sekolah Dasar adalah segala sesuatu pula yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar bahasa dan sastra Indonesia.
Adapun jenisnya, seperti yang diklasifikasikan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008:13­20) media untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar pun adalah bisa berupa media grafis, media bahan cetak, media gambar diam, media proyeksi diam, media audio, media audio I isual diam, media I ideo cassette, media Film kartun, multi media, dan media interaktif.
Menurut Ahmad Sabiri (205:116) Film kartun dalam pendidikan dan pembelajaran di kelas berguna untuk :
a.       Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa;
b.      Menambah daya ingat pada pelajaran;
c.       Mengembangkan daya fantasi anak didik;
d.      Mengembangkan minat dan motivasi belajar;
e.       Membatasi pembatasan dalam jarak waktu;
f.       Memperjelas dalm jarak waktu;
g.      Memperjelas sesuatu yang masi bersifat abstrak;
h.      Memberikan gambaran pengalaman yang realistis;

G.    KERANGKA BERPIKIR
Menurut Suriasumantri, (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan  hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.




H.    ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar dalam penelitian ini berfungsi sebagai titik tolak pemikiran yang dijadian dasar penelitian oleh penulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ali (Rani Mulyani, 2008 : 7) bahwa “Anggapan dasar merupakan suatu dasar yang dijadikan titik tolak dalam mencari hipotesis”.
Anggapan dasar penelitian ini adalah :
a.       Media/alat peraga sangat diperlukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
b.      Media Film kartun membantu meningkatkan percakapan sederhana melalui media film kartun berjudul “Adab Berpuasa”,

I.       HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah “suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut” (Wardani dan wihardit, 2008 : 43). Berdasarkan latar belakang masalah, maka hipotesis tindakan secara umum dirumuskan sebagai berikut : Apabila guru dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara efektif dengan penggunaan media Film kartun pada pembelajaran Bahasa Indonesia, maka hasil belajar siswa kelas  I SDN Cipanyarang  tentang konsep kemampuan dalam melakukan percakapan.

J.      METODE PENELITIAN
1.      Pengertian Metode
Dalam Kamus   Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan
sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Selain itu metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai sistem perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan materi pelajaran Bahasa Indonesia secara teratur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan media film kartun.
2.      Tujuan dari penggunaan Metode dalam pembelajaran
Menurut Simamora, Roymond H. (2009). Penentuan metode dalam pembelajaran tentunya memiliki tujuan adapun tujuan dari penggunaan metode adalah :
a.       untuk merangsang siswa belajar aktif; 
b.      untuk memberikan feed back (balikan);
c.       untuk Memberikan motivasi belajar;
d.      agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung;
e.       penyajian materi pelajaran sistimatis tidak berbelit-belit.
3.      Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, tentunya memerlukan metode untuk mempermudah dalam melaksanakannya. Dari beberapa jenis penelitian yang ada, peneliti memutuskan untuk menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart. Adapun alasannya karena langkah langkah penelitian cukup sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu model penelitian ini juga sudah mencakup 4 yang diperlukan dalam setiap siklusnya seperti perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi, dimana satu siklus sama dengan satu kali tindakan, demikian seterusnya hingga tercapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pernyataan Kasbolah (1998) yang berpendapat bahwa :
 “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk praktek pembelajaran dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu secara kolaboratif dan sistematis melalui perencanaan tindakan observasi dan refleksi”.

Pada dasarnya semua penelitian selalu berupaya untuk memecahkan suatu problema. Begitu juga dengan penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik problema yang harus dipecahkan yaitu, bahwa problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Jika digambarkan, prosedur PTK dapat ditunjukkan oleh gambar  dibawah ini.
Untuk melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajak rekan kerja yaitu guru kelas I di SD Cipanyarang untuk menentukan tujuan, prosedur, perencanaan secara sistematis dan logis melalui dari tahap perencanaan, pelaksanaan observasi, refleksi sampai pada tahap perolehan hasil dan pengambilan keputusan atau kesimpulan. Model PTK yang digunakan pada penelitian ini adalah Model desain Kemmis dan  Mc Taagart dengan periode 2 siklus :
 
















Gambar 2.1
Alur PTK Model Kemmis & Mc. Taggart
(Suharsismi 2010: 16)
Berdasarkan alur pelaksanaan tindakan kelas tersebut maka langkah penelitian ini diawali dari mengidentifikasi masalah di lapangan, kemudian melaksanakan tindakan pemecahan masalah berupa siklus. Jumlah siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 siklus. Setiap siklus dimulai dengan rencana, tindakan, observasi,dan refleksi

4.      Setting Penelitian
a.      Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Siswa Kelas I SDN Cipanyarang  Kabupaten Tasikmalaya
b.      Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cipanyarang SD ini termasuk sekolah yang cukup baik dalam prestasi akademiknya, serta  sangat responsif terhadap perkembangan pendidikan. PTK  rencananya dilaksanakan dalam dua siklus penelitian ini adalah siswa-siswi  kelas  1 SDN Cipanyarang, tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah  32 orang, yaitu terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
c.       Definisi Operasional Variabel Penelitian
1.      Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi sebagaimana dirumuskan pada uraian diatas terdiri dari :
a)      Variabel input
1)      Penguasaan konsep awal siswa terhadap konsep percakapan sederhana sebelum tindakan pembelajaran
2)      Penguasaan rancangan awal guru dalam menggunakan media film kartun anak mengenai konsep percakapan sederhana sebelum tindakan pembelajaran
b)      Variabel Proses
Variabel proses dalam penelitian ini adalah tindakan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan model dengan menggunakan media film kartun anak. termasuk tindakan-tindakan khusus yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan perckpan sederhana.
c)      Variabel Output
Variabel output (hasil tindakan) penelitian ini adalah :
1)      Peningkatan penguasaan guru menggunakan media film kartun anak
2)      Peningkatan penguasaan siswa terhadap kemampuan melakukan percakapan sederhan setelah serangkaian tindakan pembelajaran dilaksanakan.
2.      Fokus Tindakan
Fokus tindakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
a.          Kinerja Guru
1)        Meningkatkan kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia  pada pokok bahasan mengenai materi percakapan sederhan dengan menggunakan media film kartun.
2)        Meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok percakapan sederhan tentang kemampuan siswa dalam melakukan percakapan sederhan dengan menggunakan media film krtun anak.
b.          Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa
1)      Meningkatkan hasil belajar penguasaan konsep dan keterampilan proses
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia  pokok bahasan pokok percakapan sederhan tentang kemampuan siswa dalam melakukan percakapan sederhan dengan menggunakan media film krtun anak.
2)      Aktivitas Hasil belajar menunjukkan kepada tingkat kualifikasi ukuran yang menjadi sasaran sekaligus tujuan yang mesti dicapai melalui berbagai aktivitas, pengalaman siswa secara utuh, menyeluruh dan terpadu dari proses aktivitas pembelajaran.
3.      Prosedur Penelitian
a.      Refleksi Awal  (Orientasi dan Identifikasi Masalah)
Sebelum pelaksanaan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan pengidentifikasian terhadap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 khususnya mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1)      Program pembelajaran (SK-KD) yang belum berhasil atau belum berkembang
Adapun hasilnya beberapa kali peneliti mencoba melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan beberapa metode seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi namun hasilnya belum mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Kemudian peneliti mempunyai gagasan untuk menggunakan media Film kartun dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dimana berdasarkan penelitian penggunaan media Film kartun ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkakan kemampuan siswa dalam melakukan percakapan.
2)      Kekurangan Guru Mengajar dalam Percakapan
Dalam pelaksanaan pembelajaran   Guru    hanya  menyampaikan materi
tanpa media pembelajaran sehingga Tingkat hasil belajar siswa terhadap materi percakapan sederhana masih rendah.

3)      Kekurangan siswa
Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran  Bahasa Indonesia, dalam hal ini adalah kemampuan siswa dalam melakukan percakapan sederhana Memberikan.
4)      Pasilitas Pembelajaran
Fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah masi tergolong minim, bahkan kuarang, hal ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tanpa bantuan media pembelajaran.
b.      Perencanaan Tindakan Penelitian
Penelitian ini berawal dari ketidakpuasan peneliti dalam melaksanakan pengajaran khusunya pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti merasa belum optimal setelah melihat hasil belajar siswa. Setelah dianalisis ternyata siswa kurang antusias terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada saat tidak menggunakan media pembelajaran, maka peneliti pun memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media Film kartun, karena berdasarkan penelitian penggunaan media ini  dapat membangkitkan motovasi siswa.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana guru dalam membuat rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Film kartun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam konsep percakapan.
Kurang lengkapnya    media   pembelajaran yang dapat menunjang dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi percakapan sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
a)      Penetapan siklus
Jumlah siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tiga siklus, akan tetapi jika dalam dua siklus sudah mencapai KKM maka penetian dihentikan. Pembelajaran akan mencapai target yang diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan rnenggunakan model Kemmis & Mc.Taggart, yaitu melalui tahap-tahap siklus yang terdiri dari tahapan (fase): perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection), dalam penelitian ini siklus tindakan sama dengan tindakan pembelajaran.
b)      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 maret 2012 s.d 27 maret 2012, pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB Pembelajaran dilaksanakan selama 2  jam pelajaran atau 2 x 35 rnenit dalam satu siklusnya. Penelitian ini tidak berbenturan dengan kegiatan lain yang telah diprogramkan dalam kalender pendidikan, karena telah memiliki persiapan khusus yang telah direncanakan jauh hari sebelum penelitian.
c)      Menyusun Instrumen
Dalam menyusun iInstrumen yang dibuat penulis dalam penelitian ini mencakup lembar analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, lembar observasi untuk mengetahui proses pembelajaran, lembar Kerja siswa untuk menuntun siswa dalam memahami konsep luas daerah persegi panjang, lembar  penilaian kinerja siswa pada proses pembelajaran untuk menganalisis siswa selama proses pembelajaran, catatan Lapangan (piel note) untuk mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlansung yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini dan lembar Evaluasi (tes akhir) digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep percakapan sederhana.
c.       Pelaksanaan PTK
Pada intinya pelaksanaan  Prosedur     penelitia  terdiri    atas: (1) Tahap  perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap observasi/ pengumpulan data dan (4) Tahap refleksi, masing-masing tahap peneliti berkolaborasi dengan guru dan siswa melaksanakan serangkaian kegiatan perbaikan pembelajaran. Kegiatan diawali dengan (1) Merumuskan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan baik, (2) Melaksanakan proses pembelajaran, (3) Melaksanakan observasi dan pengumpulan data serta (4) Melaksanakan refleksi.





 




































Prosedur Penelitian

4.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk memperoleh data tentang: perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran, serta faktor pendulcung dan faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran berbasiskan media Film kartun untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya.
Adapun data penelitian adalah segala temuan baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Data yang diperoleh merupakan data yang dipandang relefan dengan upaya perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung..
5.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif deskriftif seperti yang dikemukakan oleh David Hopkins (1985:106-114) dengan kerangka analisis sebagai berikut:
a)     Pengelompokan awal data yang terkumpul dan dilakukan pada setiap fase tindakan;
b)     Data Kemampuan awal siswa dalam hasil pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran melakukan percakapan sederhan.
c)     Data kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelakasanaan Pembelajaran yang beroreientasi pada peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa dalam melakukan percakapan sederhana menggunakan media Film kartun.
d)    Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media Film kartun dalam percakapan sederhna.
e)     Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
f)      Hasil belajar siswa setelah pembelajaran.
g)     Interpretasi dan refleksi data.
h)     Dilakukan pada setiap fase tindakan pembelajaran pada setiap siklus.
i)       Tindak lanjut (aksi dan rekomendasi).
Dilakuakan pada setiap pembelajaran tiap siklus selesai. Hasil refleksi tiap siklus dijadikan dasar pelakasanaan tindakan penelitian siklus berikutnya.

1.      Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk memperoleh data tentang: perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran, serta faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran berbasiskan media Film kartun anak untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa di kelas I SDN  Cipanyarang Kabupaten Tasikmalaya. Data penelitian adalah segala temuan baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Data yang diperoleh merupakan data yang dipandang relefan dengan upaya perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
2.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif deskriftif seperti yang dikemukakan oleh David Hopkins (1985:106-114) dengan kerangka analisis sebagai berikut.
a.       pengelompokan awal data yang terkumpul dan dilakukan pada setiap fase tindakan;
b.      Validasi pengelompokan data melalui teknik "coding", saturasi, dan triangulasi;
c.       interpretasi/refleksi yang dilakukan pada setiap fase tindakan;
d.      tindak lanjut (aksi dan rekomendasi).



K.    JADWAL PENELITIAN
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2012 samape Juni 2012
No
Kegiatan
Tahun 2012
Bulan
Maret
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Pengajuan Judul
















2.
Konsultasi Judul
















3.
Konsultasi dan Penyusunan Proposal
















4.
Penyerahan Proposal Skripsi
















5.
Revisi Proposal
















6.
Pelaksanaan Penelitian
















7.
Bimbingan dan Konsultasi Hasil Penelitian
















8.
Penulisan Skripsi
















9.
Laporan Skripsi





















L.     DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat (2008) : Media Pembelajaran
sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/ (diakses pada hari rabu 18/04/2012. Jam 11.24.wib)

Badudu, J.s. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. PT gramedia, Jakarta.


Ibrahim,Idi subandy (2007).Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Khairil (2012). Hakikat, Fungsi Dan Tujuan Berbahasa

Made Pidarta,1997. Landasan Kependidikan “Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia” PT RINEKA CIPTA, Jakarta.

Jack C. Richards dan willy A. Renandya.2002. sumber : http//www.Methodology in language teaching.pendidikan.infogue.com. (diakses hari kamis 19/04/2012. Waktu 14.23.wib)





No comments:

Post a Comment