Showing posts with label BAHAN PEMBELAJARAN. Show all posts
Showing posts with label BAHAN PEMBELAJARAN. Show all posts

Wednesday, 16 March 2016

PERUBAHAN BENDA KELAS VI SD

1.        Materi Perubahan Benda dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari penggunaan benda-benda disekitar kita. Kita duduk menggunakan kursi yang terbuat dari kayu, memakai ban sepeda yang berbahan karet, memasak dengan menggunakan wajan yang terbuat logam. Semuanya terjadi karena perubahan benda. Bagaimana cara kita untuk membuat suatu benda, kita harus memilih bahan terlebih dahulu untuk membuat suatu benda tersebut. 
Tidak semua benda dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, meskipun bahan tersebut kuat, kokoh dan tahan lama. Besi dan baja akan lebih cocok digunakan untuk menguatkan kerangka bangunan, gedung bertingkat dan kendaraan lapis baja, akan tetapi tidaklah cocok untuk pembuatan ban sepeda, karena ban sepeda harus dibuat dari bahan yang ringan.
Setiap benda atau bahan memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, berbagai benda tidak dibuat dari bahan yang sama. Mengapa demikian? Untuk membuat suatu benda, kita harus memilih bahan yang tepat. Bahan yang tepat adalah yang sesuai dengan tujuan pemanfaaatan benda. Misalnya, jas hujan dibuat dari bahan yang kedap air.
Agar bisa menentukan bahan dengan tepat, kita harus memahami sifatnya. Dengan begitu, kita dapat membuat benda sesuai dengan pemanfaatannya.
a. Karet
          Karet bersifat kuat, kedap air, lentur, tidak mudah patah, dan ringan. Karet dapat dilipat dan direnggangkan dengan mudah. Karet sangat dibututuhkan untuk bahan baku pembuatan ban kendaraan bermotor dan sepeda. Karet dan ban bekas dapat didaur ulang untuk pembuatan pot bunga, ember dan tempat sampah. Karet-karet yang dibentuk tipis dan kecil seperti karet gelang sangat berguna bagi pedagang untuk mengikat barang dagangannya. Bahan baku karet berasal dari getah pohon karet.
          Karet bersifat tidak tahan api. Ketika dipanaskan, karet menjadi sangat lengket. Oleh karenanya, karet digunakan sebagai bahan perekat. Misalnya, untuk merekatkan dua lapis kain. Dengan perekat karet inilah jas hujan pertama kali dibuat. Karet juga bersifat isolator listrik. Sifat ini dimanfaatkan untuk membungkus kabel listrik.
b.    Logam / Aluminium
Logam merupakan bahan yang bersifat kuat dan keras. Logam juga kedap air dan mampu menghantarkan panas. Logam memiliki titik didih yang tinggi sehingga sulit meleleh. Meskipun kuat dank eras, logam dapat dibentuk. Karenanya, logam dimanfaatkan sebagai kerangka bangunan dan kendaraan.
Beberapa logam mudah berkarat, contohnya besi dan baja. Adapula logam yang tidak mudah berkarat. Contohnya, emas, aluminium, perak, dan nikel. Logam ada berat, contohnya besi dan baja. Ada pula logam yang ringan, contohnya seng dan aluminium. Emas dan perak banyak dimanfaatkan sebagai perhiasaan. Sementara, nikel dapat dimanfaatkan untuk melapisi besi dan besi.
Logam bersifat tahan panas. Logam banyak dimanfaatkan dalam pembuatan alat masak. Contohnya, wajan dan cerek. Alat masak ini biasanya dibuat dari aluminium. Aluminium juga bersifat ringan dan tidak mudah berkarat. Karenanya, aluminium tepat untuk membuat alat masak.
Logam juga dimafaatkan dalam pembuatan kabel listrik. Hal ini karena logam bersifat sebagai penghantar listrik. Kabel listrik biasanya terbuat dari tembaga.
c.    Kayu
Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki bahan lain. Kayu dapat menyerap atau melepaskan air. Sifat ini dimafaatkan dalam pembuatan kertas tisu. Kertas tisu biasa digunakan untuk mengeringkan keringat. Kayu bersifat tidak dapat menghatarkan panas. Sifat ini dimanfaatkan dalam pembuatan gagang alat masak. Kayu bersifat keras, kuat, dan mudah dibentuk. Karenanya, kayu dimanfaatkan dalam pembuatan mebel dan bahan bangunan. Kayu juga dapat dibuat ukiran dan hiasaan. Kayu mempunyai sifat resonasi sehingga ikut bergetar ketika ada gelombang bunyi. Nada yang dikeluarkan dari kayu sangat enak didengar. Sifat ini dimanfaatkan pada pembuatan alat music. Contohnya, gitar, kulintang, dan biola. Kayu bersifat dapat terbakar sehingga dimafaatkan sebagai bahan bakar. Kayu juga cocok untuk membuat alat olahraga. Contohnya, pemukul bola kasti, bet (pemukul bola pingpong), dan takraw.



d.   Plastik
Plastik bayak digunakan untuk membuat berbagai macam benda. Plastik bersifat kuat, ringan, dan tidak tidak tembus air. Plastik juga trasparan, tidak berkarat, dan dapat diberi warna. Plastik menjadi lunak bila dipanaskan.
Plastik bersifat ringan dan kuat. Sifat ini dimanfaakan dalam pengemasan produk industri. Contohnya, makanan, air mineral, sampo, dan minyak goring. Selain itu, plastik mudah diberi warna sehingga terliahat menarik. Hal ini tentu saja dapat menarik perhatian pembeli. Plastik bersifat trasparan sehingga makanan dalam kemasan dapat terlihat.

Plastik banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam benda karena bersifat lunak dan ringan. Plastik dapat ditemukan pada berbagai alat rumah tangga. Contohnya, sendok, piring, gelas, dan wadah sayur. Plastik juga dimanfaatkan dalam pembuatan jas hujan. Sifat yang dimanfaatkan adalah ringan, lentur, dan kedap air.

Saturday, 5 March 2016

PEMBELAJARAN DI USIA DINI

              Pembelajaran di usia dini merupakan pmebelajaran yang diberikan pada masa-masa anak 

mulai bersosialisasai dengan masyarakat. Adapun  pembelajaran diusia dini sangatalah penting 

dialkukan guna pembentukan karakter anak.

              Pelaksanaan pembelajaran anak diusia dini meliputi beberapa aspek wilayah, diantaranya 

yaitu sebgai berikut :

1. Dilingkungan Keluarga 

2. Dilingkunghan masyarakat 

3. Dilingkungan Sekolah

Friday, 26 February 2016

Belajar dan Pembelajaran


Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2002:10).
Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang terdiri dari self instruction (dari dalam internal) dan eksternal instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat internal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran (Sugandi, 2004:9).
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat berhasil jika ada feed back atau balikan yang baik antara guru dengan peserta didik atau siswa. Seorang guru harus berusaha sebaik mungkin agar siswa dapat membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan memahami apa yang dipelajari, sehingga akan membentuk suatu perubahan pada diri siswa sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Jika sudah terjadi feed back antara guru dan siswa maka diharapkan tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara terprogram agar siswa mampu belajar secara aktif. Proses pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
Darsono (2000:25) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a.       Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b.      Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c.       Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
d.      Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e.       Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f.       Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.

Sebagai suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar semua komponen terjadi kerjasama, karena itu guru tidak hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi ia harus memperhatikan dan mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Salah satu model yang dilakukan untuk menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu melalui pembelajaran dengan melakukan apersepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.
Apersepsi ini dilakukan untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa fokus pada materi yang diberikan dan dalam pemberian materi sebaiknya harus disertai media yang mendukung sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, kemudian mengakhiri pelajaran dengan menarik kesimpulan (Sudjana, 2005:148).
Variasi gaya penyajian, model pembelajaran, menggunakan media yang menarik disesuaikan dengan materi pelajaran, maka diharapkan proses pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan merubah tingkah laku siswa, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa (Darsono, 2000:26).
Dalam rangka mencapai tujuan kurikuler lembaga menyelenggarakan serangkaian kegiatan pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Setiap kegiatan mengandung tujuan tertentu, yaitu suatu tuntutan agar subjek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran tersebut dikenal dengan nama tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (TPU/TPK). TPU adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu satuan kegiatan pembelajaran secara umum apa yang diharapkan dicapai subjek setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan TPK secara spesifik mengemukakan secara rinci berupa pesan-pesan pembelajaran yang menjadi indikator kemampuan belajar yang dirumuskan dalam TPU, (Sugandi,2004:22).
Dengan adanya tujuan pembelajaran seperti yang diungkapkan diatas maka diharapkan akan diperoleh suatu manfaat yang jelas dari proses pembelajaran. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: a) pengajaran menjadi lebih baik dan efektif, b) hasil belajar dapat dicapai lebih efisien, c) model pembelajaran yang sesuai dapat dipilih secara lebih mudah, d) mudah cara menyusun alat evaluasi, e) hasil evaluasi akan lebih baik (Slameto, 2003:92).
Tujuan umum dalam belajar yaitu terjadi perubahan perilaku positif orang yang belajar. Perubahan prilaku dalam belajar dapat digolongkan dalam tiga klasifikasi seperti yang diungkapkan Bloom, dalam Darsono (2000:32-33).
a.       Cognitive Domein (Ranah kognitif)
Ranah kognitif terdiri dari: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi.
b.      Affective Domein (Ranah Afektif)
Ranah Afektif terdiri dari: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c.       Psycomotoric Domein (Ranah Psikomotorik)
Ranah Psikomotorik terdiri dari: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan yang komplek dan kreativitas.


Dengan adanya tujuan dan perubahan perilaku dari proses pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas, maka diharapkan seorang guru dapat memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat menuju perubahan perilaku siswa baik ditinjau dari segi afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran untuk menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Djamarah (2002:48), kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi.
a.       Tujuan
Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah cita-cita yang ingin disampaikan dalam kegiatannya. Dimana terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
b.      Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan sebagai sumber belajar membawa pesan untuk tujuan pengajaran.
c.       Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
d.      Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.


e.       Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan.
f.       Sumber Pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan / materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g.      Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dan sesuatu.

Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar


1.        Hakikat Menulis
      “Menulis adalah kegiatan berbahasa tulis, pesan yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan” (Suparno dan M. Yunus, 2011: 1.7).
Sabarti Akhadiah (Yeti Mulyati, dkk. 2009: 5.1) mengemukakan bahwa:
 menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan untuk kegiatan menulis, maka menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks sehingga melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas; (3) paragraf disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5) penguasaan kosakata yang memadai.”


Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dengan serangkaian proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca.
2.    Tujuan Menulis
Adapun tujuan menulis menurut Alfin, j.,dkk (2008:123) sebagai berikut:
a)                   Untuk memberi tahukan informasi
b)                  Untuk meyakinkan atau mendesak
c)                   Untuk menghibur atau menyenangkan
d)                  Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

3.    Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Bernard Percy (Alfin, j.,dkk, 2008:123) mengemukakan sebagai berikut:
a)                   Sarana untuk mengungkapkan
b)                  Sarana untuk pemahaman
c)         Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, perasaan, kebanggaan,  hara diri
d)                  Menuingkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
e)         Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah
f)         Mengemngkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan  bahasa

4.    Langah-langkah Menulis
Britton (Alfin,j.,dkk, 2008:142) membagi langkah-langkah menulis ke dalam 3 tahapan yaitu:
a)      Tahap konsep, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan menentukan topik
b)      Tahap inkubasi, pada tahap ini kegiatan siswa adalah mengembangkan topik dan menggabungkan informasi yang tersedia

c)      Tahap hasil, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan mengembangkan   tulisan/menulis siswa memeriksa tullisan

Friday, 12 February 2016

SOAL CERITA PADA KPK

Pembelajaran Soal Cerita Matematika 
Tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di SD
         a.   Pengertian Soal Cerita Matematika
“Soal cerita merupakan suatu pemecahan masalah dalam aplikasi simbol–simbol matematika yang dikaitkan dengan realita kehidupan atau kehidupan sehari–hari”.(Suharjo, 2005:7). Soal cerita matematika merupakan pokok bahasan mata pelajaran matematika yang dalam penyelesaiannya siswa dituntut untuk dapat memahami seluruh komponen dan substansi yang terkandung di dalam soal. Komponen-komponen yang harus dipahami oleh siswa meliputi:
(1)  apa yang diketahui dalam soal soal itu;  
(2)  apa yang ditanyakan di dalam soal itu;
(3)  bagaimana rumusan kalimat matematika di dalam soal itu,
(4)  bagaimana cara menyelesaikan soal itu, dan
(5)  apa jawaban soal itu.
Dengan demikian untuk dapat menjawab soal cerita dengan benar, siswa harus dapat memahami tentang apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, bagaimana kalimat matematikanya, bagaimana cara menyelesaikan soal, dan apa jawaban dari soal itu. Tujuan diberikan soal cerita adalah agar setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa dapat menerapkan konsep–konsep matematika yang telah dipelajarinya untuk menyelesaikan masalah yang biasa timbul dalam kehidupan sehari– hari.   
b.    Pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
                  KPK adalah kepanjangan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Yang dimaksud kelipatan adalah kelipatan dari suatu bilangan. Contoh : kelipatan dari angka 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18…. (dan seterusnya). Sedangkan yang dimaksud dengan KPK adalah kelipatan dari suatu bilangan tapi yang nilainya paling kecil. Suhendra (2006:84) mengemukakan bahwa “kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan asli adalah kelipatan positif terkecil yang sama dan dimiliki oleh kedua bilangan”. Untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
a.    Metode Batang Cuisenaire
Sebagai contoh, pertimbangkanlah 3 batang dan 4 batang, kita bangun kereta 3 batang dan 4 batang sampai memiliki panjang yang sama. KPK nya adalah panjang yang sama dari kedua kereta. Jadi KPK 3 dan 4 adalah 12.
b.    Metode Irisan Himpunan
Pertama tentukan semua kelipatan positif dari bilangan pertama dan kedua. Kemudian temukan himpunan semua kelipatan persekutuan atau sama dari kedua bilangan. Terakhir, pilihlah elemen terkecil dalam himpunan lain.
                     Contoh :  Tentukan KPK dari 2 dan 4.
                     Penyelesaian:
                     K2 = {2, 4, 6, 8, 10,12,…}
                     K4 = {4, 8, 12, 16, 20, 24…}
Himpunan kelipatan persekutuan K2 ∩ K4 adalah {4, 8, 12,…} Karena bilangan terkecil pada K2 ∩ K4 adalah 4, maka KPK dari 2 dan 4 adalah 4.
c.    Metode Faktorisasi Prima
Sebagai contoh untuk menemukan KPK 12 dan 40, pertama tentukan dulu faktor dari 12 dan 40.
                     Faktor 12 adalah 22 x 3
                     Faktor 40 adalah 23 x 5
                     Pilihlah bilangan yang sama dengan pangkat yang terkecil yaitu 23

                     Jadi  KPK dari 12 dan 40 adalah 23 x 3 x 5 = 120.