Monday, 15 February 2016

MENULIS PETUNJUK MELALUI MEDIA POSTER

 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Melalui Media Poster
a.      Standar Kompetensi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi, lebih daripada sekedar pengetahuan tentang bahasa. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu diarahkan untuk mempertajam perasaan siswa. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan merupakan salah satu sarana belajar untuk menuju pemahaman tersebut
Peran sentral bahasa yaitu mengembangkan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.. Dalam KTSP (Depdiknas, 2006:317) dinyatakan bahwa:
tersedia, dan"…dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan:
1)      Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai kemampuan, kebutuhan, dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2)      Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
3)      Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya;
4)      Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program di sekolah;
5)      Sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang
6)      Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah".

Standar kompetensi merupakan kerangka mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berisi seperangkat kompetensi yang harus dimiliki dan dicapai oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka itu terdiri atas empat kompetensi utama, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok. Dengan demikian, standar kompetensi memiliki peran penting bagi siswa guna mengembangkan potensinya, serta peran penting bagi guru, sekolah dan orang tua baik dalam menentukan bahan ajar, terlibat aktif dalam program pembelajarn maupun lebih mudah dalam menentukan sumber belajar.
b.      Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dikemukakan dalam KTSP (Depdiknas,2006:261) agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a)      Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b)      Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa Negara.
c)      Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d)     Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e)      Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemempuan berbahasa.
f)       Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c.       Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas,2006:232) dinyatakan bahwa "Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek (1) Mendengarkan, (2) Berbicara, (3) Membaca, (4) Menulis".
Dengan demikian, keempat komponen berbahasa harus terlihat ketika proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
d.      Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Standar kompetensi yaitu sesuatu yang harus dimiliki siswa. Hali ini dijabarkan pula dalam kurikulum 2006 (Depdiknas,2006:37)  yaitu,"menulis petunjuk". Dengan kompetensi dasar yaitu menulis petunjuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu. Hasil belajar yang diharapkan yaitu menulis. Indikatornya yaitu menulis petunjuk melakukan sesuatu berdasarkan tema.
Materi pokoknya adalah menulis petunjuk melakukan sesuatu. Sebagai bahan pertimbangan dan pengetahuan peneliti, dalam kurikulum 2006 (KTSP) sudah tidak dinyatakan lagi hasil belajar, indikator juga materi pokok, yang ada hanya standar kompetensi dan komponen dasar saja.
Informasi dari instansi terkait (Depdiknas) bahwa indikator dan materi pokok diserahkan sepenuhnya kepada guru untuk dijabarkan lebih rinci disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar siswa.

2.      Hakikat Menulis Petunjuk                    
a.      Pengertian Menulis Petunjuk
Kemampuan menulis adalah satu keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting didalam kehidupan manusia.
Menurut Yeti Mulyati, dkk menyebutkan bahwa “Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis dari suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca) sehingga orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambing-lambang grafis tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh si penyampainya” (Mulyati,Teti dkk, 2010:7.4).

Sedangkan H.G Tarigan (1982:21) mengatakan  bahwa :

“menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Menurut Tarigan (Meilan,Arsanti blogZ) menyatakan bahwa “petunjuk berarti ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Petunjuk dibagi atas petunjuk lisan dan petunjuk tulis”.
Adapun pengertian petunjuk menurut Kamus Inggris Indonesia (dalam Artikata) “petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan , bagaimana sesuatu harus dikalukan”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa petunjuk adalah nasihat, ajaran, dan ketentuan-ketentuan yang patut dituruti untuk melakukan, menggunakan, dan membuat sesuatu. Mengacu pada pengertian-pengertian petunjuk, maka dapat dirumuskan bahwa pengertian menulis petunjuk adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberikan ketentuan-ketentuan tentang sesuatu agar dapat dilakukan oleh orang lain dengan baik dan benar. Petunjuk yang baik haruslah komunikatif dan mudah dipahami.
b.       Macam – macam Petunjuk
Depdiknas (dalam Meilan, Arsanti blogZ, 2011) menjelaskan bahwa “petunjuk dibagi menjadi tiga bagian, yaitu petunjuk melakukan sesuatu,
petunjuk menggunakan sesuatu, dan petunjuk membuat sesuatu.”
            Petunjuk melakukan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang patut dituruti dalam melakukan sesuatu, misalnya mencoblos dalam pemilu, cara mengerjakan soal, dan sebagainya. Petunjuk menggunakan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu. Misalnya cara menggunakan komputer atau alat-alat elektronik lainnya, aturan pakai dalam menggunakan sesuatu produk, dan lain-lain. Jenis petunjuk yang ketiga adalah petunjuk membuat sesuatu adalah arah, bimbingan, pedoman atau ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan dalam membuat sesuatu, misalnya cara membuat bubur ayam, kue tar, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan “menulis petunjuk melakukan sesuatu (petunjuk mencuci tangan)” dalam membuat tes/instrument.
c.       Syarat-syarat Menulis Petunjuk
Syarat-syarat sebuah petunjuk adalah harus singkat agar mudah diingat. Petunjuk harus pula tepat agar tidak terjadi kesalahan menangkap atau memahami isi petunjuk.. Petunjuk yang singkat, tepat, tegas serta harus menunjang kejelasan. Pada akhirnya petunjuk itu harus memberikan kejelasan bagi para pemakainya (Tarigan 2000:113). Adapun persyaratan yang diperlukan dalam petunjuk menurut Mulyati (dalam Meilian,Arsanti blogZ 2001) yaitu “petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan syarat-syarat menulis petunjuk yang baik yaitu petunjuk harus jelas, logis, dan singkat. Hal ini dimaksudkan agar petunjuk, baik tulis maupun lisan, dapat digunakan dengan tepat tanpa terjadi kesalahan menangkap isi petunjuk. Bila ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi, maka petunjuk dapat dilakukan dengan baik.   
d.      Pembelajaran Menulis Petunjuk Melalui Penggunaan Media Poster
Pembelajaran menulis petunjuk untuk siswa sekolah dasar (SD) terdapat di kelas IV semester I. pembelajaran menulis petunjuk diperlukan sebuah media berupa media poster terutama dalam pembelajaran menulis petunjuk melakukan sesuatu. Agar pembelajaran menulis petunjuk melakukan sesuatu melalui penggunaan media poster menjadi terarah, maka perlu adanya langkah-langkah pembelajaran yang relevan. Penulis uraikan langkah-langkah pembelajaran menulis petunjuk sebagai berikut:

1)      Guru memperlihatkan media gambar berupa poster “petunjuk mencuci tangan”.

No comments:

Post a Comment