A. Pengertian
Matematika
Menurut kurikulum 2006 (Depdiknas, 2008: 134) Mata
pelajaran matematika diajarkan kepada semua siswa dari Sekolah Dasar untuk
membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi
untuk dapat bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitip
seperti sekarang ini.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat
lain tentang definisi matematika. Menurut Johnson dan Rising (Ruseffendi, 1992: 28)
dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logik; matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide
(gagasan) dari pada mengenai bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasikan sifat – sifat atau teori – teori itu dibuat secara deduktip
berdasarkan kepada unsur – unsur yang didefinisikan atau tidak didepinisikan,
aksioma – aksioma, sifat – sifat atau teori – teori yang telah dibuktikan
kebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide;
dan matematika itu adalah suatu seni, kindahanya tedapat pada keterurutan dan
keharmonisannya. Jadi menurut Johnson dan rising, jelas bahwa matematika adalah
ilmu deduktif.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(2006:45) ”matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya pikir manusia”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis
menyimpulkan bahwa matematika adalah ilmu deduktif yang menjadi dasar
perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
B.
Tujuan
Matematika di Sekolah Dasar
Tujuan matematika di Sekolah Dasar pada
intinya adalah agar siswa dapat memecahkan masalah secara logis dan sistematis
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan matematika di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut kurikulum 2006 (Depdiknas, 2008: 135) adalah
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pmecahan masalah.
2.
Menggunakan
penalaran dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam melakukan
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3.
Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.
Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
5.
Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehiduan yaitu memilki rasa ingin
tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan
percaya diri dalam memecahkan masalah.
Untuk
mencapai tujuan matematika siswa perlu dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan
matematika yang lebih luas dan melibatkan benda-benda konkret maupun abstrak
serta aktivitas-aktivitas nyata dalam berbagai objek yang dipelajarinya.
C. Ruang
Lingkup Mata Pelajaran Matematika
Ruang
lingkup mata pelajaran matematika pada satuan SD/MI dalam Kurikulum KTSP 2006
meliputi 3 aspek yaitu: (1) Bilangan, (2) Geometri dan Pengukuran, (3)
Pengolahan Data. Adapun lingkup metematika dalam penelitian ini adalah lingkup
geometri dan pengukuran.
D. Karakteristik
Siswa Sekolah Dasar
Perkembangan usia siswa Sekolah Dasar
sangat penting bagi guru untuk dipahami, karena tingkat perkembangan siswa
berbeda-beda. Tingkat perkembangan dan kemampuan berpikir siswa sangat
berpengaruh ada keberhasilan belajar siswa terutama dalam penguasaan dan
pemahaman konsep siwa, menurut Jean Peaget dalam Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer (2001: 39) perkembangan kognitif siswa bedasarkan usia
dikelompokan ke dalam 4 fase perkembangan yaitu:
1)
fase sensori motorik, dari lahir sampai
usia sekitar 2 tahun
2)
fase pra operasional, mulai usia 2
tahun sampai usia sekitar 7 tahun
3) fase operasional konkret, mulai usia 7 tahun
sampai usia sekitar 12 tahun
4) fase formal operasional, berlangsung sejak
usia 12 tahun dan seterusnya.
Berdasarkan fase
perkembangan kognitif diatas, maka siswa Sekolah Dasar berada pada fase
operasional konkret, karena rata – rata siswa Sekolah Dasar di Negara kita
mulai dari usia 7 tahun sampai sekitar 12 tahun. Fase ini ditandai dengan cara
berpikir mulai logis tapi masih memerlukan benda – benda konkret. Oleh karena
itu dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar media konkret sangat membantu siswa dalam
memahami sebuah konsep khususnya dalam konsep matematika yang abstrak.
Penggunaan media konkret sejalan dengan pendapat Jhonson dan Rissing yang
menyatakan bahwa ”Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu,
saya berbuat maka saya mengerti”. (Ruseffendi, 1993: 139
No comments:
Post a Comment