I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah
satu upaya mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
Dengan pendidikan manusia mempunyai bekal dalam menghadapi kehidupannya sebagai
mahluk sosial yang bermartabat di tengah masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berlangsung semakin cepat menuntut sumber daya manusia yang
berkualitas dan berkompetensi tinggi sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Seiring
dengan perkembangan tersebut peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas agar menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan.
Sekolah sebagai lembaga formal
yang bertujuan mendidik lulusannya agar berkepribadian, berpendidikan, dan
berkualitas dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pengajarannya agar
menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. Hal tersebut dapat dicapai
melalui interaksi belajar yang baik.
Keluarga sebagai kelompok
masyarakat terkecil mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembanagan anak. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan,
dengan demikian orang tua menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak
dikemudian hari.
Masalah anak-anak dan
pendidikan adalah suatu persoalan yang amat menarik bagi seorang pendidik saat
menghadapi anak-anak yang membutuhkan pendidikan. Mendidik anak dengan baik dan
benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar.
Peningkatan peranan keluarga serta pemberdayaannya dalam mendidik anak
menghadapi masa depan, terkait dengan strategi yang mengacu kepada hubungan
orang tua dan anak.
Perkembangan manusia dalam
interaksi dengan lingkungan keluarga melalui berbagai media dan sarana fisik
dan non fisik menunutut suatu konsep yang strategis, oleh karena itu manusia
merupakan sumber daya yang paling esensial bagi pembangunan bangsa. Pembangunan
bangsa itu seyogyanya bersumber dari
rumah di dalam kehidupan keluarga, karena di rumahlah seharusnya timbal
balik dibutuhkan kepedulian, kesadaran dan pengertian dasar tentang loyalitas
keluarga. Dengan demikian amatlah penting bahwa pendidikan dan interaksi dalam
keluarga menjadi salah satu kepedulian dalam pembangunan bangsa. Manusia
belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui
kehidupan keluarga untuk sampai pada bagaimana ia menempatkan dirinya kedalam
keseluruhan kehidupan tempat ia berada.
Berdasarkan uraian di atas
penulis membahas masalah tersebut dengan melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Prestasi Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN I .......... Kecamatan ..........”.
B.
Perumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembahasan
bidang penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Rumusan dalam penelitian
ini adalah bagaimana hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan ...........
Rumusan masalah
dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a.
Bagaimana
pola asuh orang tua siswa kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan .......... ?
b.
Bagaimana
prestasi siswa pada pembelajaran IPS yang telah dicapai siswa kelas IV SDN 1 ..........
Kecamatan .......... ?
c.
Seberapa
besar hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada
pemebelajaran IPS di kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan .......... ?
2. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah
Karena terbatasnya waktu,
tenaga serta sarana yang tersedia, maka penulis membatasi permasalahan kepada
hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada pembelajaran IPS
di kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan .......... dengan batasan sebagai
berikut:
a. Pola asuh yang diteliti adalah pola asuh
demokratis, yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi
tidak ragu-ragu mengendalikan mereka, adanya sikap terbuka antara orang tua
dengan anak.
b. Prestasi adalah hasil aktivitas siswa yang
dituangkan dalam angka atau skor yang dilihat dalam pembelajaran IPS.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan
pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun
tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang
hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pola asuh orang tua siswa
kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan ...........
b. Untuk mengetahui prestasi siswa pada
pembelajaran IPS yang telah dicapai siswa kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan ...........
c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada pemebelajaran IPS di
kelas IV SDN 1 .......... Kecamatan ...........
D. Kegunaaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam
upaya membahas masalah hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV
SDN I .......... Kecamatan .......... Kabupaten Ciamis. Masalah pola
asuh orang tua penting untuk diteliti karena berkaiatan erat dengan
perkembanagn anak sebagai tunas bangsa yang akan menerima tongkat estafet
perjuangan dan cita-cita bangsa.
Secara lebih rinci dan tegas
maka manfaat yang dapat diambil dari pelaksanan penelitian ini adalah :
1. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan
dapat menguji hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada
pembelajaran IPS di kelas IV SDN I .......... Kecamatann .......... sebagai
bagian penting pendidikan.
2. Apek Praktis
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pola asuh orang tua dalam mendidik
anak yang akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam mengajar di Sekolah Dasar.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam membina dan
membimbing anak-anak didiknya dalam menunaikan keberhasilan belajar siswa di
kelas IV Sekolah Dasar.
3. Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini
diharapkan memberikan inspirasi dan dorongan bagi para peneliti selanjutnya,
khususnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah dalam
penelitian ini.
E.
Kerangka Berpikir
Untuk memahami fokus
penelitian secara tajam dalam sebuah penelitian diperlukan suatu cara berpikir
yang diambil peneliti dalam memahami realitas objek yang diteliti. Adapun yang
menjadi kerangka berpikir dalam penelitian ini menurut Zakiyah Daradjat (1996:
56) “kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur
pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk ke dalam pribadi anak yang
sedang tumbuh”.
Penelitian ini mempersoalkan
tentang pola asuh yang dilaksanakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya yang
secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
F.
Anggapan Dasar
Menurut Ridwan (2009:194) “
asumsi atau anggapan dasar merupakan teori atau prinsip yang kebenarannya tidak
diragukan lagi oleh peneliti saat itu”.
Adapun yang menjadi asumsi
pada penelitian mengenai hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
siswa pada pembelajaran IPS diantaranya:
1. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa
anak mereka setelah diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah hak dan
kewajibannya untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Padahal banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, mulai faktor dari dalam anak itu
sendiri dan faktor dari luar diri anak yang meliputi faktor sosial, faktor
budaya, faktor lingkungan fisik dan lingkungan keagamaan.
2. Kurangnya perhatian orang tua terhadap
perkembangan intelektualitas anak.
3. Beragamnya prestasi siswa di Sekolah
Dasar. Dalam hal ini peranan orang tua sangat penting terutama mengenai pola
asuh orang tua yang ditanamkan di keluarga masing-masing.
G.
Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2006:64) hipotesis adalah “suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan hasil kajian teori, kerangka
berpikir, dan anggapan dasar, maka hipotesis yang dikemukakan adalah “adanya
hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada pembelajaran IPS
di kelas IV SDN I .......... Kecamatan ..........”
II.
RINGKASAN KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
a. Pola Asuh
Secara
etimologi, pola berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti menjaga,
merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam
menjaga, merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminologi, pola asuh anak
adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan dalam menjaga, merawat dan
mendidik seorang anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif atau positif.
b. Orang Tua
Pengertian orang tua menurut
Hasan (2009:1) adalah “ Ibu dan Bapak kandung, seseorang bukan bapak atau ibu
tiri, bukan pula bapak asuh atau ibu asuh, tetapi bapak atau ibu kandung siswa
yang telah diikat oleh tali perkawinan yang sah menurut agama maupun secara
administrasi pemerintahan”
Dari pengertian di atas
jelaslah bahwa orang tua adalah bapak atau ibu kandung siswa yang telah
melahirkannya. Mempunyai kewajiban membesarkan, mengasuh putra-putrinya agar
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Berbudi pekerti luhur, dapat
hidup mandiri serta mampu mengatasi permasalahan dalam hidupnya dan yang paling
penting orang tua harus memberikan perhatian yang penuh terhadap perkembangan
dan pertumbuhan anak.
2. Pengertian Prestasi Siswa
a. Prestasi
Menurut Adi Negoro (2002:17)
prestasi adalah “segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu
rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa”, sedangkan menurut Purwadarminto, “prestasi adalah hasil yang
dicapai “. Berdasarkan pendapat diatas, penulis berkesirnpulan hahwa prestasi
adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang
memuaskan.
b. Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991:951) “Siswa yaitu murid (terutama pada tingkat sekolah dasar
dan menengah)”
Ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai batasan tertentu di mana seseorang disebut siswa sampai ke jenjang
pendidikan menengah atas.
3. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Hakikat, Fungsi dan Tujuan Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar
1) Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Menurut kurikulum Sekolah
Dasar 2006 (Badan Standar Nasional Pendidikan 2006: 29)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Pada jenjeng SD mata pelajaran IPS memuat materi geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata Pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Dengan demikian mata pelajaran
IPS merupakan mata pelajaran yang mengajarkan pada siswa SD, agar siswa
mengenal fenomena-fenomena sosial, mulai dari yang dekat dengan lingkungannya
sampai dengan fenomena dunia.
2) Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar berdasarkan kurikulum Sekolah Dasar 2006 (Badan Standar Nasional
Pendidikan 2006: 29) adalah berikut ini :
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dengan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional dan global.
3) Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar
Ruang lingkup mata pelajaran
IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, tempat, dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
b. Program Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Kurikulum Sekolah Dasar 2006 (BNSP,
2006) menetapkan bahwa program pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar . Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar IPS (BSNP, 2006) ditetapkan sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan logis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama
sehingga dengan kemampuan tersebut peserta didik memiliki kemampuan untuk memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam rangka bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar pembelajaran IPS yng harus dikembangkan di Sekolah Dasar,
menurut program pembelajaran IPS di kelas IV semester 1 (BSNP:2006)
B.
Bentuk Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Menurut Danny I.
Yatim Irwanto ( 1991:94), mengemukakan beberapa pola asuh orang tua yaitu:
1.
Pola Asuh Secara Demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan
kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.
2. Pola Asuh Otoriter adalah kebalikan dari pola asuh demokratis,
yaitu cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti.
3. Pola Asuh Permisif atau pemanja biasanya memberikan
pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya..
4. Pola Asuh Penelantar Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan
waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya, waktu mereka banyak
digunakan untuk keperluan pribadi mereka seperti bekerja.
5.
Pola asuh dengan hadiah, yang
dimaksud disini adalah jika orang tua mempergunakan hadiah yang bersifat
material atau suatu janji ketika menyuruh anak berperilaku seperti yang diinginkan.
Sedangkan Marcolm
Hardy dalam Soenardji (1986:131) mengemukakan empat macam pola asuh yang
dilakukan orang tua dalam keluarga, yitu:
1. Autokratis (otoriter),
ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan
anak sangat dibatasi.
2. Demokratis ditandai
dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
3.
Permisif
ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak
untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
4.
Laissez faire ditandai dengan sikap
acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya.
Dari berbagai macam
pola asuh yang dikemukakan di atas, penulis hanya akan mengemukakan tiga macam
saja, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh penelantar.
Hal tersebut dilakukan agar pembahasan menjadi lebih terfokus dan jelas.
1. Pola
Asuh Otoriter
Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia (1988:692), “otoriter berarti berkuasa sendiri dan
sewenang-wenang”. Menurut Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D. Gunarsa,
pola asuh otoriter adalah “suatu bentuk pola asuh yang menuntut anak agar patuh
dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat orang tuatanpa ada
kebebasanuntuk mengemukakan pendapat sendiri”.
Jadi pola asuh
otoriter adalah cara mengasuh anak yang dilakukan orang tua dengan menentukan
sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa
kompromi.
2. Pola
Asuh Demokratis
Menurut Prof. Dr.
Utami Munandar (1992:98), “pola asuh demokratis adalah cara mendidik anak,
dimana orang tua menentukan peraturan-peraturan tetapi dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan anak”.
Pola asuh
demokratis adalah pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak,
namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh perhatian
antara orang tua dan anak.
3. Pola
Asuh Penelantar
Pola asuh ini
ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai
dengan keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi aturan dan
pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa
pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah
karena orang tua tidak pernah membenarkan atau menyalahkan anak. Akibatnya anak
akan berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah
perilaku itu sesuai dengan norma masyarakat atau tidak.
C.
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Prestasi Siswa pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Usia sekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada
usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah
dilihatnya. Orang-orang dewasa yangpaling dekat dengan anak adalah orang tua.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai
pengaruh sangat besar. Haryoko (1997: 2) berpendapat bahwa lingkungan sangat
besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam perkembangan anak. Orang tua
mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan kepribadian anak.
Pembelajaran tentang sikap, perilaku dan bahasa yang
baik sehingga akan terbentuknya kepribadian anak yang baik pula, perlu
diterapkan sejak dini. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama, guru
serta teman sebaya yang merupakan lingkungan kedua bagi anak. Kebutuhan yang
diberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada anak untuk
menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian dari orang-orang yang berada di
sekitarnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pola asuh orang tua mempunyai hubungan yang sangat besar terhadap prestasi siswa pada
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
III.
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan
peneliti adalah penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, hasil yang
didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam bentuk angka. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode korelasional.
Metode korelasional dalam penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti
bersifat korelasi yaitu meneliti ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang
ditimbulkan oleh pola asuh orang tua dengan prestasi siswa pada pembelajaran
IPS. Variabel penelitian ini meliputi dua variabel yaitu variabel bebas untuk
pola asuh orang tua (X) dan variabel terikat untuk prestasi siswa pada
pembelajaran IPS (Y).
B.
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian ini
meliputi dua variabel yaitu variabel bebas untuk pola asuh orang tua (X) dan
variabel terikat untuk prestasi siswa pada pembelajaran IPS (Y).
1. pola asuh orang tua merupakan faktor yang
sangat penting dibandingkan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Bedjo dalam Syamsuddin (2008:2) bahwa “berbagai
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa
diantaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat. Variabel ini meliputi aspek sebagai berikut:
Tabel 1.3
Aspek Pola
Asuh Orang Tua
No.
|
Indikator
|
Sub indikator
|
No. Soal
|
Jumlah Soal
|
|
Pernyataan Positif
|
Pernyataan Negatif
|
||||
1.
|
Adanya musyawarah dalam keluarga
|
a. Mengikutsertakan anak dalam musyawarah
keluarga
b. Mengajak anak-anak berunding dalam
menetapkan kelanjutan sekolah
|
1
2
|
|
1
1
|
2.
|
Adanya kebebasan yang terkendali
|
a.
Memperhatikan
penjelasan anak ketika melakukan kesalahan
b.
Anak
meminta izin jika hendak keluar rumah
|
6
7
|
27
|
1
2
|
3.
|
Adanya
pengarahan dari orang tua
|
a.
Memberikan
penjelasan tentang perbuatan yang baik dan mendukungnya
b.
Memberikan
penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik dan menganjurkan untuk
ditinggalkan
|
8, 10
11
|
28
26
|
3
2
|
4.
|
Adanya
bimbingan dan perhatian
|
a.
Memberikan
pujian kepada anak, jika benar atau berprilaku baik
b.
Memberikan
teguran kepada anak jika salah atau berprilaku buruk
|
9
5
|
32, 30, 29
24
|
4
2
|
Tabel 1.3
(Lanjutan)
No.
|
Indikator
|
Sub indikator
|
No. Soal
|
Jumlah Soal
|
|
Pernyataan Positif
|
Pernyataan Negatif
|
||||
4.
|
Adanya
bimbingan dan perhatian
|
c.
Memenuhi
kebutuhan sekolah anak sesuai dengan kemampuan
d.
Mengurus
keperluan atau kebutuhan anak sehari-hari
e.
Mengingatkan
anak untuk belajar
|
34
13, 14
12, 15
|
33
35
31
|
2
2
3
|
5.
|
Adanya saling
menghormati antar anggota keluarga
|
a.
Adanya
tutur kata yang baik antara anggota kelurga
b.
Tolong
menolong dalam bekerja
c.
Saling
menghargai antara yang satu dengan yang lain
d.
Bersikap
adil terhadap anak dalam pemberian tugas
|
16
17
18
19
|
|
1
1
1
1
|
6.
|
Adanya
komunikasi dua arah
|
a.
Memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya atau berpendapat tentang suatu hal
b.
Menjelaskan
alasan ditetapkannya suatu peraturan
c.
Membicarakan
segala persoalan yang timbul dalam keluarga
|
4, 20
21, 3
|
25
22
23
|
3
1
3
|
2. Prestasi siswa, prestasi siswa yang
dimaksud pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa pada pembelajaran
IPS dari semester 1 yang telah mereka pelajari. Variabel ini meliputi aspek
kompetensi dasar dan indikator sebagai berikut:
Tabel 1.4
Aspek Prestasi Siswa pada Pembelajaran IPS
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
No. Soal
|
1. Memahami sejarah, kenampakkan alam, dan
keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi
|
1.1 Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota,
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana
1.2 Mendeskripsikan kenampakkan alam di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman
sosial dan budaya.
|
-
Menjelaskan
komponen-komponen peta
-
Membaca
peta dengan menggunakan simbol, bentuk dan jenis peta
-
Menghitung jarak dengan menggunakan skala
-
Menjelaskan
manfaat kenampakkan alam serta hubungannya dengan sosial budaya
-
Menidentifikasi
peristiwa alam (gempa bumi, banjir, letusan gunung api, angin, topan) dan
pengaruhnya terhadap sosial budaya
-
Mengidentifikasi
pola perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi kenampakkan alam
|
1
2
3
4, 34
6, 7, 33
5
|
Tabel 1.4
(Lanjutan)
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
No. Soal
|
|
1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran sumber
daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah
di lingkungan setempat(kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya
|
-
Mengidentifikasi
jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi
-
Menjelaskan
sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
-
Menjelaskan
seperlunya menjaga kelestarian sumber daya alam
-
Menjelaskan
pengertian Bhineka Tunggal Ika
-
Menjelaskan
pentingnya persatuan dalam keragaman
-
Mengidentifikasi
adat atau kebiasaan di masyarakat setempat
-
Memberi
contoh cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat
-
Mencatat
peninggalan-peninggalan di lingkungan setempat
-
Mengumpulkan
informasi tentang asal usul sesuatu nama tempat dari berbagai sumber
|
8, 11, 14, 36, 9
10, 32, 35
12, 13
15
16
17, 18
37
21
19, 38
|
Tabel 1.4
(Lanjutan)
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
No. Soal
|
|
1.6 Meneladani kepahlawanan dan patriotisme
tokoh-tokoh di lingkungannya
|
-
Mengklasifikasikan
jenis peninggalan sejarah yang ada di lingkungan setempat
-
Menceritakan
peninggalan sejarah yang ada di lingkungan setempat
-
Mengidentifikasi
ciri-ciri peninggalan sejarah di lingkungan setempat
-
Menjelaskan
pentingnya memiliki sikap kepahlawanan
-
Memberi
contoh rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari
-
Menunjukkan
sikap positif terhadap para pahlawan dalam membela bangsa dan negara
-
Menghargai
para pahlawan dengan mengingat jasa-jasa mereka
-
Memberi
contoh bersedia menerima kekalahan dan kemenangan dengan jiwa besar
-
Bersedia
meminta dan menerima maaf
|
21, 24
20, 22
23
25, 26
28, 31
39, 40
29
27
30
|
C.
Lokasi, Populasi dan sampel/subjek
Penelitian
1. Lokasi penelitian yang diambil adalah di
SDN I .......... Kecamatan .......... pada kelas IV Sekolah Dasar.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:130)
menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan “sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto (2006:131). Adapun
populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I .......... Kecamatan ..........
Ciamis. Sedangkan teknik sampelnya adalah menggunakan teknik sampel jenuh karena
subjek yang akan diteliti kurang dari 100 orang yaitu siswa kelas IV SDN I ..........
sebanyak 32 orang atau satu kelas.
D.
Istrumen Penelitian
Istrumen adalah alat
penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:102) “istrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian”.
Istrumen yang akan digunakan adalah :
1. Angket
Teknik angket ini digunakan
sebagai teknik pengumpulan data utama untuk menggali data pokok dari responden
(siswa), mengenai pola asuh orang tua terhadap siswa.
2. Tes
Tes yang digunakan adalah tes
prestasi yaitu untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari mata
pelajaran IPS. Untuk mengetahui tingkat kebaikan suatu tes dapat dilakukan
analisis butir soal meliputi:
a. Validitas
Suatu tes yang baik akan
memiliki tingkat validitas yang tinggi. Istilah validitas pada dasarnya
menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap data yang seyogyanya
diungkap.
b. Reliabilitas
Istilah reliabilitas
menunjukkan kepada tingkat keandalan atau kemantapan suatu tes, maksudnya
sejauh mana suatu tes menghasilkan skor-skor yang konsisten.
c. Tingkat Kesukaran
Suatu tes yang baik akan
memiliki tingkat kesukaran yang seimbang. Pengertian seimbang disini bisa
berkenaan dengan proporsi penyebaran soal sulit, sedang, mudah atau dalam arti
sesuai dengan kemampuan siswa.
d. Daya Pembeda
Disamping memiliki tingkat
kesukaran yang seimbang, tes yang baik juga hendak memiliki keampuhan untuk
membedakan testi yang benar-benar mampu dengan testi yang kurang mampu.
e. Kepraktisan
Pengertian kepraktisan
menyangkut segi kemudahan dalam mengadministrasikan tes. Semakin mudah
diadministrasikan berarti tes itu semakin baik dilihat dari segi ini.
Hasil jawaban masing-masing diuji berkaitan
dengan validitas dan reliabilitas, sedangkan untuk tes ditambah dengan tingkat
kesukaran dan daya pembeda. Data yang dihasilkan dari analisis data itu akan
diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 dan anatest 4.0.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data
berarti harus menyajikan bahan-bahan mentah lalu memilih bahan yang sesuai lalu
mengumpulkannya berupa informasi dan laporan. Sebagaimna yang dikemukakan oleh Ridwan
(2006:59) adalah “data populasi atau sampel yang sudah terkumpul dengan baik
apabila digunakan untuk keperluan informasi, laporan atau analisis lanjutan
hendaknya diatur, dan disajikan dalam bentuk yang jelas, rapih, serta komunikatif dengan cara menampilkan atau
menyajikan data yang lebih menarik publik”.
Untuk memperoleh data
diperlukan teknik, teknik ialah alat atau cara untuk mencapai tujuan yaitu
data-data sebagaimna menurut Ridwan (2006:51) “teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.
Dalam pengumpulan dan
penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dan tes.
F.
Teknik Analisis Data
Analisis data berarti menyusun
atau memproses data atau fakta yang telah ada untuk digunakan sebagaimana
mestinya. Hal yang demikian sesuai yang dikemukakan oleh Nasution dan Kamang
(2009) mengemukakan bahwa “Analisis data adalah proses menyusun,
mengkategorikan fakta, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami
maknanya”.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini digunakan
untuk menguji apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau
tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal maka data yang akan dianalisis menggunakan
statistik parametrik, dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal
maka menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas data dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan uji kertas peluang normal, uji
liliefors, dan uji chi kuadrat.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan
mengkorelasikan antara dua variabel yang berbeda yaitu hubungan pola asuh orang
tua (X) dengan prestasi siswa pada pembelajaran IPS (Y). Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan pola asuh orang tuia dengan prestasi siswa
pada pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar.
Hipotesis statistik pada
tujuan diatas ditetapkan kaidah pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Ha :
Ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
siswa pada pembelajaran IPS.
Ho :
Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
prestasi siswa pada pembelajaran IPS.
Ho : r ≠ 0
Ha : r = 0
Pedoman yang digunakan untuk
menerima atau menolak hipotesis alternatif yang diusulkan
1. Ha diterima jika thitunng > ttabel
2. Ha ditolak jika thitunng < ttabel
G.
Agenda Kegiatan
KEGIATAN
|
BULAN
|
||||||||||||||||||
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
||
A. Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Observasi awal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Pengajuan judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Konsultasi judul dengan pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Pelaksanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Pembuatan instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Pengujian Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C. Penulisan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penulisan BAB I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penulisan BAB II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penulisan BAB III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penulisan BAB IV
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penulisan BAB V
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Penyelesaian skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
IV.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan ini dibagi ke dalam lima
bab:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Penelitian
B.
Kerangka
Latar Belakang
C.
Rumusan
Masalah
D.
Tujuan
Berpikir
E.
Anggapan
Penelitian
F.
Kegunaan
Dasar
G.
Hipotesis
BAB II LANDASAN TEORITIS
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Desain
Penelitian
B.
Variabel
C.
Lokasi,
popolasi dan sampel
D.
Intrumen
Penelitian
E.
Teknik
Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Profil
Lokasi dan Objek Penelitian
B.
Hasil
Analisis Data
C. Pembahasan Hasil Data
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Standar Isi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah
Dasar. Jakarta: BSNP
Daradjat, Zakiyah dkk
(1996). Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam. Jakarta : Bulan Bintang
Depdikbud, (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Gunarsa, D. Singgih. Y. Ny,
Gunarsa, D. Singgih (1995). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia
Hasan, Malik (2009). Pengaruh Kelengkapan Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Siswa di SDN Kedungredjo Balerejo. (Online). Tersedia.
http:// one. Indoskripsi. Com/click/7919/0 (29 Januari 2011
Munandar, Utami (1992). Hubungan Istri, Suami dan Anak dalam
Keluarga. Jakarta: Balai Pustaka
Ridwan (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan
dan Peneliti Pemula. Bandung : Alphabeta
Ridwan (2006) Dasar-dasar Statiska. Bandung : ALPHABETA
Soenardji (1986). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga
Sugiono (2008). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan
Rencanan Dasar. Cetakan ke 5. Bandung : Alphabeta
Syamsuddin, Abin(1996).
Psikologi Kependidikan Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Yatim Irawan, Danny I. (1991). Kepribadian
Keluarga Narkotika. Jakarta: Arcan
Zaenal, Alli (2004). Cara Mengasuh Anak Dalam Pola Pengasuhan.
Bandung: Gemilang Permai
No comments:
Post a Comment