PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA
MATERI SIFAT-SIFAT
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
DI KELAS V SEKOLAH DASAR
A. PENDAHULUAN
Pendidikan sekolah dipandang sebagai tempat yang paling
tepat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kedepannya dapat digunakan
dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan kwalitas pendidikan
di Sekolah Dasar salah satunya pada mata pelajaran boleh dikatakan sangat
penting karena pembelajaran matematika dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
pembelajaran lainnya dan saling ketergantungan antara konsep yang satu dengan
lainnya. Oleh Karena pelajaran matematika menuntut para guru untuk mampu
menyampaikan konsep yang dimaksud kepada siswa.
Berdasarkan
hasil observasi awal yang dilakukkan peneliti di kelas V SDN Pengadilan 1,
dengan Standar Kompetensi Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam
pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Melakukan
Operasi Hitung Campuran bilangan bulat. Permasalahan
yang ditemukan dalam pelaksanaan pengelolaan
proses pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar bagi guru belum memanfaatkan suatu bentuk rancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang memanfaatkan metode, pendekatan, model atau bentuk pendekatan
yang paling dianggap tepat.
Adapun proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukkan cenderung belum
melibatkan siswa secara aktif dan kreatif. Sehingga berdampak siswa jarang
mendapatkan kesempatan berperan dalam mengeluarkan pendapat dalam
proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas termasuk dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan guru. Hal ini berdampak rendahnya nilai mata pelajaran
matematika siswa dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, bahkan masih
dibawah KKM sebesar 75. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa
hanya sebesar 59,90. Dari seluruh siswa yang berjumlah 44 orang siswa yang
memenuhi nilai KKM adalah sebesar 22,72%
yaitu sebanyak 10 orang siswa dan sisanya sebesar 77,28% yaitu sebanyak
34 orang siswa belum mencapai KKM.
Upaya
mengatasi permasalahan tersebut penulis beranggapan, bahwa dalam pembelajaran
matematika diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dianggap paling tepat
dan pelaksanaanya lebih nyata. Salah satunya adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual untuk mengajarkan matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat melalui pendekatan ini, dalam mengajar guru terlebih dahulu
menggunakan alat peraga yang berupa benda-benda konkret.
Nurhadi
(2003. hlm,13) mengemukakan pernyataan ringkas tentang pendekatan kontekstual
adalah:
Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia
nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari;
sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang
terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,
berbagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat.
Berdasarkan
pendapat tersebut menunjukan bahwa pendekatan kontekstual konsep
pembelajarannya adalah guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupannya
Upaya
mengatasi permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukkan penelitian
dengan bentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). dengan judul: “Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi
Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Kontekstual Di
Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).
Mengacu
pada uraian latar belakang masalah, maka masalah yang utama dalam penelitian
ini adalah : Apakah melalui melalui pendekatan kontekstual pada materi operasi
hitung bilangan bulat dapat meningkatkan pemahaman siswa belajar siswa di Kelas
V Sekolah Dasar?.
Selain permasalahan utama peneliti juga
melakukkan perumusan mengenai permasalahan, yaitu sebagi berikut:
a. Bagaimana perencanaan
pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi
sifat-sifat perhitungan bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual di Kelas
V SDN Pengadilan 1?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa
pada materi sifat-sifat perhitungan bilangan bulat melalui pendekatan
kontekstual di Kelas V SDN
Pengadilan 1?
c. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada
materi sifat-sifat perhitungan bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual di
Kelas V SDN Pengadilan 1?
Berdasarkan atas perumusan di atas, maka tujuan umum
tindakan dilakukanadalah meningkatkan
pemahaman siswa pada materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat melalui
pendekatan kontekstual Di Kelas V Sekolah Dasar
B.
KAJIAN PUSTAKA
1. Operasi Hitung pada
Bilangan Bulat
Operasi hitung bilangan
meliputi:perkalian,pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Operasi hitung
bilangan ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih
memahami operasi hitung campuran bilangan bulat, ada baiknya kita ketahui
terlebih dahulu apa itu bilangan bulat
Dalam menyelesaikan
operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
1) Tanda operasi hitung dan 2) Tanda kurung. Apabila dalam suatu operasi hitung
campuran bilangan bulat terdapat tanda kurung, pengerjaan yang berada dalam
tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu. Apabila dalam suatu operasi
hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan
sifat-sifat operasi hitung sebagai berikut:
a.
Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-) sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b.
Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c.
Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat dari
pada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-), artinya operasi perkalian (x)
dan pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi penjumlahan (+)
dan pengurangan (-)
Sifat-sifat pengerjaan
operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan. Menurut pendapat Karim, (1996, hlm.99). operasi tersebut
adalah:
(1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian; (4)
pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat sehingga
pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang satu akan mempengaruhi
pemahaman konsep dan keterampilan operasi
yang lain
Pendapat tersebut yang
menyangkut sifat-sifat perhitungan bilangan bulat yang difokuskan pada
penjumlahan dan perkalian yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Sifat Komutatif (Pertukaran)
b. Sifat Asosiatif (pengelompokan)
c. Sifat Distributif Disebut Juga Sifat
Penyebaran.
2. Penerapan Pendekatan kontekstual dan Pemahaman
siswa pada mata pelajaran Matematika SD
Penerapan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran matematika diharapkan, siswa akan belajar akan ikut terlibat
secara aktif dan berjalan dengan baik apabila apa yang mereka pelajari
berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan
produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah (Nurhadi,
2003, hlm.8).
Nurhadi (2003, hlm.13) mengemukakan pernyataan
ringkas tentang pendekatan kontekstual adalah:
Konsep belajar dimana
guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, berbagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Dari pendapat tersebut pendekatan
kontekstual mengasumsikan dalam proses pelaksanaanya dapat membantu siswa
menemukan makna dalam pendidikan dengan cara membuat hubungan antara apa yang
mereka peroleh di dunia nyata dengan yang mereka pelajari di sekolah untuk
kemudian menerapkan pengetahuan tersebut di dunia nyata. Inti pendekatan
kontekstual adalah “melibatkan situasi dunia nyata sebagai sumber maupun
terapan materi pelajaran” (Aisyah,2007, hlm.10).
Adapun pendekatan menurut pendapat (Aisyah,
2007, hlm.11), terdapat beberapa ciri, yaitu :
1.
Pembelajaran aktif: peserta didk diaktifkan untuk
mengkonstruksi pengetahuan dan memecahkan masalah.
2.
Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda
akan memberikan siswa pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi
ataupun memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi transfer).
3.
Kerja sama dan diskursus: siswa belajar dari orang lain
melalui kerja sama, diskursus (penjelasan-penjelasan) tim kerja dan mandiri
(self reflection).
4.
Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang
menghubungkan dengan isu-isu kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di
luar kelas dan simulasi.
5.
Pengetahuan prasyarat: pengalaman awal siswa dan
situasi pengetahuan yang didapat mereka akan berarti atau bernilai dan nampak sebagai dasar dalam pembelajaran.
6.
Pemecahan masalah: berpikir tingkat tinggi yang
diperlukan dalam memecahkan masalah nyata harus ditekankan pada kebermaknaan
memorasi dan pengulangan-pengulangan.
7.
Mengarahkan sendiri (self-direction): siswa ditantang
dan dimungkinkan untuk membuat pilihan-pilihan, mengembangkan
alternatif-alternatif, dan diarahkan sendiri
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
pendekatan kontekstual mempunyai ciri-ciri kelas sebagai berikut: 1) pengalaman
nyata, 2) kerja sama, 3) saling menunjang, 4) gembira, 5) belajar dengan
bergairah, 6) pembelajaran terintegrasi, 7) menggunakan berbagai sumber, 8)
siswa aktif dan kritis, 9) menyenangkan, tidak membosankan, 10) sharing dengan teman, dan 11) guru
kreatif. Jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Untuk
melaksanakan pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja,
bidang studi apa saja termasuk matematika dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya.
C.
METODE PENELITIAN
1.
Model penelitin
Model Penelitian Tindakan
Kelas dalam penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart. Kunandar (2008, hlm.42)
menyatakan:
Penelitian
adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukkan menurut metode ilmiah yang
sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi baru,
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan
teori dan atau proses gejala sosial.
Penelitian
kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis,
sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekan guru sehari-hari
khususnya guru sekolah dasar. Model PTK yang dipilih adalah model Kemmis
dan McTaggart. Dalam model ini satu
kali pembelajaran identik dengan satu siklus tindakan, yang terdiri dari:
perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi (Wardani 2001, hlm.21).
2.
Lokasi
dan Subjek Penelitian
a. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di
Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 1 Jln. Tarumanagara No.16 Kel. Tawangsari Kec.
Tawang Kota Tasikmalaya.
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas V SDN Pengadilan 1.
Banyaknya subjek penelitian ini adalah 44 orang siswa, yang terdiri atas 24
orang siswa perempuan, dan 24 orang siswa laki-laki.
c.
Prosedur
Penelitian
1.
Orientasi dan Identifikasi Masalah
2.
Perencanaan Tindakan Penelitian
a)
Perencanaan Siklus Tindakan
b)
Sekenario Pembelajaran
c)
Fasilitas dan Bahan Ajar
d)
Instrumen Penelitian
d. Teknik
Pengumpulan Data dan Analisis Data
1) Teknik
Studi Dokumentasi
2) Teknik
Observasi
3) Teknik
tes
e. Kriteria
Keberhasilan
1)
Guru mampu menunjukkan kinerja baik, dalam menyusun RPP
sekurang-kurangnya 75%.
2)
Dalam proses pembelajaran guru mampu menunjukkan
kinerja baik, sekurang-kurangnya 75% dari sejumlah indikator dapat terkuasai.
3)
Siswa mampu menunjukkan peningkatan aktivitas
pembelajaran apabila sekurang-kurangnya 75% berperan aktif dalam pembelajaran.
D.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Perencanaan
Mengenai rancangan yang dibuat dan digunakan sudah mengacu pada KTSP
yang berlaku dengan bentuk rancangan pada
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
berbentuk langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, dengan
bentuk pelasksnaannya melipu: Kegiatan awal, Kegiatan inti, Kegiatan akhir, dan
diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evaluasi dan menyimpulkan keseluruhan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2.
Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya berjalan
dengan baik dan sesuai. Setiap tindakannya dialkukan perbaikan pada setiap
aspek yang dianggap kurang. Adapun aspek
yang dianggap kurang pada siklus 1 yaitu mencakup penguasaaan materi,
pemanfaatan alokasi waktu pelaksanaanya pembelajaran yang dianggap belum sesuai, pada
siklus 2 dialkuakan dan ternayata mengalami perbaikan
3.
Kemampuan Siswa
Adapun kemampuan siswa
diukur dari hasil belajar siswa dalam mengerjakn soal evaluai. Berdasrkan hasil
evaluasi yang dilakukanternyata mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Berdarakan tabel 4.4.
mengenai peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang dilakukan melalui tes tertulis dengan perolehan hasil evaluasi
yang diawali dari tes awal dengan perolehan sebesar 59,90 atau 59,90%, tes
akhir siklus 1 sebesar 72,20 atau 72,20%
dan tes akhir siklus 2 sesbesar 80,70.
Perolehan hasil belajar siswa yang telah mancapai KKM yang ditetapkan
sebesar 75, maka pemanfaatan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan
kontekstual pada materi Materi Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat
Melalui Pendekatan Kontekstual Di Kelas V Sekolah Dasar daianggap sudah tepat dan terbukti dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Adapun rakapitulasi tindakan pembelajaran yang
telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut.
SIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
a.
Pada perancangan RPP disusun mengenai materi sifat-sifat
operasi hitung bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual telah sesuai dan
mengacu pengelolaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
b.
Pelaksanaan pembelajaran pada materi sifat-sifat operasi hitung bilangan
bulat melalui pendekatan kontekstual dalam proses pelaksanaan pembelajaran
menujukkan hasil yang masksimal dan berjalan dengan baik pada setiap siklusnya yang menyangkut
aktivitas guru dan siswa.
c.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran Pada Materi Sifat-Sifat Operasi hitung bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual pada setiap siklusnya mengalami
peningkatan dan perbaikan. Hasil belajar siswa yang semula hanya sebesar 59,90
pada siklus 1 sebesar 72,20 dan siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 80,70. Dan mencapai KKM
2. Saran
a. Bagi
guru
Guru hendaknya mampu menentukan dan memilih
pendekatan pendekatan pembelajaran paling tepat guna meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Bagi
siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
hendaknya terbiasa mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan
pembelajaran
c. Bagi
Sekolah
Sebagai referensi bagi pihak sekolah bahwa pelaksanaaan
pembelajaran melalui pendekatan kontekstual mengenai sifat-sifat penjumlahan
bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Abduh, Amir. (2007). Pendekatan Pembelajaran Kontekstual: Sebuah Pendekatan Belajar Dalam
Pembelajaran Inovatif. Makalah.
Disajikan pada loka karya Peningkatan kualitas penyelenggaraan PPL
Mahasiswa S1 PGSD Yang dilaksanakan Oleh Pengelola Seminar Ilmiah Fakultas Ilmu
Pendidikan UNM, Makassar, 10 – 12 November 2007.
Aisyah, Nyimas, dkk. (2007). Pengembangan pembelajarn matematika SD.
Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional.
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta
: Raja Grafindo Persada
Nurhadi. (2003) Pembelajaran Kotekstual dan Penerapannya dalam KBK.Malang:
Universitas Negeri Malang.
Surya ,M. (2004) Psikologi Pembelajaran dan
Pengajaran. Bandung :Pustaka Bani Quraisy
Wardani,I.G.K. (2001). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi
No comments:
Post a Comment