Thursday, 25 February 2016

(ARTIKEL SKRIPSI) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORASI PADA SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DI KELAS V SEKOLAH DASAR


ABSTRAK
        Penelitian ini berangkat dari latar belakang yang menunjukkan bahwa kemampuan penalaran induktif matematika siswa pada mata pelajaran matematika menunjukkan hasil yang kurang memuaskan khususnya dalam proses mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, serta menarik kesimpulan, membuktikan, dan memberika alasan. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah yaitu pada umumnya guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmiss Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN I ................ yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi, setelah menggunakan pendekatan eksplorasi, kemampuan penalaran induktif matematika siswa pada sifat-sifat bangun datar mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 53,85%, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 69,23%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 88,46%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pendekatan eksplorasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri I ................ Kecamatan ................ Kabupaten  .................

Kata Kunci : kemampuan penalaran induktif, pendekatan eksplorasi

I.     PENDAHULUAN
         Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menjabarkan dan menganalisis kurikulum merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai acuan pokok yang harus dikaji untuk merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti pembelajaran yang dibinanya. Kurikulum yang digunakan di Indonesia sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini memacu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
         Menurut Permendiknas No.22 (Depdiknas, 2006) tujuan pembelajaran  matematika salah satunya yaitu ”Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika”. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, kemampuan penalaran merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan muncul sebagai dampak dari pembelajaran matematika. Sayangnya idealisasi tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas ini tidak diikuti dengan realitas di lapangan.
         Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................, ditemukan bahwa kemampuan penalaran induktif matematika siswa masih rendah, hal ini terlihat ketika dalam pembelajaran,  siswa masih kesulitan dalam melakukan proses penalaran induktif matematika. Ketika siswa diberikan beberapa soal tentang sifat-sifat bangun datar seperti: Andi menggambar sebuah segi empat, lalu ia menandai titik tengah dan sisi-sisi segi empat, keempat titik tengah itu dihubungkan untuk memperoleh sebuah segi empat lain. Apa nama bangun segi empat tersebut? Apa alasannya?
         Pemberian soal-soal jenis penalaran induktif tersebut hanya dapat dijawab oleh sebagian kecil siswa (19,23%) atau sekitar lima orang dari 26 siswa keseluruhan. Sebagian kecil siswa berani mengajukan dugaan jawaban yang dikaitkan dengan sifat-sifat bangun datar beserta alasannya, sedangkan siswa lainnya hanya menjawab dengan dugaan tanpa alasan dan pembuktian, padahal dalam soal ini yang diharapkan dari jawaban siswa adalah siswa mampu menjawab soal tersebut melalui proses mengajukan dugaan, pembuktian  dan alasannya. Pemahaman materi tentang bangun datar pun belum mencapai optimal, hal ini terlihat ketika 50% atau sekitar 13 0rang siswa dari 26 orang siswa secara keseluruhan memperoleh nilai di bawah KKM (60). Selain itu, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran matematika, terlihat bahwa pembelajaran yamg dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional yang kurang menekankan pada aktivitas siswa, guru hanya menyampaikan sifat-sifat, aturan, hukum atau konsepnya tanpa memfasilitasi siswa untuk mampu menciptakan suatu hipotesis (conjecture), selanjutnya mencari jawaban  untuk conjecture yang ia buat melalui kegiatan pengamatan dan penyelidikan. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif matematika siswa kelas V masih rendah.
        Untuk meningkatkan daya matematis siswa, pendekatan eksplorasi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang mengarahkan kepada bagaimana siswa memiliki keleluasaan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Adanya keleluasaan dalam menemukan permasalahan dan mengeksplorasi kemampuan matematis siswa menandakan bahwa kecenderungan siswa untuk benar-benar menikmati pembelajaran, merangsang ketertarikan dan rasa penasaran serta tantangan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya menjadi dapat diwujudkan. Dengan cara seperti itu, tujuan pembelajaran meningkatnya kemampuan penalaran induktif matematika siswa akan tercapai. Sehubungan dengan diberlakukannya Kurikulum 2006 yang pada dasarnya kemampuan penalaran merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika, maka penelitian tindakan kelas ini akan menerapkan pendekatan eksplorasi pada pembelajaran matematika SD.
         Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian :  Bagaimana meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar di kelas V SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................? Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar di SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran matematika terutama untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa dengan menggunakan pendekatan eksplorasi pada   materi sifat-sifat bangun datar di kelas V SDN I ................. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Kemampuan penalaran induktif matematika siswa di kelas V SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................ pada sifat-sifat bangun datar dapat meningkat apabila guru mampu merencanakan dan melaksanakan  proses pembelajaran melalui pendekatan eksplorasi secara optimal.

II. KAJIAN PUSTAKA
A.    Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
        Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas, harus memiliki strategi serta persiapan agar proses pembelajaran dan hasil belajarnya bisa berjalan dengan baik. Kurikulum yang berlaku saat ini di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan dan potensi sekolah, karakteristik sekolah, sosial budaya setempat, dan karakteristik siswa. Kurikulum ini memacu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
engan baik.
         Pengertian matematika, menurut kurikulum 2006 (BSNP, 2006:36) menjelaskan bahwa :
  Matematika adalah mata pelajaran yang diberikan kepada semua siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, kreatif, kritis serta kemampuan kerja sama agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
         Kurikulum 2006 atau KTSP menggariskan bahwa: “Fungsi matematika secara umum adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, serta bekerja sama”. Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan guru dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan ilmu lain atau pun guru dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu dalam kehidupan.
            Menurut Permendiknas No.22 (Depdiknas, 2006) salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah ”Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika bukan sekedar menghafal dan penanaman konsep semata,  tetapi ditekankan pada penguasaan kemampuan matematis seperti kemampuan penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Ruang lingkup matematika pada satuan pendidikan SD/MI yang terdapat dalam lampiran Permendiknas No.22 (Depdiknas, 2006) meliputi aspek-aspek: ”a) Bilangan, b) Geometri  dan pengukuran, serta c) pengolahan data”.
B.   Pendekatan Eksplorasi
         Eksplorasi berasal dari kata dasar eksplor. Kata “explore” berarti menjelajahi, menyelidiki, atau memeriksa. Sementara kata “exploration” berarti penjelajahan. (KBBI, 2006). Sementara itu pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Berdasarkan kedua kata tersebut dapat diungkapkan bahwa pendekatan eksplorasi merupakan cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dan data lain, menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis, membuat model matematikanya, menyusun dugaan, dan berabstraksi.
         Tahapan pembelajaran eksplorasi meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Diawali dengan masalah. Kegiatan pembelajaran diawali atau  disajikan dengan masalah. Masalah yang disajikan memiliki karakteristik; menarik bagi siswa, ada jawabannya, menantang (jawaban tidak segera ditemukan), mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi, mendorong siswa menggunakan penalaran induktif. 2)       Pengumpulan data atau informasi. Setiap data atau informasi dari masalah yang disajikan dikumpulkan dan diidentifikasi, pengumulan data atau informasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang ditanyakan serta kondisi data yang ada (jumlah, keadaan). 3) Analisis data. Setiap data atau informasi yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis, dalam menganalisis data dibutuhkan kemampuan khusus yang sesuai dan dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. 4) Penyimpulan. Pada tahap ini solusi permasalahan ditemukan untuk meyakinkan bahwa hal tersebut merupakan solusi, aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan adalah melihat kembali seluruh jawaban, mereviu.
C.  Penalaran Induktif Matematika
        Penalaran matematis terdiri dari dua bagian yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah proses penalaran dari pengetahuan prinsip atau pengalaman yang umum yang menuntut kita memperoleh kesimpulan sesuatu yang khusus. Sedangkan penalaran induktif didefinisikan sebagai proses penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan dari pengamatan hal-hal atau contoh-contoh khusus.
               Penalaran induktif dalam matematika digunakan untuk memperoleh dugaan-dugaan tentang rumus atau teorema. Rumus atau teorema yang diperoleh dengan penalaran induktif belum dapat dikatakan absah sebagai rumus atau teorema dugaan. Namun demikian penalaran induktif ini mempunyai peranan penting dalam memunculkan inspirasi untuk memperoleh rumus atau teorema dugaan. Penalaran induktif juga sangat penting dalam pembelajaran siswa di sekolah dasar karena penalaran ini mudah diikuti oleh para siswa, oleh karena itu pada kegiatan belajar ini banyak dibahas beragam contoh yang bervariasi dalam menerapkan penalaran induktif. Penalaran induktif bermula dari percobaan-percobaan atau contoh-contoh dan dari contoh-contoh tersebut dicari pola atau ciri kesamaannya untuk dapat disusun menjadi suatu kesimpulan yang berupa rumus/teorema dugaan.
      III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yang dugunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan jumlah tiga siklus. Model yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Langkah-langkah penelitian meliputi: perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Adapun tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dalam Penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu dengan satu orang guru sebagai peneliti mitra (observer) yaitu guru kelas terutama dalam mengobservasi dan refleksi.
                                                              Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 April 2010, siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 19 April 2010, dan siklus III dilaksanakan pada hari selasa, 22 April 2010. PTK ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Tahap perencanaan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi yang berorientasi pada penggunaan pendekatan eksplorasi untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa pada sifat-sifat bangun datar, mempersiapkan lembar observasi perencanaan pembelajaran, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan mempersiapkan media pembelajaran seperti gambar-gambar bangun datar. Tahap pelaksanaan terdiri dari rangkaian pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang berorientasi pada langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan eksplorasi. Tahap observasi meliputi kegiatan mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis dan merefleksi kemampuan guru dalam merancang RPP dan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
             Instrumen yang digunakan dalam oenelitian ini adalah format observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), format observasi aktivitas guru, dan format observasi aktivitas siswa. Pada siklus I siswa diberikan LKS dan soal evaluasi tentang sifat-sifat persegi panjang dan persegi, pada siklus II siswa diberikan LKS dan soal evaluasi tentang sifat-sifat jajar genjang dan belah ketupat, dan pada siklus III siswa diberikan soal evaluasi tentang sifat-sifat segitiga. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, observasi dan wawancara. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah triangulasi, saturasi (kejenuhan), dan common sense.
IV.  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
        Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 April 2010, Siklus II dilaksanakan  pada hari Jumat, tanggal 16 April 2010 dan siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 April 2010 dengan alokasi waktu masins-masing siklus 3 x 35 menit. Peneliti bertindak sebagai pengajar dan peneliti mitra sebagai observer.
A. Perencanaan Pembelajaran
         Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang sifat-sifat bangun datar, materi tersebut dipelajari di kelas V semester II. Skenario dalam pembelajaran disusun berdasarkan langkah-langkah dalam pendekatan eksplorasi selama tiga jam pelajaran (3x35 menit). Pada perencanaan tindakan akan difokuskan pada kemampuan guru dalam merancang rencana dan melaksanakan pembelajaran serta meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui pendekatan  eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar. Setelah memfokuskan tindakan, langkah selanjutnya mempersiapkan komponen-komponen pendukung untuk tindakan I seperti Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar kerja Siswa (LKS), dan lembar evaluasi untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar. Kemudian mempersiapkan lembar observasi yang meliputi : lembar observasi rencana pelaksanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa .
B.           Pelaksanaan pembelajaran
         Pada proses pembelajaran siklus I, siklus II, siklus III, langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya, walaupun masih mengalami hambatan dalam pengalokasian waktu yang telah direncanakan. Pada proses pembelajaran siswa terlihat lebih aktif terutama ketika mengerjakan LKS secara berkelompok. Secara umum Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut..
         Kegiatan awal secara garis besar langkah-langkahnya adalah guru mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif, memberikan motivasi kepada siswa, melakukan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti secara garis besar langkah-langkahnya adalah: Tahapan pembelajaran eksplorasi meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Diawali dengan masalah. 2) Pengumpulan data atau informasi. 3) Analisis data. 4) Penyimpulan

No comments:

Post a Comment