ABSTRAK
Penelitian
ini berangkat dari latar belakang yang menunjukkan bahwa kemampuan penalaran
induktif matematika siswa pada mata pelajaran matematika menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan khususnya dalam proses mengajukan dugaan, melakukan manipulasi
matematika, serta menarik kesimpulan, membuktikan, dan memberika alasan. Sebagian
besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah yaitu pada
umumnya guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa
melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmiss
Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN I ................ yang berjumlah 26 orang yang
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Berdasarkan hasil
observasi, setelah menggunakan pendekatan eksplorasi, kemampuan penalaran
induktif matematika siswa pada sifat-sifat bangun datar mengalami peningkatan
tiap siklusnya. Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 53,85%,
kemudian meningkat pada siklus II menjadi 69,23%, dan meningkat lagi pada
siklus III menjadi 88,46%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
eksplorasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa di
kelas V Sekolah Dasar Negeri I ................ Kecamatan ................
Kabupaten .................
Kata Kunci : kemampuan penalaran induktif,
pendekatan eksplorasi
I.
PENDAHULUAN
Salah satu
komponen penting dari sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menjabarkan dan
menganalisis kurikulum merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh
seorang guru sebagai acuan pokok yang harus dikaji untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menindaklanjuti pembelajaran yang dibinanya.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini memacu pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat menghasilkan kualitas
sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Menurut Permendiknas No.22 (Depdiknas,
2006) tujuan pembelajaran matematika salah
satunya yaitu ”Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika”. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika
tersebut, kemampuan penalaran merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan
muncul sebagai dampak dari pembelajaran matematika. Sayangnya idealisasi tujuan
pembelajaran matematika menurut Permendiknas ini tidak diikuti dengan realitas
di lapangan.
Berdasarkan hasil observasi di kelas V
SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................,
ditemukan bahwa kemampuan penalaran induktif matematika siswa masih rendah, hal
ini terlihat ketika dalam pembelajaran, siswa masih kesulitan dalam melakukan proses
penalaran induktif matematika. Ketika siswa diberikan beberapa soal tentang
sifat-sifat bangun datar seperti: Andi menggambar sebuah segi empat, lalu ia
menandai titik tengah dan sisi-sisi segi empat, keempat titik tengah itu
dihubungkan untuk memperoleh sebuah segi empat lain. Apa nama bangun segi empat
tersebut? Apa alasannya?
Pemberian soal-soal jenis penalaran
induktif tersebut hanya dapat dijawab oleh sebagian kecil siswa (19,23%) atau
sekitar lima orang dari 26 siswa keseluruhan. Sebagian kecil siswa berani
mengajukan dugaan jawaban yang dikaitkan dengan sifat-sifat bangun datar
beserta alasannya, sedangkan siswa lainnya hanya menjawab dengan dugaan tanpa
alasan dan pembuktian, padahal dalam soal ini yang diharapkan dari jawaban
siswa adalah siswa mampu menjawab soal tersebut melalui proses mengajukan
dugaan, pembuktian dan alasannya.
Pemahaman materi tentang bangun datar pun belum mencapai optimal, hal ini
terlihat ketika 50% atau sekitar 13 0rang siswa dari 26 orang siswa secara
keseluruhan memperoleh nilai di bawah KKM (60). Selain itu, peneliti melakukan
pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran matematika, terlihat bahwa
pembelajaran yamg dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional
yang kurang menekankan pada aktivitas siswa, guru hanya menyampaikan
sifat-sifat, aturan, hukum atau konsepnya tanpa memfasilitasi siswa untuk mampu
menciptakan suatu hipotesis (conjecture),
selanjutnya mencari jawaban untuk conjecture yang ia buat melalui kegiatan
pengamatan dan penyelidikan. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa penalaran induktif matematika siswa kelas V masih rendah.
Untuk
meningkatkan daya matematis siswa, pendekatan eksplorasi merupakan bagian
terpenting dalam pembelajaran yang mengarahkan kepada bagaimana siswa memiliki
keleluasaan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Adanya keleluasaan dalam
menemukan permasalahan dan mengeksplorasi kemampuan matematis siswa menandakan
bahwa kecenderungan siswa untuk benar-benar menikmati pembelajaran, merangsang ketertarikan
dan rasa penasaran serta tantangan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya menjadi dapat diwujudkan. Dengan cara seperti itu, tujuan
pembelajaran meningkatnya kemampuan penalaran induktif matematika siswa akan
tercapai. Sehubungan dengan diberlakukannya Kurikulum 2006 yang pada dasarnya
kemampuan penalaran merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan muncul
dalam pembelajaran matematika, maka penelitian tindakan kelas ini akan
menerapkan pendekatan eksplorasi pada pembelajaran matematika SD.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini
dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian : Bagaimana meningkatkan kemampuan penalaran
induktif matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun
datar di kelas V SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................?
Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif
matematika siswa melalui pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar di
SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas
pembelajaran matematika terutama untuk meningkatkan kemampuan penalaran
induktif matematika siswa dengan menggunakan pendekatan eksplorasi pada materi
sifat-sifat bangun datar di kelas V SDN I ................. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah: Kemampuan penalaran induktif matematika
siswa di kelas V SDN I ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................
pada sifat-sifat bangun datar dapat meningkat apabila guru mampu merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran
melalui pendekatan eksplorasi secara optimal.
II.
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Setiap guru yang akan melaksanakan
pembelajaran di kelas, harus memiliki strategi serta persiapan agar proses
pembelajaran dan hasil belajarnya bisa berjalan dengan baik. Kurikulum
yang berlaku saat ini di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan dan potensi sekolah, karakteristik sekolah, sosial budaya setempat,
dan karakteristik siswa. Kurikulum ini memacu pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat menghasilkan kualitas
sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
engan baik.
Pengertian matematika, menurut
kurikulum 2006 (BSNP, 2006:36) menjelaskan bahwa :
Matematika adalah mata pelajaran yang
diberikan kepada semua siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
kreatif, kritis serta kemampuan kerja sama agar dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Kurikulum 2006 atau KTSP menggariskan bahwa: “Fungsi matematika
secara umum adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
analisis, sistematis, kritis, serta bekerja sama”.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan guru dapat
memahami adanya hubungan antara matematika dengan ilmu lain atau pun guru dapat
memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu dalam
kehidupan.
Menurut Permendiknas No.22 (Depdiknas, 2006) salah satu tujuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah ”Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Berdasarkan
tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika bukan sekedar
menghafal dan penanaman konsep semata,
tetapi ditekankan pada penguasaan kemampuan matematis seperti kemampuan
penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Ruang lingkup matematika pada satuan pendidikan SD/MI
yang terdapat dalam lampiran Permendiknas No.22 (Depdiknas, 2006) meliputi
aspek-aspek: ”a) Bilangan, b) Geometri
dan pengukuran, serta c) pengolahan data”.
B. Pendekatan Eksplorasi
Eksplorasi
berasal dari kata dasar eksplor. Kata “explore”
berarti menjelajahi, menyelidiki, atau memeriksa. Sementara kata “exploration” berarti penjelajahan.
(KBBI, 2006). Sementara itu pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh
guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi
dengan siswa. Berdasarkan kedua kata tersebut dapat diungkapkan bahwa
pendekatan eksplorasi merupakan cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran yang menuntut siswa untuk menghubung-hubungkan antara pengetahuan
yang satu dan data lain, menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis,
membuat model matematikanya, menyusun dugaan, dan berabstraksi.
Tahapan pembelajaran eksplorasi meliputi
hal-hal sebagai berikut. 1)
Diawali dengan masalah. Kegiatan pembelajaran diawali atau disajikan dengan masalah. Masalah yang disajikan
memiliki karakteristik; menarik bagi siswa, ada jawabannya, menantang (jawaban
tidak segera ditemukan), mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi dan
manipulasi, mendorong siswa menggunakan penalaran induktif. 2) Pengumpulan data atau informasi. Setiap
data atau informasi dari masalah yang disajikan dikumpulkan dan diidentifikasi,
pengumulan data atau informasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan serta kondisi data yang ada (jumlah, keadaan). 3) Analisis data. Setiap data atau informasi
yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis, dalam menganalisis data dibutuhkan
kemampuan khusus yang sesuai dan dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. 4) Penyimpulan. Pada tahap ini solusi permasalahan ditemukan untuk meyakinkan
bahwa hal tersebut merupakan solusi, aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan adalah melihat kembali seluruh jawaban, mereviu.
C. Penalaran Induktif Matematika
Penalaran matematis terdiri dari
dua bagian yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif
adalah proses penalaran dari pengetahuan prinsip atau pengalaman yang umum yang
menuntut kita memperoleh kesimpulan sesuatu yang khusus. Sedangkan penalaran
induktif didefinisikan sebagai proses penalaran yang menurunkan prinsip atau
aturan dari pengamatan hal-hal atau contoh-contoh khusus.
Penalaran induktif dalam matematika
digunakan untuk memperoleh dugaan-dugaan tentang rumus atau teorema. Rumus atau
teorema yang diperoleh dengan penalaran induktif belum dapat dikatakan absah
sebagai rumus atau teorema dugaan. Namun demikian penalaran induktif ini
mempunyai peranan penting dalam memunculkan inspirasi untuk memperoleh rumus
atau teorema dugaan. Penalaran induktif juga sangat penting dalam pembelajaran
siswa di sekolah dasar karena penalaran ini mudah diikuti oleh para siswa, oleh
karena itu pada kegiatan belajar ini banyak dibahas beragam contoh yang
bervariasi dalam menerapkan penalaran induktif. Penalaran induktif bermula dari
percobaan-percobaan atau contoh-contoh dan dari contoh-contoh tersebut dicari
pola atau ciri kesamaannya untuk dapat disusun menjadi suatu kesimpulan yang
berupa rumus/teorema dugaan.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yang dugunakan adalah Penelitian Tindakan kelas
(PTK) dengan jumlah tiga siklus. Model
yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Langkah-langkah penelitian meliputi:
perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Dalam penelitian tindakan
kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah
26 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa
laki-laki. Adapun tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda yaitu tinggi, sedang,
dan rendah. Dalam Penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu dengan satu
orang guru sebagai peneliti mitra (observer) yaitu guru kelas terutama dalam
mengobservasi dan refleksi.
Penelitian siklus I dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 16 April 2010, siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 19
April 2010, dan siklus III dilaksanakan pada hari selasa, 22 April 2010. PTK
ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Tahap perencanaan
yaitu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi yang
berorientasi pada penggunaan pendekatan eksplorasi untuk meningkatkan kemampuan
penalaran induktif matematika siswa pada sifat-sifat bangun datar, mempersiapkan lembar observasi perencanaan pembelajaran,
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa
dalam pembelajaran, dan mempersiapkan media pembelajaran seperti
gambar-gambar bangun datar. Tahap pelaksanaan terdiri dari rangkaian
pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir
yang berorientasi pada langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
eksplorasi. Tahap observasi meliputi kegiatan mengobservasi aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis
dan merefleksi kemampuan guru dalam merancang RPP dan aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam
oenelitian ini adalah format observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
format observasi aktivitas guru, dan format observasi aktivitas siswa. Pada
siklus I siswa diberikan LKS dan soal evaluasi tentang sifat-sifat persegi
panjang dan persegi, pada siklus II siswa diberikan LKS dan soal evaluasi
tentang sifat-sifat jajar genjang dan belah ketupat, dan pada siklus III siswa
diberikan soal evaluasi tentang sifat-sifat segitiga. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik tes, observasi dan wawancara. Teknik
pengolahan data yang digunakan adalah triangulasi,
saturasi (kejenuhan), dan common
sense.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 13 April 2010, Siklus II dilaksanakan
pada hari Jumat, tanggal 16 April 2010 dan siklus III dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 20 April 2010 dengan alokasi waktu masins-masing siklus 3 x
35 menit. Peneliti bertindak sebagai pengajar dan peneliti mitra sebagai
observer.
A.
Perencanaan Pembelajaran
Materi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang sifat-sifat bangun datar,
materi tersebut dipelajari di kelas V semester II. Skenario dalam pembelajaran
disusun berdasarkan langkah-langkah dalam pendekatan eksplorasi selama tiga jam
pelajaran (3x35 menit). Pada perencanaan tindakan akan
difokuskan pada kemampuan guru dalam merancang rencana dan melaksanakan
pembelajaran serta meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa
melalui pendekatan eksplorasi pada
sifat-sifat bangun datar. Setelah memfokuskan tindakan, langkah selanjutnya mempersiapkan
komponen-komponen pendukung untuk tindakan I seperti Rencana pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar kerja Siswa (LKS), dan lembar evaluasi untuk
meningkatkan meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematika siswa melalui
pendekatan eksplorasi pada sifat-sifat bangun datar. Kemudian
mempersiapkan lembar observasi yang meliputi : lembar observasi rencana
pelaksanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi
aktivitas siswa .
B.
Pelaksanaan pembelajaran
Pada proses pembelajaran siklus I,
siklus II, siklus III, langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya, walaupun masih mengalami hambatan dalam
pengalokasian waktu yang telah direncanakan. Pada proses pembelajaran siswa
terlihat lebih aktif terutama ketika mengerjakan LKS secara berkelompok. Secara
umum Langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut..
Kegiatan awal secara garis besar
langkah-langkahnya adalah guru mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang
kondusif, memberikan motivasi kepada siswa, melakukan apersepsi dan penyampaian
tujuan pembelajaran. Kegiatan inti secara garis besar langkah-langkahnya
adalah: Tahapan pembelajaran eksplorasi meliputi hal-hal
sebagai berikut. 1) Diawali dengan masalah. 2) Pengumpulan data
atau informasi. 3) Analisis
data. 4) Penyimpulan
No comments:
Post a Comment