Monday 8 February 2016

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENTUKAN LUAS KUBUS DAN BALOK

I

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh randahnya kemampaun siswa dalam menentukan luas permukaan kubus. Model penelitian yang digunakan PTK, guru dan siswa Kelas V SDN 3 Maruyungsari sebagai subjek yang diteliti.  Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa menentukan luas permukaan bangun ruang kubus melalui metode inkuiri. Tindakan meliputi kemampuan guru merancang RPP, pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan siswa setelah dilakukan tindakan siklus 1  memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,81 pada siklus 2 sebesar 81,50. KKM yang ditetapkan sebesar 70. Maka pembelajaran  melalui metode inkuiri terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran matematika  mengenai materi menentukan luas permukaan bangun ruang kubus.   

Kata kunci : Luas Permukaan Bangun Ruang  Kubus, Metode Inkuiri

A.    PENDAHULUAN
 Penggunaan metode dalam pelaksanaan proses pembelajaran khusunya pembelajaran matematika pada saat ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius, serta perlu dilakukannya pengembangan dalam penerapannya, yang pelaksanaanya tergantung dari bentuk metode pembelajaran yang digunakan. Bentuk pelaksanaan mengacu pada komponen-komponen dalam kegiatan pembelajaran, yang meliputi guru, siswa dan materi atau bahan ajar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri..
Menurut pendapat Gulo, W. (2002, hlm.84 – 85) mengemukakan :
Metode pembelajaran inkuiri yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan pendapat dari Gula, W. Menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode inkuiri dapat mengembangkan kemampuan untuk merealisasikan rasa keingintahuannya siswa yang didukung dengan sikap kritis, logis dan mampu menganalisis menganai permasalahan yang diketemukan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa lebih percaya diri dalam menyelesaiakan permsalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di kelas V SDN 3 Maruyungsari sudah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Dengan Setandar Kompetensi (SK) Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun, Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Indikator yang digunakan yaitu: 1) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, 2) Menentukan luas permukaan bangun ruang kubus, dengan tujuan, 1) Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, 2) Siswa dapat menentukan luas permukaan bangun ruang kubus. Berdasarkan pengamatan bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan di kelas V SDN 3 Maruyungsari sudah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Akan tetapi bentuk racangan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya masih bersifat klasikal dan belum menggunakan bentuk rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang anggap tepat.
Pada proses pembelajaran kenyataannya guru hanya menerangkan dan berbicara di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan, dan siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tampak kurang begitu termotivasi bahkan cenderung pasif dan satu arah, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih dianggap kurang, hal ini dilihat dari perolehan nilai nilai siswa hanya 57,00 dari keseluruhan siswa, dan menunjukkan perolehan nilai masih di bawah KKM yang ditetapakan sebesar 70. Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis beranggapan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Mengacu pada permasalahan yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang  Kubus  Melalui Metode Inkuiri. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 3 Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran)”
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang  kubus  melalui metode inkuiri?.
Dari uraian diatas maka yang menjadi rurumusan masalah dalam penelitian ini adalah  :
a.       Bagaimana rencana pembelajaran matematika melalui metode inkuiri dalam upaya  meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang kubus pada siswa di kelas V SDN 3 Maruyungsari?
b.      Bagaimana proses pembelajaran matematika melalui metode inkuiri dalam upaya  meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang ubus pada siswa di kelas V SDN 3 Maruyungsari?
c.       Bagaimana hasil belajar siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran matematika melalui metode inkuiri dalam menentukan luas permukaan bangun ruang kubus pada siswa di kelas V SDN 3 Maruyungsari?
   Berdasarkan atas perumusan di atas, maka tujuan umum upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang kubus melalui metode inkuiri. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 3 Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran).
B.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Metode Pembelajaran Inkuiri
Metode adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai optimal. Suherman, (2001. hlm,6).
Metode belajar mengajar dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu 1) metode belajar mengajar yang berpusat pada guru, 2) metode belajar mengajar yang berpusat pada siswa, dan 3) metode belajar mengajar yang berpusat pada materi pengajaran.
Metode yang digunakan pada penelitian ini, pelaksanaanya lebih ditekankan  pada pemanfaatan metode yang melibatkan siswa secara maksimal yang menyangkut kemampuan siswa secara meneyeluruh. Metode tersebut lebih dikenal dengan sebutan metode Metode inkuiri.
Gulo, W. (2002 . hlm,  84 – 85) menyatakan bahwa :
Metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Pendapat tersebut menggambarkan bahwa metode inkuiri merupakan suatu metode yang pelaksanaannya memaksimalkan kegiatan siswa secara aktif sehingga siswa akan lebih berfikir kritis dan logis dalam menganalisis masalah.
B.            
Dari pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan  bahwa metode inkuiri adalah metode pembelajaran dengan tujuan siswa dapat menemukan, berfikir sendiri dan menyelesaikan masalah ditemukannya.
2.      Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, seperti yang tertera dalam Depdiknas (2002. hlm,32) :
  langkah-langkah inkuiri dapat dikelompokkan menjadi empat langkah, yaitu (1) Orientasi (2) Merumuskan masalah, (3) Mengamati atau melakukan observasi, (4) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan dan  hasil karya lainnya, dan (5) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audiens yang lain.

Menurut Sagala, (2009. hlm, 33) diterapkan dengan tujuh langkah sebagai berikut:
1)      Meneliti dan menganalisis soal
2)      Mengidentifikasi bentuk bangun ruang kubus
3)      Membaca dan mengamatai bentuk bangun ruang kubus
4)      Mengoperasikan rumus dalam mencari luas permukaan bangun ruang kubus 
5)      Mengoperasikan panjang rusuk dalam bentuk penerapan pada rumus bangun ruang kubus
6)      Menuliskan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
7)      Mencocokan hasil perhitungan dari jawaban dengan yang benar.

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka yang menjadi sasaran utama kegiatan mengajar pada metode inkuiri adalah:
a)      Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar;
b)      Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran;
c)      Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
3.      Bangun Ruang Kubus
Bangun ruang merupakan  bangun yang memiliki luas, isi atau volume. Komponen bangun ruang dalam matematika yaitu memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang datar pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya, Rusuk merupakan pertemuan dua sisi yang bebentuk ruas garis pada bangun ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan antar rusuk.
Wirodikromo (2003. hlm, 2) mendefinisikan Kubus dan Balok, sebagai berikut :
a.      Kubus yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen. Yang mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut serta diagonalnya sama panjang.
b.     Balok yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-masing berbentuk persegi panjang, mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.

Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan pada materi pemahaman siswa pada bangun ruang kubus. Bangun Ruang Kubus disebut bangun ruang, karena kubus mempunyai isi atau volume dan dibentuk dalam bangun tiga dimensi. Kubus itu terbentuk dari enam buah persegi yang masing-masing ukuranya sama. Pada kubus terdapat 12 buah rusuk sebagai rangka pembentuk. Jika anda lihat pada gambar 1 menunjukan garis AB, BC, CD, DA, AE, EH, HG, BF, FG, EF, DH, AE, itu adalah rusuk. Rusuk pada bangun ruang kubus mempunyai panjang yang sama.

4.      Menentukan Luas Permukaan Kubus
Pada kubus ada beberapa ukuran yang bisa di cari meliputi : panjang rusuk, luas salah satu sisi, luas selimut atau keseluruhan sisi, dan terakhir volume atau isi bangun ruang . Kubus merupakan salah satu contoh bangun ruang sederhana.  Secara logika yang perlu pahami sebenarnya untuk mencari luas adalah mengalikan antara satu dimensi dengan dimensi yang lain.

C.    METODE PENELITIAN
1.      Model penelitin
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian ini menggunakan metode  Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari empat tahap (Ruswandi, dkk, 2010. hlm,143) yaitu:
a.    Rencana (plan)
b.    perbaikan (revised),
c.    Observasi (Observation),
d.   Refleksi (Reflection),
2.      Setting Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelas V SDN 3 Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran.
2.      Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru dan siswa Kelas V SDN 3 Maruyungsari yang berjumlah 20 orang yaitu laki-laki berjumlah 7 orang dan perempuan 13 orang.
3.      Prosedur Tindakan Penelitian
a.       Orientasi dan Identifikasi Masalah
b.      Perencanaan Tindakan Penelitian
c.       Pelaksanaan Tindakan Penelitian
4.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Pelaksanaan Tes
b.      Lembar Observasi
5.      Kriteria Keberhasilan
Skor kemampuan merancang pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri. Maksimal Pencanapaian nilai 4 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3.
Skor kemampuan mengelola pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kontekstual maksimal mencapai nilai 4 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3.
Skor kemampuan dalam menerima materi pembelajaran terbukti dengan kinerja  siswa meningkat, dan siswa sekurangnya 70%
D.     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.      Perencanaan
Bentuk rancangan yang digunakan mengacu pada prinsip-prinsip yang ada pada kurikulum yang berlaku. Adapun bentuk rancangan dan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang didasari pada bentuk langkah-langkah pelaksanaanya pembelajaran melalui metode inkuiri, yang meliputi: Kegiatan awal, Kegiatan inti, Kegiatan akhir, dan diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evaluasi dan menyimpulkan keseluruhan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.


2.      Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pelaksanaanya setiap siklusnya berjalan dengan baik dan sesuai. Setiap tindakannya dilakukan perbaikan pada setiap aspek yang dianggap kurang.  Adapun aspek yang dianggap kurang pada siklus 1 yaitu mencakup penguasaaan materi, pemanfaatan alokasi waktu pelaksanaanya pembelajaran yang dianggap belum sesuai, pada siklus 2 dilakukan dan ternayata mengalami perbaikan
3.        Kemampuan Siswa
Berdasrkan hasil evaluasi yang dilakukan ternyata mengalami peningkatan pada setiap siklusnya
   Kemampuan  Siswa dari Tes Awal sampai Tes Akhir Siklus 2
No
Kode Siswa
Tes Awal
Siklus 1
Siklus 2
1
S1
50
60
80
2
S2
60
70
80
3
S3
40
60
70
4
S4
60
70
80
5
S5
40
50
60
6
S6
40
50
70
7
S7
40
50
60
8
S8
70
80
90
9
S9
80
90
100
10
S10
80
80
90
11
S11
40
50
60
12
S12
60
70
80
13
S13
80
90
100
14
S14
60
60
80
15
S15
100
100
100
16
S16
40
60
80
17
S17
40
50
80
18
S18
50
60
90
19
S19
50
70
80
20
S20
60
70
100
Jumlah
1140
1340
1530
Rata-rata
57,00
67,00
81,50
Persentase jumlah siswa yang mecapai KKM
25%
50%
85%
         
Perolehan sebelum tindakan  yaititu tes  awal  ke nilai rata-rata tes akhir sebesar 57,00 dengan jumlah siswa yang telah mencapai  KKM sebanyak 5 ora  ng atau 25%,  Perolehan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 67,00 dengan jumlah siswa yang berhasil atau mencapai KKM yaitu sebanyak 10 orang atau 50%. Pada siklus 2 mengalami perbaikan menjadi sebesar 67,00 menjadi 81,50, dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 17 orang, atau 85% Perolehan nilai pada siklus 2 menunjukan sudah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70 dan dinyatakan sudah berhasil.

Rekapitulasi Hasil Tindakan Penelitian  

No.

RumusanMasalah
Hasil Penelitian
Keterangan
Siklus 1
Siklus 2
1
Rencana pembelajaran
89%
100%

2
Aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran
71.00%
90,00%

3
Aktivitas siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran
50%
83%

3
Kemampuan/Hasil belajar siswa
50%
85%
KKM 70


E.     KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
a.      Perencanaan Pembelajaran
Rancanngan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang  kubus  melalui metode inkuiri sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku. Berdasarkan hasil tindakan pembelajaran bentuk rancangan Rencana Pelaksanaanya Pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang  kubus melalui metode inkuiri pada setiap siklusnya mengalami perbaikan. Dengan bentuk rancangan Rencanan Pelaksanaan Pembelajran bentuk metode inkuiri sudah tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 
b.      Proses pelaksanan Pembelajaran.
Pada langkah-langkah pembelajaran pada metode inkuiri adalah: 1) Fase Orientasi,  yang  pelaksanaannya mencakup : a) Menyampaikan bahan ajar; b) Memaparkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran ; c) Menjelaskan manfaat dan pentingnya materi pembelajaran dalam kegiatan belajar. dengan tujuan untuk menciptakan semangat belajar siswa. 2) Fase merumuskan masalah; 3) Fase mengamati atau melakukan observasi; 4) Fase menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan dan 5) Fase mengkomunikasikan atau menyajikan hasil hasil dan menarik kesimpulan.
Proses pelaksanaan pembelajaran melalui metode inkuiri pada penelitian ini, menunjukan siswa belajar secara aktif dan memberikan dampak yang baik  terhadap keberhasilan mengajar guru dan meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada materi menentukan luas permukaan bangun ruang  kubus.
c.       Kemampuan Siswa
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan hanya sebesar 25,00% dari keseluruhan siswa yang berhasil, kemudaian setelah dilakukan tindakan ternyata ada perbaikan pada setiap siklusnya. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus 1 mencapai 50,00%  siswa yang berhasil kemudian dilakukan tindakan pada siklus 2 ternyata pada siklus 2 mengalami perbaikan menjadi 85,00% siswa yang berhasil. Dengan perolehan nilai hasil pada setiap siklusnya maka pembelajaran matematika pada materi menentukan luas permukaan bangun ruang  kubus melalui metode inkuiri dianggap tepat.
2.      Saran
Bagi guru pembelajaran matematika dapat tercapai hendaknya guru harus mampu menentukan metode pembelajaran yang paling tepat Bagi Sekolah, perolahan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomdasi pemilihan metode dalam prsoes pembelajaran, Bagi pengelola pendidikan, diharapkan berusaha mengembangkan penggunaan metode dalam pembelajaran khususnya metode inkuiri  pada pembelajaran dengan memfasilitasi sarana dan prasaran dalam pendidikan yang  tentunya dianggap  relevan dengan materi pelajaran.


F.       DAFTAR PUSTAKA
1.            
Amin, M. (1997). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Gulo, W. (2002). Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kasbolah & Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK).                         Jakarta : Depdikbud.

Ruswandi, H. dkk. (2010). Metode Penelitian di SD. Bandung: UPI Press.

Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta.

Suherman, E. et al. (2003).  Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sartono Wirodikromo (2003) Belajar Matematika. Jakarta : Erlangga

No comments:

Post a Comment