I
ABSTRAK
Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh randahnya kemampaun siswa dalam menentukan luas permukaan
kubus. Model penelitian yang
digunakan PTK, guru dan siswa Kelas V SDN 3 Maruyungsari sebagai subjek yang diteliti. Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus melalui metode inkuiri. Tindakan meliputi
kemampuan guru merancang RPP, pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan siswa setelah
dilakukan tindakan siklus 1 memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,81 pada siklus 2 sebesar 81,50. KKM yang ditetapkan sebesar 70. Maka pembelajaran
melalui metode inkuiri terbukti
dapat meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran matematika mengenai materi menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus.
Kata kunci
: Luas Permukaan Bangun Ruang Kubus, Metode
Inkuiri
A. PENDAHULUAN
Penggunaan
metode dalam pelaksanaan proses pembelajaran khusunya pembelajaran matematika
pada saat ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius, serta perlu
dilakukannya pengembangan dalam penerapannya, yang pelaksanaanya tergantung
dari bentuk metode pembelajaran yang digunakan. Bentuk pelaksanaan mengacu pada
komponen-komponen dalam kegiatan pembelajaran, yang meliputi guru, siswa dan
materi atau bahan ajar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode inkuiri..
Menurut
pendapat Gulo, W. (2002, hlm.84 – 85) mengemukakan :
Metode pembelajaran
inkuiri yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Berdasarkan
pendapat dari Gula, W. Menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode inkuiri dapat
mengembangkan kemampuan untuk merealisasikan rasa keingintahuannya siswa yang didukung dengan
sikap kritis, logis dan mampu menganalisis menganai permasalahan yang
diketemukan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa
lebih percaya diri dalam menyelesaiakan permsalahan yang ditemukan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan
peneliti di kelas V SDN 3 Maruyungsari sudah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Dengan Setandar
Kompetensi (SK) Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun,
Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Indikator yang
digunakan yaitu: 1) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, 2)
Menentukan luas permukaan bangun ruang kubus, dengan tujuan, 1) Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, 2) Siswa dapat menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus. Berdasarkan pengamatan bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang digunakan di kelas V SDN 3 Maruyungsari
sudah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Akan tetapi bentuk racangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajarannya masih bersifat klasikal dan belum menggunakan
bentuk rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang anggap tepat.
Pada
proses pembelajaran kenyataannya guru hanya menerangkan dan berbicara di depan
kelas dan siswa hanya mendengarkan, dan siswa belum terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tampak kurang begitu termotivasi
bahkan cenderung pasif dan satu arah, sehingga berdampak pada hasil belajar
siswa yang masih dianggap kurang, hal ini dilihat dari perolehan nilai nilai
siswa hanya 57,00
dari keseluruhan siswa, dan menunjukkan perolehan nilai masih di bawah KKM yang
ditetapakan sebesar 70. Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis
beranggapan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan suatu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Mengacu
pada permasalahan yang telah dipaparkan,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peningkatan
Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Kubus
Melalui Metode Inkuiri. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 3
Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran)”
Berdasarkan pada uraian latar
belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
menentukan luas permukaan bangun ruang
kubus melalui metode inkuiri?.
Dari uraian diatas
maka yang menjadi rurumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a.
Bagaimana
rencana pembelajaran matematika melalui metode inkuiri dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan
luas permukaan bangun ruang kubus
pada siswa di kelas V SDN 3 Maruyungsari?
b.
Bagaimana
proses pembelajaran matematika melalui metode inkuiri dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan
luas permukaan bangun ruang ubus
pada siswa di kelas V SDN 3 Maruyungsari?
c.
Bagaimana
hasil belajar siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran
matematika melalui metode inkuiri dalam menentukan luas permukaan bangun ruang kubus pada siswa di kelas V SDN 3
Maruyungsari?
Berdasarkan atas
perumusan di atas, maka tujuan umum upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus melalui metode inkuiri. (Penelitian Tindakan Kelas
di Kelas V SDN 3 Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang
Kabupaten Pangandaran).
B.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Metode
Pembelajaran Inkuiri
Metode adalah siasat atau kiat yang sengaja
direncanakan oleh guru berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil
belajar bisa tercapai optimal. Suherman, (2001.
hlm,6).
Metode
belajar
mengajar
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu 1) metode belajar mengajar
yang berpusat pada guru, 2) metode belajar mengajar yang berpusat pada siswa,
dan 3) metode belajar mengajar yang berpusat pada materi pengajaran.
Metode
yang digunakan pada penelitian ini, pelaksanaanya lebih
ditekankan pada pemanfaatan metode yang
melibatkan siswa
secara maksimal yang menyangkut kemampuan
siswa secara meneyeluruh.
Metode tersebut lebih dikenal dengan sebutan metode Metode inkuiri.
Gulo,
W. (2002 . hlm, 84 – 85) menyatakan
bahwa :
Metode
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pendapat
tersebut
menggambarkan bahwa metode inkuiri merupakan suatu metode yang pelaksanaannya
memaksimalkan kegiatan siswa secara aktif sehingga siswa akan lebih berfikir
kritis dan logis dalam menganalisis masalah.
B.
Dari
pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah metode
pembelajaran dengan tujuan
siswa dapat menemukan, berfikir sendiri dan menyelesaikan masalah ditemukannya.
2.
Langkah-langkah
Pembelajaran Metode Inkuiri
Adapun langkah-langkah
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, seperti yang
tertera dalam Depdiknas (2002. hlm,32) :
langkah-langkah inkuiri dapat dikelompokkan
menjadi empat langkah, yaitu (1) Orientasi (2) Merumuskan masalah, (3)
Mengamati atau melakukan observasi, (4) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan, bagan dan
hasil karya lainnya, dan (5) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil
karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audiens yang lain.
Menurut Sagala, (2009. hlm, 33) diterapkan dengan tujuh langkah
sebagai berikut:
1)
Meneliti dan menganalisis soal
2)
Mengidentifikasi bentuk bangun ruang kubus
3)
Membaca dan mengamatai bentuk bangun ruang kubus
4)
Mengoperasikan rumus dalam mencari luas permukaan
bangun ruang kubus
5)
Mengoperasikan panjang rusuk dalam bentuk penerapan
pada rumus bangun ruang kubus
6)
Menuliskan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
7)
Mencocokan hasil perhitungan dari jawaban dengan yang
benar.
Berdasarkan dari beberapa pendapat
para ahli tersebut maka yang menjadi sasaran utama kegiatan
mengajar pada metode inkuiri adalah:
a)
Keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar;
b)
Keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran;
c)
Mengembangkan sikap
percaya pada diri sendiri tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
3.
Bangun Ruang
Kubus
Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki luas, isi atau volume. Komponen bangun ruang dalam matematika yaitu memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang datar pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang
dengan ruangan di sekitarnya, Rusuk merupakan pertemuan dua sisi yang bebentuk ruas garis pada bangun ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan antar rusuk.
Wirodikromo
(2003. hlm, 2) mendefinisikan Kubus dan Balok, sebagai berikut :
a.
Kubus
yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing
berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen. Yang mempunyai 6 sisi,
12 rusuk, dan 8 titik sudut serta diagonalnya sama panjang.
b.
Balok
yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-masing
berbentuk persegi panjang, mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.
Pelaksanaan
pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan pada materi pemahaman siswa pada
bangun ruang kubus. Bangun Ruang Kubus disebut bangun ruang, karena kubus
mempunyai isi atau volume dan dibentuk dalam bangun tiga dimensi. Kubus itu terbentuk
dari enam buah persegi yang masing-masing ukuranya sama. Pada kubus terdapat 12 buah rusuk sebagai rangka pembentuk.
Jika anda lihat pada gambar 1 menunjukan garis AB, BC, CD, DA, AE, EH, HG, BF,
FG, EF, DH, AE, itu adalah rusuk. Rusuk pada bangun ruang kubus mempunyai panjang
yang sama.
4. Menentukan Luas Permukaan Kubus
Pada kubus ada beberapa ukuran yang bisa di cari meliputi
: panjang rusuk, luas
salah satu sisi, luas selimut atau keseluruhan sisi, dan
terakhir volume atau isi bangun ruang . Kubus merupakan salah
satu contoh bangun ruang sederhana. Secara logika yang
perlu
pahami sebenarnya untuk mencari luas adalah mengalikan antara satu
dimensi dengan dimensi
yang lain.
C.
METODE PENELITIAN
1.
Model penelitin
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari empat tahap (Ruswandi, dkk,
2010. hlm,143) yaitu:
a.
Rencana (plan)
b.
perbaikan (revised),
c.
Observasi (Observation),
d.
Refleksi (Reflection),
2. Setting Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dilaksanakan di Kelas V SDN 3 Maruyungsari Dusun Mekarsari Desa Maruyungsari Kecamatan
Padaherang Kabupaten Pangandaran.
2.
Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah Guru dan siswa Kelas V SDN 3 Maruyungsari yang berjumlah
20 orang yaitu laki-laki berjumlah 7 orang dan perempuan 13 orang.
3.
Prosedur Tindakan Penelitian
a.
Orientasi dan Identifikasi Masalah
b.
Perencanaan Tindakan Penelitian
c.
Pelaksanaan Tindakan Penelitian
4.
Teknik Pengumpulan Data
a.
Pelaksanaan Tes
b.
Lembar Observasi
5.
Kriteria Keberhasilan
Skor kemampuan
merancang pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri. Maksimal
Pencanapaian nilai 4 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak
kurang dari 3.
Skor kemampuan
mengelola pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kontekstual maksimal
mencapai nilai 4 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak
kurang dari 3.
Skor kemampuan
dalam menerima materi pembelajaran terbukti dengan kinerja siswa meningkat, dan siswa sekurangnya 70%
D.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Perencanaan
Bentuk rancangan yang digunakan mengacu
pada prinsip-prinsip yang ada pada kurikulum yang berlaku. Adapun bentuk
rancangan dan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang didasari
pada bentuk langkah-langkah pelaksanaanya pembelajaran melalui metode inkuiri,
yang meliputi: Kegiatan awal, Kegiatan inti, Kegiatan akhir, dan diakhiri
dengan siswa mengerjakan soal evaluasi dan menyimpulkan keseluruhan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2.
Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pelaksanaanya setiap siklusnya berjalan
dengan baik dan sesuai. Setiap tindakannya dilakukan perbaikan pada setiap aspek
yang dianggap kurang. Adapun aspek yang
dianggap kurang pada siklus 1 yaitu mencakup penguasaaan materi, pemanfaatan
alokasi waktu pelaksanaanya pembelajaran yang dianggap belum sesuai, pada
siklus 2 dilakukan dan ternayata mengalami perbaikan
3.
Kemampuan Siswa
Berdasrkan hasil
evaluasi yang dilakukan ternyata mengalami peningkatan pada setiap siklusnya
Kemampuan Siswa dari Tes Awal sampai Tes Akhir Siklus 2
No
|
Kode
Siswa
|
Tes
Awal
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
1
|
S1
|
50
|
60
|
80
|
2
|
S2
|
60
|
70
|
80
|
3
|
S3
|
40
|
60
|
70
|
4
|
S4
|
60
|
70
|
80
|
5
|
S5
|
40
|
50
|
60
|
6
|
S6
|
40
|
50
|
70
|
7
|
S7
|
40
|
50
|
60
|
8
|
S8
|
70
|
80
|
90
|
9
|
S9
|
80
|
90
|
100
|
10
|
S10
|
80
|
80
|
90
|
11
|
S11
|
40
|
50
|
60
|
12
|
S12
|
60
|
70
|
80
|
13
|
S13
|
80
|
90
|
100
|
14
|
S14
|
60
|
60
|
80
|
15
|
S15
|
100
|
100
|
100
|
16
|
S16
|
40
|
60
|
80
|
17
|
S17
|
40
|
50
|
80
|
18
|
S18
|
50
|
60
|
90
|
19
|
S19
|
50
|
70
|
80
|
20
|
S20
|
60
|
70
|
100
|
Jumlah
|
1140
|
1340
|
1530
|
|
Rata-rata
|
57,00
|
67,00
|
81,50
|
|
Persentase jumlah siswa yang mecapai KKM
|
25%
|
50%
|
85%
|
Perolehan sebelum
tindakan yaititu tes awal
ke nilai rata-rata tes akhir sebesar 57,00 dengan jumlah siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 5 ora ng atau 25%, Perolehan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar
67,00 dengan jumlah siswa yang berhasil atau mencapai KKM yaitu sebanyak 10
orang atau 50%. Pada siklus 2 mengalami perbaikan menjadi sebesar 67,00 menjadi
81,50, dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 17 orang, atau
85% Perolehan nilai pada siklus 2 menunjukan sudah mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu sebesar 70 dan dinyatakan sudah berhasil.
Rekapitulasi Hasil Tindakan Penelitian
No.
|
RumusanMasalah
|
Hasil
Penelitian
|
Keterangan
|
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|||
1
|
Rencana pembelajaran
|
89%
|
100%
|
|
2
|
Aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran
|
71.00%
|
90,00%
|
|
3
|
Aktivitas siswa dalam proses pelaksanaan
pembelajaran
|
50%
|
83%
|
|
3
|
Kemampuan/Hasil belajar siswa
|
50%
|
85%
|
KKM 70
|
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a.
Perencanaan Pembelajaran
Rancanngan Rencanan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan bangun ruang kubus
melalui metode inkuiri sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku. Berdasarkan
hasil tindakan pembelajaran bentuk rancangan Rencana Pelaksanaanya Pembelajaran
dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus melalui
metode inkuiri pada setiap siklusnya mengalami perbaikan. Dengan bentuk
rancangan Rencanan Pelaksanaan Pembelajran bentuk metode inkuiri sudah tepat
dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b.
Proses pelaksanan Pembelajaran.
Pada
langkah-langkah pembelajaran pada metode inkuiri adalah: 1) Fase Orientasi,
yang pelaksanaannya mencakup : a)
Menyampaikan bahan ajar; b) Memaparkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran ; c) Menjelaskan
manfaat dan pentingnya materi pembelajaran dalam kegiatan belajar. dengan
tujuan untuk menciptakan semangat belajar siswa. 2) Fase merumuskan masalah; 3)
Fase mengamati atau melakukan observasi; 4) Fase menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan dan 5) Fase
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil hasil dan menarik kesimpulan.
Proses pelaksanaan pembelajaran melalui metode inkuiri pada penelitian ini,
menunjukan siswa belajar secara aktif dan memberikan dampak yang baik terhadap keberhasilan mengajar guru dan
meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada materi menentukan luas
permukaan bangun ruang kubus.
c.
Kemampuan Siswa
peningkatan
hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan hanya sebesar 25,00% dari
keseluruhan siswa yang berhasil, kemudaian setelah dilakukan tindakan ternyata
ada perbaikan pada setiap siklusnya. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus
1 mencapai 50,00% siswa yang berhasil kemudian
dilakukan tindakan pada siklus 2 ternyata pada siklus 2 mengalami perbaikan
menjadi 85,00% siswa yang berhasil. Dengan perolehan nilai hasil pada setiap
siklusnya maka pembelajaran matematika pada materi menentukan
luas permukaan bangun ruang kubus melalui metode inkuiri dianggap tepat.
2. Saran
Bagi guru
pembelajaran matematika dapat tercapai hendaknya guru harus mampu menentukan
metode pembelajaran yang paling tepat Bagi Sekolah, perolahan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan rekomdasi pemilihan metode dalam prsoes pembelajaran,
Bagi pengelola pendidikan, diharapkan berusaha mengembangkan penggunaan metode
dalam pembelajaran khususnya metode inkuiri
pada pembelajaran dengan memfasilitasi sarana dan prasaran dalam
pendidikan yang tentunya dianggap relevan dengan materi pelajaran.
F. DAFTAR PUSTAKA
1.
Amin, M.
(1997). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti P2LPTK.
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas.
(2002). Pendekatan Kontekstual.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Gulo, W.
(2002). Metode Belajar Mengajar.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kasbolah
& Kasihani. (1998). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud.
Ruswandi,
H. dkk. (2010). Metode Penelitian di SD.
Bandung: UPI Press.
Sagala.
(2009). Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung; Alfabeta.
Suherman,
E. et al. (2003). Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sartono
Wirodikromo (2003) Belajar Matematika. Jakarta : Erlangga
No comments:
Post a Comment