Friday, 26 February 2016

Penggunaan Teknik Rumpang untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat

Pelaksanaan Penggunaan Teknik Rumpang untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD
1.     Perencanaan Pembelajaran Penggunaan Teknik Rumpang untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat 
       Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar,  Menurut KTSP (BSNP, 2006:18) mengemukakan bahwa ruang lingkup pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Maka berdasarkan ruang lingkup diatas bahwa pelajaran Bahasa Indonesia mengarah kepada kemampuan berkomunikasi, sehingga aspek-aspek di atas harus disesuaikan dengan bahan ajar, sebagaimana dalam setiap pembelajaran harus menggunakan RPP.
Menurut pedomam penyusunan KTSP (BNSP, 2008: 25-27)  penyusunan RPP mencakup langkah- langkah sebagai berikut ini.
a.    Menuliskan identitas
1)        Nama mata pelajaran
2)        Kelas/semester
3)        Pertemuan ke…
4)        Alokasi waktu
b.    Menuliskan SK dan KD dari silabus mata pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan tertentu.
c.    Menuliskan indikator pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan dalam silabus.
d.   Merumuskan tujuan pembelajaran.
1)        Merumuskan tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kalimat operasional yang dapat diamati dan diukur.
2)        Rumusan tujuan terfokus pada pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
e.    Memilih materi pokok pembelajaran.
1)        Rincian materi pokok pembelajaran berisikan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, yang dipilah, diklasifikasikan, dan atau dikelompokkan sebagai bahan/isi dalam kegiatan pembelajaran.
2)        Rincian materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
f.     Merumuskan metode pembelajaran.
Merumuskan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi dasar, dengan memanfaatkan berbagai metode yang sesuai dengan materi/bahan yang ada, lingkungan dan tingkat perkembangan anak.
g.    Menyusun langkah-langkah pembelajaran.
Menyusun secara sistematik rencana kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
h.    Menentukan media/alat dan sumber belajar.
1)   Menetapkan media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar baik buatan guru maupun pabrikan.
2)   Menetapkan sarana prasarana yang diperlukan dalam kegiatan belajar (seperti lapangan olahraga, perpustakaan, kebun sekolah, laboratorium).
3)   Menentukan sumber belajar, buku teks pelajaran, film, nara sumber, dan bahan referensi lain yang relevan dengan SK, KD, dan materi pembelajaran.
i.      Menentukan prosedur penilaian, dan menyusun instrumen penilaian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar.

a.    Pengertian Teknik Rumpang
Teknik rumpang merupakan istilah diambil dari persepsi psikologi gestal yang merupakan proses ‘menutup’ sesuatu yang belum lengkap. Dalam teknik rumpang, tempat kosong sengaja disediakan dalam suatu wacana dengan menghilangkan kata-kata tertentu yang kesekian (ke-n: ke-5, ke-6, atau ke-7).
 Tugas siswa dalam tes ini adalah mengisikan kembali kata-kata yang dihilangkan tersebut. Untuk mengisikan kembali kata-kata itu secara tepat, siswa dituntut menguasai sistem gramatikal bahasa dan harus dapat memahami wacana.
Teknik rumpang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson Taylor (Puji Santosa, dkk, 2009: 6.11) mengemukakan bahwa “...teknik isian rumpang konsepnya menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh; kecenderungan untuk mengisi atau melengkapi sesuatu yang sesungguhnya ada, namun tampak dalam keadaan yang tidak utuh, melihat bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan.”
Berdasarkan konsep tersebut, dapat dikembangkanmenjadi sebuah alat ukur keterbacaan wacana  dengan sebutan Teknik Isian Rumpang. Teknik isian rumpang sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk melatih daya tangkap pembaca/penyimak terhadap maksud/pesan penulis/pembicara dengan cara menyajikan secara tidak utuh dalam suatu wacana (merumpangkan bagian-bagian tertentu). Para pembaca/penyimak harus mampu mengolahnya menjadi sebuah pola yang utuh seperti wujudnya semula.
b.   Tujuan Penggunaan Teknik Rumpang 
Kemampuan siswa untuk mengisikan kata yang hilang dalam teks itu mirip dengan proses konstruktif. Jika konteksnya secara komplit bersifat redundan (melimpah/pengulangan), atau pengisian kata itu berupa peringatan, pengisian data itu tidak berbeda dengan melengkapi pola visual yang belum sempurna. Akan tetapi, jika konteksnya belum dikenal, pengisian kata menjadi lebih sulit dilakukan karena kita harus memahami konteks itu terlebih dahulu. Itu sebabnya teknik rumpang tepat digunakan
dalam mengukur kemampuan siswa untuk memahami suatu wacana (umumnya berupa tulisan, tetapi dapat juga secara lisan).
Teknik rumpang untuk mengukur kemahiran berbahasa siswa SD secara menyeluruh maka penghilangan secara sistematis terhadap kata-kata. Adapun variasi rumpang, terbuka dan jarak tempat kosong ini di buat seragam, membiarkan huruf pertama dari kata yang dihilangkan, menggunakan alternatif  pilihan ganda yakni setiap tempat yang dikosongkan dilengkapi 4 atau 5 alternatif jawaban. Teknik rumpang yang dikembangkan oleh Taylor (Muchlisoh, dkk, 1953) adalah “sejenis tes dalam bentuk wacana dengan sejumlah kata yang dikosongkan (rumpang) dan pengisi tes diminta mengisi kata-kata yang sesuai di tempat yang kosong itu.” Kebenaran isi jawaban akan dilihat dari naskah asli wacana tersebut. Tiga cara menghilangkan kata sebagai berikut:
1)   Menghilangkan kata pada urutan tertentu secara konsisten, tanpa membedakan jenis kata (the fixed-ratio method). Misalnya, apabila kata yang dihilangkan itu adalah kata yang ketujuh, maka setiap kata yang ketujuh dihilangkan secara konsisten.
2)   Menghilangkan kata pada urutan tertentu dengan ketentuan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pembuat tes (the variables-fixed ratio). Misalnya, kata itu akan dihilangkan apabila termasuk kata benda atau kata kerja.
3)   Menghilangkan kata pada urutan tertentu secara sistematis tetapi apabila kata pada urutan tertentu itu adalah nama tempat, nama diri, angka, tanggal, bulan, tahun, atau istilah, maka kata itu dilampaui dan dipilih kata berikutnya.
       Dari ketiga cara teknik menghilangkan kata di atas maka yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan cara yang pertama dengan menghilangkan kata yang ketujuh sebagai teknik rumpang yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas IV SD.
c.    Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Teknik Rumpang dalam Menulis Surat
 Menurut pendapat Wilson Taylor (Muchlisoh, dkk., 1995: 217) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan teknik rumpang antara lain:
1)        Tugas bisa dinilai secara objektif, karena jarang ada yang lebih dari satu jawaban dari satu celah.
2)        Teknik rumpang hemat dan hasil yang diperoleh sekarang mendorong reabilitas dan validitas internal. Akan terlihat menggambarkan alternatif yang aktif pada prosedur rumpang.
3)        Memperlihatkan secara relatif teknik dalam bentuk ini terdapat dari nilainya sebagian besar perhatian telah diberikan mengenai yang dapat diterima umum sebagai ukuran kemampuan bahasa yang diberikan.

 Disamping keunggulan-keunggulan tersebut, teknik ini memiliki kelemahan. Menurut pendapat Schlezinger (Muchlisoh, dkk., 1995: 217)mengemukakan bahwa kelemahan-kelemahan pada teknik rumpang sebagai berikut:
1)        meragukan kevaliditasan penggunannya ketepatan pengisian bagian-bagian yang dihilangkan oleh seseorang belum tentu atas dasar wacana, melainkan didasarkan atas pola-pola ungkapan yang sudah dikenalnya
teknik ini cacat dari fakta bahwa menjengkelkan bagi para siswa yang harus mengolah teks yang harus dengan keras dan validitas luar prosedurrendah

No comments:

Post a Comment