Wednesday, 10 February 2016

Model Pembelajaran Kooperatif


1.      Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu usaha guru sebelum melakukan proses belajar mengajar adalah menentukan metode pembelajaran karena hal ini salah satu komponen mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Tetapi suatu model pembelajaran akan berjalan lancar apabila seorang pendidik dapat menguasai bahan ajar dan terampil dalam menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar.
Nurdiana (2006: 6), mengungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan rancangan atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, kegiatan pembelajaran, mengatur materi yang diajarkan, dan memberi petunjuk kepada pengajar dalam setting pengajarannya. Dengan demikian, dalam sebuah model pembelajaran akan terkandung penggunaan berbagai metode dan teknik pembelajaran, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, demonstrasi, simulasi dan sebagainya. Begitu pula penggunaan berbagai fungsi teknik seperti teknik wawancara, observasi, menyusun laporan, dan lainnya.
Model pembelajaran yang pernah digunakan pada era kurikulum sebelumnya seyogyanya tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi coba untuk dikombinasikan dengan model-model pembelajaran masa kini yang sedang dikembangkan. Sekarang ini dikenal dengan adanya model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (Widyantini, 2006:3)
Pembelajaran kooperatif adalah dimana siswa belajar secara kelompok, saling bertukar gagasan untuk mencapai tujuan atau keberhasilan kelompoknya. Keberhasilan belajar dicapai dengan saling berinteraksi dan ketergantungan diantara anggota kelompoknya. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja dalam memaksimalkan kondisi belajar sehingga tercapai tujuan belajar. (Nurdiana, 2006: 8)
Lie (2004 : 23) membagi model pembelajaran ke dalam tiga kelompok yaitu model kompetisi, model individual, dan model cooperative learning.
a.      Model Kompetisi
Dalam model pembelajaran kompetisi, siswa belajar dengan suasana persaingan dan akhirnya diberi suatu penghargaan untuk memotivasi siswa dalam suatu kompetisi dengan sesama pembelajar.
b.      Model Individual
Dalam model individu ini, siswa belajar dengan kecepatan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Dimana sistem pengajarannya adalah bahwa setiap siswa belajar sendiri tanpa atau dengan sedikit bantuan dari pengajar.
c.       Model Cooperative Learning
Dalam model kooperatif learning, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu kelompok. Bisa dikatakan bahwa model cooperative learning adalah kerja sama dalam sebuah kelompok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerima berbagai keragaman serta pengembangan keterampilan sosial.


2.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble merupakan model pembelajaran kooperatif yang secara umum digunakan untuk melatih siswa dalam menguatkan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui bantuan lembar kerja yang berisi kata-kata yang diacak hurufnya. (Icah, 2009)
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble adalah sebagai berikut:
1.      Guru menyapaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar.
2.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
3.      Guru menyiapkan lembar kerja berupa kata yang diacak hurufnya.
4.      Siswa dalam kelompok mendiskusikan jawaban sesuai lembar kerja yang mereka terima.
5.      Siswa mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas; dan
6.      Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan.
Menurut Lie (2004 : 45):
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble memiliki kelebihan dalam melatih pemahaman siswa sekaligus melatih keterampilan siswa dalam menyusun sebuah kata atau kalimat pada materi yang telah disampaikan. Sementara kekurangan yang dimiliki tipe ini diantaranya siswa membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menemukan jawaban terhadap soal-soal yang diberikan sehingga mudah merasa jenuh.


No comments:

Post a Comment