A.
JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas pada
Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri .............. Kabupaten ..............)
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, hal tersebut menunjukan bahwa
setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini penekanan pelaksanaan
pendidikan dalam bentuk pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar, khusunya
pada mata pelajaran Matematika.
Matematika
adalah sebuah ilmu pasti yang menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di
dunia ini. Semua kemajuan zaman dan perkembangan peradaban manusia tidak pernah
lepas dari unsur matematika. Tanpa matematika tentu saja peradaban manusia
tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini Hal ini sejalan dengan pendapat Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:106) bahwa :
Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan membangun daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit.
Pembelajaran
Matematika
sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam pengembangan sains dan
teknologi, karena
matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara berpikir
logis, sistematis dan kritis. Peranan matematika ini tidak hanya dirasakan
dalam bidang matematika tetapi juga aplikasinya banyak memberikan sumbangan
pada bidang lain.
Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Hudoyo (Hasman, 2008:1) bahwa: “Matematika mempunyai
peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains dan teknologi”. Sehingga matematika menjadi sangat penting
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, para siswa dituntut untuk
menguasai matematika.
Mengingat
pentingnya pembelajaran matematika
maka pembelajaran matematika hendaknya dilakukan sejak
dini. Dalam penelitian ini penekanan pembelajaran matematika yang dilakukan di Sekolah
Dasar, karena dengan
mempelajari mata pelajaran matematika yang penuh dengan melakukan pemecahan
masalah dan penarikan kesimpulan, peserta didik akan mampu berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mampu bekerjasama dan
bertanggung jawab dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
Berdarakan
hasil observasi awal yang penelit lakukan di kelas Kelas IV SD Negeri .............. ternyata menyangkut pelaskanaan
pembelajaran matematika, ternyata masih diperlukan perbaikan, hal ini dilihat
dari bentuk rancangan Rencana pelaksanaan Pembelajaran, proses pelaskanaan
pembelajaran dan hasil hasil belajar siswa.
Bentuk
rancangan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri ...............
Pada mata pelajaran matematika sudah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Derngan
Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. dan Kompetensi Dasar Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan pecahan dengan indikator 1) Melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan, 2) Memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dan tujuan 1) Siswa mampu
menyelesaikan soal mengenai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan,
2) Siswa mampu memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pecahan. Akan tetapi bentuk rancangan yang digunakan masih
bersifat umum dan klasikal. Hal ini dilihat dari bentuk rancangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Guru belum
menggunakan suatu bentuk rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
menggunakan pendekatan, metode, strategi maupun model pembelajaran yang
dianggap paling tepat.
Dalam
proses pelaksanaan pembelajaran masih bersifat terpusat dan masih didominasi
guru, dalam artian guru cermah didepan kelas dan siswa hanya mendengarkan saja,
tanpa ikut terlibat secara aktif, sehingga terkesan satu arah. Akibatnya siswa
kurang berkesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan produktivitas
berpikirnya. Melihat kondisi tersebut menimbul sikap siswa dalam proses
pelaksanaan pembelajaran tampak kesulitan dan kebingungan, sehingga berdampak
siswa merasa bosan dan kurang termotivasi sekaligus merasa enggan untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa
yang masih dianggap kurang. Hal ini dilihat dari perolehan nilai siswa masih di
bawah KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 70.
Melihat
dari kondisi tersebut, maka peneliti beraanggapan diperlukan suatu perubahan,
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih inovatif, yang bukan
hanya mengandalkan metode ceramah saja, akan tetapi suatu bentuk pelaksanaan
pembelajaran yang lebih interaktif dan lebih melibatkan siswa secara akatif.
Oleh karena itu peneliti beranggapan penggunaan metode, model dan strategi yang
paling tepat.. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti menkankan pada model model pembelajaran yang dianggap sesuai.
Joyce (Trianto, 2007:5) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran di kelas yang
mengarahkan guru mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian
rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dari pendapat tersebut mendeskripsikan bahawa
model pembelajaran merupakan sustu bentuk perencanaan dan pola yang akan
digunakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Adapun model pembelajaran yang dipilih dan yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Model Problem Based Learning.
Trianto, ( 2007:67).
Mengemukakan :
Model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) merupakan
suatu
model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelidikan nyata
dari permasalahan yang nyata.
Pendapat tersebut
menunjukan bahawa Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) suatu model pembelajaran yang sifatnya
melakukan penyelidikan dari masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Alas an
memilih model ini mengacu pada suatu permasalahan yang nyata dan jika
diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar
menguasai konsep konsep saja.
Mengacu dari permasalahan yang telah dipaparkan
maka penulis merasa tertarik untuk untuk melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa melalui Model Problem Based Learning Pada Materi Pada
Materi Operasi Hitung Pecahan (Penelitian Tindakan
Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri ..............
Kabupaten ..............)
C.
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi
Masalah
Mengacu pada
pemaparan latar belakang yang telah dipaparkan menunjukan masih diperlukan
beberapa perbaikan-perbaikan. Kondisi tersebut
dilihat dari hasil belajar siswa yang belum maksimal, hal tersebut
kemungkinan diakibatkan oleh kondisi siswa yang belum begitu antusias dan
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu juga pola pembelajaran yang yang diterapkan
guru cenderung terousat pada apa yang guru utarakan didepan kelas, dumana guru
belum memanfaatkan metode pembelajaran yang tepat sehingga tampak monoton dan kurang efektif.
2. Perumusan
Masalah
Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perancangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat gureu untuk meningkatan hasil siswa Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan di sekolah dasar?
b. Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa pada materi operasi
hitung pecahan di sekolah dasar?
c. Bagaimana hasil siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan di sekolah dasar setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari
penelitian adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di sekolah dasar melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Secara umum
tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa Kelas IV SD Negeri ..............
Kabupaten .............. dalam menyelesaikan masalah pada materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan di sekolah dasar.
Adapun
tujuan Secara khusus dalam penelitian
ini adalah:
1.
Mendeskripsikan
bentuk rancangan Rencana Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung pecahan.melalui model pembelajaran Problem Based Learning
2.
Mendeskripsikan
proses pelaksanaan pembelajaran dalam
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi
hitung pecahan melalui model pembelajaran
Problem Based Learning
3.
Mendeskripsikan
hasil belajar siswa pada materi operasi
hitung pecahan melalui model pembelajaran
Problem Based Learning.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Pelakasnaan
penelitian ini, diharapkan dapat memebantu dalam upaya untuk mengembangkan dan meningkatkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika, terutam pada pada materi operasi
hitung pecahan melalui
model pembelajaran Problem Based Learning, Kelas IV SD Negeri ..............
Kabupaten ...............
2.
Manfaat Praktis
Adapun manfaat
praktis dilakukannya penelitian mencakup manfaat bagi guru, siswa dan lembaga,
yaitu sebagai berikut :
a.
Bagi Guru
Upaya Meningkatkan
kemampuan dan kreativitas guru
dalam menyapaikan materi atau bahan ajar kepada peserta
didik.
b. Bagi Siswa
Menciptakan
sikap dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika yang lebih aktif dan interaktif, sehingga
siswa lebih mudah dalam memehami materi yang disampaikan guru.
c. Bagi Lembaga
Pelaksnaan
tindakan penelitian yang menyangkut rancangan, proses pembelajaran melalui
metode pembelaran yang digunakan diharpkan dapat memberikan gambaran mengenai
pemanfaatan model pembelajaran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran.
F.
KERANGKA BERFIKIR
Pembelajaran
matematika memiliki karakter yang bersifat abstrak menyebabkan materi
matematika sulit untuk dipahami oleh siswa dan menjadikan matematika menjadi
materi pelajaran yang takut untuk dipelajari. Selain hal tersebut bentuk
pelakasnaan pembelajaran kecenderungan masih didominasi oleh guru. Guru belum
belum menerapkan suatu metode ataupun model pembelajaran yang dianggap paling
tepat. Sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar siswa upaya
mengatasi hal terserbu maka dalam pembelajaran matematika guru harus mengoptimalkan
faktor-faktor yang menunjang proses pembelajaran tersebut. Salah satu faktor
yang mendukung tersebut adalah penerapan metodeatau model yang tepat dalam proses
pembelajaran.
Mills (Suprijono, 2011: 45) berpendapat bahwa “model
adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.”
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Problem Based Learning.
Menurut Pendapat Trianto, (2007:67). yaitu :
Model
pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelidikan nyata dari permasalahan yang nyata.
Dari contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan
siswa memahami konsep bukan sekedar menguasai konsep.
Pendapat tersebut
menujukan bahawa model pembelajaran
Model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) suatu model yang pembelajaran berdasarkan temuan-temuan
masalah yang dihadapi siswa, sehingga siswa dituntut untuk menyelidiki dan
menyelesaikan permasalahan secara nyata. Dengan demikian maka penggunaa model
pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning), diharapkan sesuai dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi operasi hitung pecahan.
G.
ANGGAPAN
DASAR
Titik tolak yang
menjadi anggapan
dasar dari Penelitian Tindakan Kelas dilakukan adalah sebagai
berikut;
1. Pembelajaran Model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang bertitik tolak pada
temuan permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelidikan nyata dari permasalahan yang nyata pembelajaran yang dapat digunakan dalam
matematika, khususnya operasi hitung pecahan
2. Pemahaman siswa pada operasi hitung pecahan di
kelas IV SDN .............. Kabupaten .............. masih dianggap rendah.
H.
HIPOTESIS
TINDAKAN
Menurut
Hermawan, R (2007:19) Hipotesis adalah “Jawaban sementara atau dugaan sementara
terhadap pertanyaan penelitian serta memberikan manfaat bagi pelaksanaan
penelitian”. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti menyusun
hipotesis tindakan dalam
penelitian ini sebagai berikut : “Jika pembelajaran dengan menggunakan suatu bentuk rancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengen menggunakan berbasis masalah (problem
based learning)
dirancang dengan baik dan,
dilaksanakan sesuai rencana dan dilakukan
penilain sekaligus dievaluasi dengan baik maka diharapkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menyangkut operasi
hitung pecahan siswa Kelas IV SD Negeri ..............
Kabupaten .............. meningkat”.
I. LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Matematika
Menurut pendapa Suherman (2001:8) mengemukakan: “Pembelajaran merupakan
upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal”.
Sedangkan menurut Hudoyo (Nengsih,2006:24) menyatakan:” Pembelajaran matematika
adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membentuk konsep-konsep atau
prinsip-prinsip Matematika melalui intinalisasi, sehingga konsep atau prinsip
itu terbangun”.
Mengacu pada pendapt para ahli tersebut, (Suherman
dkk, 2003:301) mengemukakan:
Mengajarkan ilmu
pengetahuan, termasuk matematika mempunyai cara-cara yang sifatnya umum dan
khusus. Keduanya harus mencakup hakekat pemahaman kognitif, afektif dan
psikomotor. Disamping itu, tidak kalah pentingnya bagaimana mengkomunikasikan
ide atau gagasan yang dikandung oleh ilmu pengetahuan tersebut kepada orang
lain. Karena pada dasarnya, pembelajaran adalah proses menjadikan orang lain
paham dan mampu menyebarkan apa yang dipahaminya”.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka
pembelajaran matematika merupakan suatu pengembangan cara berfikir dan
pemahaman siswa yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, guna
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan dan
pendapat mengenai pemecahan masalah yang dihadapinya.
J.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
1.
Model Pembelajaran
Seiring dengan kemajuan zaman yang terus berkembang
dari hari ke harinya, ternyata dunia pendidikan juga mengikuti arus
perkembangan zaman itu. Salah satu perkembangan itu ditunjukkan dengan
dihadirkannya banyak model-model pembelajaran yang biasa diterapkan saat ini.
Joyce (Trianto, 2007:5). Mengemukakan :
Model pembelajaran merupakan suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran di
kelas yang mengarahkan guru mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Soekamto,
dkk (Trianto, 2007:5) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:
Kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model-model pembelajaran merupakan
teknik yang digunakan oleh guru kepada siswa dalam menyajikan materi
pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
sudah dirancang secara sistematis dan terorganisir, guna tercapainya tujuan
pembelajaran. Beberapa model pembelajaran ini diterapkan guru saat mengajarkan
sesuatu kepada muridnya dengan tujuan agar pesan dari materi pembelajaran itu
sendiri tersampaikan dengan mudah. Model pembelajaran yang sudah ada sejauh ini
terbukti bisa sangat membantu pekerjaan para guru dikarenakan para siswa dapat
mengerti, tahu, dan paham sebuah pelajaran dengan lebih mudah .
2.
Pengertian Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratunaman dalam Trianto,
2007:68).
Menurut Arends
(Trianto, 2007:68) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya
diri.
Model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning)
merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan
yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelidikan nyata dari permasalahan yang nyata. Dari contoh permasalahan nyata
jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan
sekedar menguasai konsep. (Trianto, 2007:67).
.
Hermawan, Mujono dan Suherman. (2007).
Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press
Hudoyo, Herman. (1985). Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar
Matematika. Jakarta. Depdikbud.
Suherman,
Erman. (1990) Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan
Matematika. Bandung: Tarsito
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-UPI.
Trianto. 2007. Model
Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu
Trianto. 2007. Model Pembelajaean Inovatif Berorientas Konstrutivistik. Surabaya : Pustaka
Ilmu
--------- 2007.