Pemahaman matematik adalah salah satu
tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi
yang diajarkan kepada peserta didik bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih
dari itu dengan pemahaman peserta didik dapat lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri. Tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik.
Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa peserta didik kepada
tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa. Pemahaman matematik
juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru,
sebab guru merupakan pembimbing peserta didik untuk mencapai konsep yang
diharapkan.
Secara
indikator pemahaman matematik meliputi : mengenal, memahami dan menerapkan
konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika. Sudjana, Nana (2005 : 24)
mengemukakan bahwa pemahaman dapat dibedakan menurut tiga kategori. Tingkat
terendah adalah pemahaman terjemahan, tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran
yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya,
tingkat ketiga adalah pemahaman ektrapolasi.
Bloom (Tim
MKPBM, 2001:188) mengatakan ”Pemahaman adalah tingkatan yang paling rendah
dalam aspek kognitif yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang
sesuatu”. Pemahaman merupakan sesuatu yang berhubungan dengan penguasaan aspek
kognitif, sepeti kemampuan penguasaan membandingkan, mengidentifikasi
karakteristik atau membuat kesimpulan. Sedangkan
pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika menurut NCTM (Herdian
2010:10) dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam:
a.
Mendefinisikan
konsep secara verbal dan tulisan;
b.
Mengidentifikasi dan membuat contoh dan
bukan contoh;
c.
Menggunakan model, diagram dan
simbol-simbol untuk merepresentasikan
suatu konsep;
d.
Mengubah suatu bentuk representasi ke
bentuk lainnya;
e.
Mengenal
berbagai makna dan interpretasi konsep;
f.
Mengidentifikasi sifat-sifat suatu
konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep;
g.
Membandingkan dan membedakan
konsep-konsep.
Dalam
pembelajaran matematika, pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman terhadap
suatu konsep matematika dimana peserta didik harus mempunyai pengetahuan
terhadap konsep tersebut setelah proses pembelajaran berlangsung. Polya
(Sumarmo, Utari, 2010 : 4) merinci kemampuan pemahaman pada empat tahap, yaitu
:
a. Pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh
mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung secara sederhana;
b. Pemahaman induktif : menerapkan rumus atau
konsep dalam kasus sederhana atau dalam kasus serupa;
c. Pemahaman rasional : membuktikan kebenaran
suatu rumus dan teorema;
d. Pemahaman intuitif : memperkirakan
kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisa lebih lanjut.
Berbeda dengan Polya, menurut
Pollastek (Sumarmo, Utari, 2010 : 4) pemahaman digolongkan ke dalam dua jenis,
yaitu :
a.
Pemahaman
Komputasional : menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan mengerjakan
perhitungan secara algoritmik.
b.
Pemahaman
Fungsional : mengaitkan suatu konsep atau prinsip dengan konsep atau prinsip
lainnya, dan menyadari proses yang dikerjakannya.
Skemp (Sumarmo, Utari, 2010 :
5) menggolongkan pemahaman dalam dua jenis, yaitu :
a.
Pemahaman
Instrumental : hafal konsep atau prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya,
dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan
secara algoritmik.
b.
Pemahaman
Relasional : mengaitkan satu konsep atau prinsip dengan konsep atau prinsip
lainnya.
Copeland
(Sumarmo, Utari, 2010 : 5) menggolongkan pemahaman dalam dua jenis, yaitu ”Knowing
how to : mengerjakan suatu perhitungan secara rutin atau algoritmik. Knowing
: mengerjakan suatu perhitungan secara sadar”.
Berdasarkan beberapa pengertian pemahaman
tersebut maka yang dimaksud pemahaman matematik peserta didik adalah tingkat
kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu memahami arti atau konsep,
situasi serta fakta yang diketahuinya. Peserta didik dapat mengingat menerapkan
serta mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan konsep prinsip atau
permasalahan matematik.
Untuk mengetahui
tingkat pemahaman matematik peserta didik yang sebenarnya, perlu diadakan
evaluasi dengan menggunakan alat evaluasi yang relevan. Alat evaluasi yang
relevan dan dapat mengungkapkan kualitas pemahaman matematik peserta didik adalah
alat evaluasi yang memenuhi aspek-aspek pemahaman konsep dan prinsip, pemahaman
penggunaan algoritma dan pemahaman melakukan penghitungan dengan benar.
Sehingga untuk memberikan skor pada masing-masing jawaban evaluasi tersebut
tidak bias sembarangan, diperlukan pedoman khusus yang sesuai dengan
aspek-aspek tersebut. Berikut ini disajikan pedoman
pemberian skor pemahaman matematik.
Tabel 2.4
Pedoman Pemberian Skor Pemahaman
Maematik
Indikator
|
Respon Siswa
|
skor
|
Pemahaman Instrumental
|
· Siswa tidak menjawab atau menjawab
salah.
· Siswa hanya menuliskan konsep yang akan
digunakan.
· Siswa menuliskan konsep yang digunakan
dan hanya dapat menerapkan rumus pada perhitungan sederhana.
· Siswa menuliskan konsep dan menerapkan
rumus pada perhitungan sederhana secara algoritmik dengan hasil akhir salah.
· Siswa menuliskan konsep dan dapat menerapkan rumus pada perhitungan. sederhana
serta secara algoritmik dengan hasil akhir benar.
|
0
1
2
3
4
|
Pemahaman Relasional
|
· Siswa tidak menjawab atau menjawab
salah.
· Siswa hanya menuliskan konsep yang
terkait dengan konsep yang digunakan.
· Siswa menerapkan konsep yang terkait
dalam perhitungan tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan.
· Siswa mampu menerapkan konsep yang terkait
dalam perhitungan dan mengerjakan perhitungan sampai akhir dengan hasil akhir
salah.
· Siswa mampu menerapkan konsep yang
terkait dalam perhitungan sampai akhir hasil akhir benar.
|
0
1
2
3
4
|
Sumber : (Herdian, 2010: 18)
Mengacu pada
beberapa pendapat tentang pemahaman matematik yang telah diuraikan di atas,
pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman menurut Skemp
yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Yaitu dengan mengharapkan
pemahaman yang dicapai peserta didik tidak terbatas pada pemahaman yang
bersifat dapat menghubungkan tetapi dapat mengaplikasikannya dalam kondisi yang
lainnya.
No comments:
Post a Comment