Sunday, 13 March 2016

Model Pembelajaran Example non Example dalam pembelajaran IPA

1.      Karakteristik Pembelajaran IPA di Tingkat Dasar
Pembelajaran IPA di SD/MI merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan disekelilingnya. Para pakar IPA sepakat bahwa dengan melibatkan siswa ke dalam kegiatan IPA sejak dini akan menghasilkan genersi dewasa yang melek sains yang dapat menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang makin kompetitif, sehingga mereka mampu turut serta memilih dan mengolah informasi untuk digunakan dalam mengambil keputusan.
Tugas penting guru IPA dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir saintis ini dapat dituangkan dalam pembelajaran IPA bagi anak melalui penyediaan konteks yang autentik yang melibatkan benda-benda, peristiwa, istilah dan pengertian IPA.
a.      Ruang Lingkup Pemahaman IPA.
Ruang lingkup pembelajaran IPA menurut Hardy dan Fleer (Mulyana 2005, hlm. 15-16) yang memungkinkan para guru memami IPA dalam persfekti yang lebih luas. Berikut ini adalah ruang lingkup pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam yaitu sebagai berikut:
1)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagi kumpulan pengetahuan.
2)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagai proses penelusuran  (investigatioan).
3)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagai kumpulan nilai.
4)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagai cara untuk mengenal dunia.
5)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagi Intuisi sosial.
6)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagi konstruksi manusia.
7)      Ilmu Pengetahuan Alam  sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian ruang lingkup pembelajaran IPA yang akan dibahas lebih ditekankan pada konsep IPA sebagai sebagian dari kehidupan sehari-hari. Sebelum membahas lebih jauh mengenai IPA sebagai sebagian dari kehidupan sehari-hari, peneliti terlebih dahulu akan membahas hakikta IPA.
Hakikat pembelajaran menurut pendapat Hardy (dalam Sutardi, 2013, hlm. 15-16) IPA dapat dikategorikan menjadi beberapa dimensi, yang meliputi:
a)      Dimensi Produk
Meliputi :1) konsep-konsep, 2)prinsip-prinsip, 3) hukum-hukum dan 4) teori-teori dimensi tersebut merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan berbagai fenomena alam.
b)      Dimensi Proses. Merupakan metode untuk memperoleh pengethuan yang disebutkan dengan metode ilmiah, yang merupakan gabungan metode induksi dan metode deduksi.
c)      Dimensi Sikap Ilmiah
Merupakan kumpulan berbagai keyakinan dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh setiap manusia khusunya oleh para ilmuwan  ketika menganalisis temuan-temuan baru dan diklasifikasikan.

Adapun dimensi pembelajaran IPA yang akan dikaji dan pilih dalam peneltian yaitu dimensi pembelajaran IPA yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari, yaitu dimensi produk. Alasan penentuan dimensi produk karena pada dimensi produk meliputi tentang pemahaman maupun penguasaan pada konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum dan teori-teori yang merupakan rekaan manusia, dalam upaya untuk memehami sekaligus mampu menejelaskan berbagai fenomena alam. Dimensi produk dipilih karena dianggap relevan dengan bahan ajar yang akan dibahas dan dipelajari di kelas V Sekolah Dasar pada materi bergai peristiwa alam.
b.      Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran IPA (Depdiknas, 2006, hlm. 48), bahwa:
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.    Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.    Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4.    Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.    Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6.    Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.    Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan pendapat tersebut maka mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME, serta mengembangkan rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konep IPA sebagai bekal pengetahuan dalam mengimplementasikan kedalam kehidupannya sehari-hari.

B.     Model Pembelajaran Example non Example dalam pembelajaran IPA
Model pembelajaran Example non Example merupakan pembelajaran pelaksanaannya melibatkan beberapa siswa yang saling berhubungan saling ketergantungan secara positif antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa maupun siswa dengan kelompok. Guna menciptakan sikap percaya diri, dan menciptakan sikap bertanggung jawab siswa maupun guru, dimana dalam pelaksanaanya menciptakan rasa tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok.
Suyatno (2009, hlm. 73)  mengemukakan:
model pembelajaran Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Dari pendapat tersebut maka penggunaan model pembelajaran Examples non Examples merupakan  model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh gambar, simbol yang diperlihatkan guru melalui kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Penggunaan model pembelajaran example non example pada pembelajaran IPA, dapat menciptakan sikap siswa yang lebih aktif dan mencari sendiri mengenai suatu konsep dan siswa dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang ada melalui gambar tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.  Dari pemaparan tersebut maka penggunaan model pembelajaran Examples non Examples pada pembelajaran IPA, lebih ditekankan pada kontek kemampuan analisis siswa.
Berdasarkan pemaparan tersebut diatas maka pemebelajaran Examples non Examples  bertujuan untuk pemahaman siswa tentang examples (contoh) and non examples (bukan contoh) sehingga siswa dapat membedakan dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
a.      Kelebihan dan Kelemahan Model  Example Non Example
Menurut Buehl (dalam Apriani dkk, 2007, hlm. 219) mengemukakan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran  Example  non  Example antara lain:
1)      Kelebihan
a)      Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas kinerja konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b)      Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example.
c)      Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
2)      Kelemahan
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model Examples Non Examples, diantaranya:
1)      Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2)      Memakan waktu yang banyak.

Kelebihan model example non example berdasarkan pendapat tersebut diatas yaitu dapat memperluas kinerja siswa dalam mempelajari suatu konsep secara medalam dan kompleks, selain itu juga dalam proses pelaksanaanya siswa terlibat langsung secara aktif dalam mengkaji dan mengembangkan sustu konsep berdasarkan pengalaman. Adapun yang menjadi kelemahan model example non example adalah tidak semua materi dalam proses pmbelajarannya menggunkana model ini, dalam artian semua materi dapat disajikan dengan menggunakan gambar, selain itu juga dalam pelaksanaan membutuhkan waktu yang cukup banyak.
b.      Langkah-langkah model Pembelajaran Examples non Examples
Menurut Suprijono (2009, hlm. 125) langkah-langkah model pembelajaran Examples non Examples diantaranya:
1)      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2)      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3)      Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 2-3 siswa.
4)      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperhatikan dan/atau menganalisi gambar.
5)      Memcatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.
6)      Memberi kesempatan bagi tiap kelompok membacakan hasil diskusinya.
7)      Berdasarkan komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
8)      Penutup.
Berdasarkan pendapat tersebut langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru mempersiapkan gambar-gambar  yang susuai dengan materi yang akan ajarkan, setelah gambar-gambar sudah dipersiapkan kemudian guru mulai menayangkan melalui infokus. Karena model example non example merupakan model cooperative learning  maka guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok kerja. Setelah terbentuk kelompok kemudian dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk berdiskusi menganalisi gambar dan mencatat hasil analisis pada kertas yang sudah disediakan. Setelah berdiskusi dan selesai kemudian siswa membacakan hasil diskusinya didepan kelas dan siswa lain menanggapi. Setelah kegiatan selesai kemudian guru menjelaskan keseluruhan materi yang telah dipelajari dan ditarik kesimpulan. 

No comments:

Post a Comment