Sunday 13 March 2016

Quantum Teaching


Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan ditemukan sebuah model pengajaran yang disebut dengan Quantum teaching, Quantum teaching bahkan menggugat cara mengajar yang selama ini dilakukan secara “turun temurun”. Quantum teaching dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr. Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgeria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya. Jadi Quantum teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas (Boobi DePorter dalam Miftahul A’la, 2010 : 21). Bila model ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan berhasil dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik kerena guru mengoptimalkan berbagai metode. Interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
a.         Asas Utama Quantum Teaching
Quantum teaching bersandar pada konsep ini: “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” Boobi DePorter(dalam Miftahul A’la 2010 : 27). Maksudnya yaitu mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama kita sebagai pengajar harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh Depertemen Pendidikan. Belajar dari segalah definisinya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan balajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.
b.        Prinsip Quantum Teaching
Prinsip-prinsip dalam Quantum Teaching, menurut Boobi DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 29) yaitu:
1) Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2) Segalahnya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang diajarkan
3) Pengalaman sebelum memberikan nama, otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu.
4)  Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apapun.
5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan, kita harus memberikan pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita.
Quantum teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat. Quantum teaching juga sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lin-lain. Humor yang bertujuan agar KBM tidak membosankan. Guru juga perlu memiliki Emotional Intelligence, yaitu kemampuan kita untuk matang mengelolah emosi.
c.         Model Quantum Teaching
Model Quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Kita dapat membagi unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori yaitu konteks dan isi (konten) Boobi DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 33).
1)        Konteks adalah penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas
Konteks menata kelas mempunyai empat aspek :
a)        Suasana, maksudnya adalah suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
b)        Landasan meliputi tujuan, prinsip, kesepakatan, keyakinan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. Berikut penjelasannya :
(1)     Tujuan, di kelas tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakepan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim, serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting.
(2)     Prinsip, gambaran tentang cara yang dipilih para anggotanya untuk menjalani kehidupannya. Berikut ini ada prinsip quantum teaching yang biasa disebut 8 kunci keunggulan :
·         Inteegritas
·         Kegagalan awal kesuksesan
·         Bicaralah dengan niat baik
·         Hidup di saat ini
·         Komitmen
·         Tanggung jawab
·         Sikap luwes atau fleksibel
·         Keseimbangan
(3)     Keyakinan, yakinlah dengan kemampuan mengajar dan kemampuan siswa belajar.
(4)     Kesepakatan, lebih formal daripada peraturan, dan merupakan daftar cara sederhana dan konkrit untuk melancarkan jalannya pelajaran.
(5)     Kebijakan, mendukung tujuan komunitas belajar dan menjelaskan urutan tindakan untuk situasi tertentu.
(6)     Prosedur, memberitahu siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil.
(7)     Peraturan, lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan.
c)        Lingkungan, yaitu cara guru menata ruangan kelas. Semuah hal yang mendukung proses belajar:
·         Lingkungan sekeliling
·         Alat bantu
·         Pengaturan bangku
·         Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan, dan unsur organik lainnya.
·         Musik
d)       Rancangan, penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi.
Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) Boobi DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 34) sebagai berikut :
(1)     Tumbuhkan yaitu menumbuhkan manfaat kehidupan pelajar dengan menyertai diri mereka, pikat mereka, Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK).
(2)     Alami yaitu Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
(3)     Namai yaitu sediakan kata kunci, konsep, model, rumus strategi, sebuah “masukan”.
(4)     Demonstrasi yaitu sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu misalnya dengan sandiwara, video, permainan, lagu, penjabaran dalam grafik.
(5)     Ulangi yaitu tunjukan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
(6)     Rayakan yaitu pengakuan untuk menyelesaikan, partisipasi, dan memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Jika keempat aspek ini dijalankan, konteks itu sendiri benar-benar menciptakan rasa saling memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat yang dituju para siswa dengan senang hati, bukan karena keterpaksaan.
2)        Isi (konten) merupakan penyajian materi.
Guru adalah salah satu faktor yang paling berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai pelajar. Berikut adalah empat komunikasi ampuh, yaitu:
o    Munculkan kesan, manfaatkanlah kemampuan otak untuk menyediakan asosiasi yang kaya.
o    Arahkan fokus, memanfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dari banyaknya input indrawi, dan memusatkan perhatian otak.
o    Inklusif, didalam perkataan seorang guru harus menimbulkan asosiasi yang positif.

o    Spesifik, katakanalah apa yang perlu dikatakan dengan kejelasan sebanyak mungkin dan jumlah kata sedikit mungkin.

No comments:

Post a Comment