Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan ditemukan sebuah model pengajaran yang disebut
dengan Quantum teaching, Quantum
teaching bahkan menggugat cara mengajar yang selama ini dilakukan secara
“turun temurun”. Quantum teaching
dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr. Georgi
Lozanov, pendidik asal Bulgeria, yang bereksperimen dengan suggestology.
Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang
mengubah energy menjadi cahaya. Jadi Quantum
teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui
interaksi yang terjadi di dalam kelas (Boobi DePorter dalam Miftahul A’la, 2010
: 21). Bila model ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan berhasil
dalam memberikan materi serta lebih dicintai anak didik kerena guru
mengoptimalkan berbagai metode. Interaksi serta proses pembelajaran yang
tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme
belajar pada peserta didik.
a.
Asas Utama Quantum
Teaching
Quantum teaching
bersandar pada konsep ini: “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan
Dunia Kita ke Dunia Mereka” Boobi DePorter(dalam Miftahul A’la 2010 : 27).
Maksudnya yaitu mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah
pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama kita sebagai pengajar
harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar
atau dokumen yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa
memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa mempunyai hak
mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa,
bukan oleh Depertemen Pendidikan. Belajar dari segalah definisinya adalah
kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek
kepribadian manusia, pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan,
sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian,
karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan
balajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.
b.
Prinsip Quantum
Teaching
Prinsip-prinsip
dalam Quantum Teaching, menurut Boobi
DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 29) yaitu:
1) Segalanya berbicara,
lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan
tentang belajar.
2) Segalahnya bertujuan, siswa
diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang diajarkan
3) Pengalaman sebelum memberikan
nama, otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu.
4) Akui
setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apapun.
5)
Jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan, kita harus memberikan pujian pada siswa yang terlibat aktif pada
pelajaran kita.
Quantum
teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan
minat siswa untuk terus belajar dengan semangat. Quantum teaching juga
sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak,
kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lin-lain. Humor yang
bertujuan agar KBM tidak membosankan. Guru juga perlu memiliki Emotional
Intelligence, yaitu kemampuan kita untuk matang mengelolah emosi.
c.
Model Quantum Teaching
Model
Quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Kita dapat membagi
unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori yaitu konteks dan isi (konten) Boobi
DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 33).
1)
Konteks adalah
penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas
Konteks menata kelas
mempunyai empat aspek :
a)
Suasana, maksudnya
adalah suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati
dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh
kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
b)
Landasan meliputi
tujuan, prinsip, kesepakatan, keyakinan, kebijakan, prosedur, dan aturan
bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam
komunitas belajar. Berikut penjelasannya :
(1)
Tujuan, di kelas tujuan
yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakepan dalam mata
pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim,
serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting.
(2)
Prinsip, gambaran
tentang cara yang dipilih para anggotanya untuk menjalani kehidupannya. Berikut
ini ada prinsip quantum teaching yang
biasa disebut 8 kunci keunggulan :
·
Inteegritas
·
Kegagalan awal
kesuksesan
·
Bicaralah dengan niat
baik
·
Hidup di saat ini
·
Komitmen
·
Tanggung jawab
·
Sikap luwes atau
fleksibel
·
Keseimbangan
(3)
Keyakinan, yakinlah
dengan kemampuan mengajar dan kemampuan siswa belajar.
(4)
Kesepakatan, lebih
formal daripada peraturan, dan merupakan daftar cara sederhana dan konkrit
untuk melancarkan jalannya pelajaran.
(5)
Kebijakan, mendukung
tujuan komunitas belajar dan menjelaskan urutan tindakan untuk situasi
tertentu.
(6)
Prosedur, memberitahu
siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil.
(7)
Peraturan, lebih ketat
daripada kesepakatan atau kebijakan.
c)
Lingkungan, yaitu cara
guru menata ruangan kelas. Semuah hal yang mendukung proses belajar:
·
Lingkungan sekeliling
·
Alat bantu
·
Pengaturan bangku
·
Tumbuhan, aroma, hewan
peliharaan, dan unsur organik lainnya.
·
Musik
d)
Rancangan, penciptaan
terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna,
dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi.
Kerangka
Rancangan Belajar Quantum Teaching TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) Boobi DePorter (dalam Miftahul A’la 2010 : 34)
sebagai berikut :
(1)
Tumbuhkan yaitu menumbuhkan manfaat
kehidupan pelajar dengan menyertai diri mereka, pikat mereka, Tumbuhkan minat
dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK).
(2)
Alami yaitu Ciptakan atau datangkan
pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
(3)
Namai yaitu sediakan kata kunci, konsep,
model, rumus strategi, sebuah “masukan”.
(4)
Demonstrasi yaitu
sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu misalnya
dengan sandiwara, video, permainan, lagu, penjabaran dalam grafik.
(5)
Ulangi yaitu tunjukan pelajar cara-cara
mengulang materi dan menegaskan, pengulangan memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
(6)
Rayakan yaitu pengakuan
untuk menyelesaikan, partisipasi, dan memperoleh keterampilan dan ilmu
pengetahuan.
Jika keempat
aspek ini dijalankan, konteks itu sendiri benar-benar menciptakan rasa saling
memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan. Kelas
akan menjadi komunitas belajar, tempat yang dituju para siswa dengan senang
hati, bukan karena keterpaksaan.
2)
Isi (konten) merupakan
penyajian materi.
Guru adalah salah satu
faktor yang paling berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai
pelajar. Berikut adalah empat komunikasi ampuh, yaitu:
o
Munculkan kesan,
manfaatkanlah kemampuan otak untuk menyediakan asosiasi yang kaya.
o
Arahkan fokus,
memanfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dari banyaknya input indrawi,
dan memusatkan perhatian otak.
o
Inklusif, didalam
perkataan seorang guru harus menimbulkan asosiasi yang positif.
o
Spesifik, katakanalah
apa yang perlu dikatakan dengan kejelasan sebanyak mungkin dan jumlah kata
sedikit mungkin.
No comments:
Post a Comment