A.
Metode
Penelitian
Metode penelitian
secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu, dimana
cara ilmiah disini berarti suatu kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas disebut juga Classroom Action Reasearch.Penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional.
Beberapa bentuk
penelitian tindakan kelas. Menurut
Oja dan S. Mulyan (1989:3) ada empat bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu:
1.
Guru
sebagai peneliti
2.
Penelitian
tindakan kolaboratif
3.
Simlultan
integrasi
4.
Administrasi
sosial ekperimental
|
Adapun bentuk penelitian tindakan kelas yang
digunakan disini adalah bentuk yang pertama, yaitu PTK yang memandang guru
sebagai peneliti.Dalam bentuk ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlibat langsung dalam
perencanaan, tindakan, dan refleksi.
Beberapa model desain
PTK yang dapat dikembangkan guru kelas diantaranya:
1. Model
Kurt Lewin
2. Model
Kemmis dan Mc. Taggart
3. Model
John Elliot
4. Model
Hopkins
Penelitian model PTK
yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan pengembangan
dari konsep dasar yang diperkenalan oleh Kurt Lewin. Desain Kemmis dan Mc.
Taggart menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral refleksi yang
terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflection).
B.
Lokasi
dan Subjek Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Padaherang yang terletak di
Jalan Raya Pangandaran Dusun Sukarenah Desa Padaherang UPTD
Pendidikan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis
2.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1
Padaherang Tahun Pelajaran 2011/2012. Aspek
yang diteliti adalah aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran melalui
penerapan teknik mind mapping dalam
pembacaan peta menggunakan media mozaik. Jumlah siswa kelas V yang menjadi subyek penelitian berjumlah 16
orang dengan latar belakang kemampuan yang berbeda-beda mulai dari yang tinggi,
sedang, dan rendah dilihat dari
kecerdasan dan intelektual masing-masing siswa. Dari ke-16 siswa terdiri dari 6 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan.
Pelaksanaaan PTK
ini peneliti dibantu dengan satu orang guru sebagai peneliti mitra (observer)
yaitu guru kelas V (Sdri. Elin
Marlina S. Pd) terutama dalam melakukan observasi dan
refleksi. Pemilihan mitra sebagai observer pada proses penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa yang bersangkutan sudah berpengalaman dalam
melaksanakan PTK karena beliau adalah lulusan dari S1 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.Yang
menjadi bahan dalam penelitian ini terfokus pada permasalahan proses
pembelajaran terutama terhadap kemampuan siswa dalam membaca peta, yang mana
hasil dalam pembelajaran dan aktifitas siswa masih ada dalam kategori rendah
dan masih ada yang di bawah
KKM.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca peta tersebut akibat
dari pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru kurang, baik ditinjau
dari penggunaan strategi, metode, maupun media.
a.
Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 3
Minggu, mulai dari tanggal 9 April 2012 sampai dengan tanggal 29 April 2012
dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel
3.1
Jadwal
Pelaksanaan Penelitian
Mata
Pelajaran
|
Siklus
|
Hari/
Tanggal
|
Alokasi
Waktu
|
Materi
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
1
2
3
|
Kamis,
12 April 2012
Kamis,
19 April 2012
Selasa,
24 April 2012
|
3 x 35 menit
3 x 35 menit
2 x 35 menit
|
Benua Afrika
Letak
Benua Afrika
Benua Afrika
Wilayah
Benua Afrika
Benua Afrika
Post Tes
|
b.
Karakteristik Siswa
Karakteristik
siswa secara umum dapat dilihat dari beberapa hal, mulai dari jumlah, jenis, dan
presentasi akademik siswa. Berdasarkan nilai hasil tes formatif siswa kelas V
SDN 1 Padaherang Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel
3.2
Pengelompokan
Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
1
|
Laki-laki
|
10
|
2.
|
Perempuan
|
6
|
Jumlah
|
16
|
Tabel
3.3
Kelompok
Prestasi Siswa
No.
|
Prestasi
|
Jumlah
|
1.
|
Pandai
|
4
|
2.
|
Sedang
|
4
|
3.
|
Kurang
|
8
|
Jumlah
|
16
|
C.
Desain
Penelitian
Penelitian ini model yang digunakan adalah adaptasi dari
model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen tersebut
dipandang sebagai siklus dalam penelitian adalah satu putaran yang terdiri dari
perencanaan tindakan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model ini
hampir sama dengan model Kurt Lewin hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai
satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan adanya kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri ketika antara implementasi acting dan observing
sebenarnya dua kegiatan tapi tidak dapat dipisahkan secara tegas. Artinya
ketika seorang peneliti melakukan tindakan otomatis ia melakukan pengamatan
pula karena kegiatan itu dilakukan dalam satu kesatuan waktu secara bersamaan.
Begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga dilaksanakan.
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam
PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.
Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa siklus
dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan
(tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai satu
siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan
yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari
satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah
saat ini pada umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan Mc Taggart ini.
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan tiga siklus,
tapi menutup kemungkinan untuk melakukan siklus berikutnya apabila hasil
perbaikan belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Satu siklus tindakan sama dengan satu kali tindakan pembelajaran
dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, sehingga istilah siklus tindakan identik
dengan tindakan pembelajaran.
Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas dapat dibuat seperti
model Kemmis dan Mc. Taggart seperti berikut ini:
(Sumber:
Panduan PTK, 2011: 94)
D.
Prosedur
Penelitian
PTK ini
dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahapan (fase): (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan
(action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection). Namun sebelum sampai pada
tahap inti, akan diawali dengan beberapa kegiatan persiapan. Operasionalnyasebagai
berikut:
1.
Orientasi dan Indentifikasi Masalah
Orientasi
dan identifikasi masalah merupakan tahap awal kegiatan yang dilakukan peneliti.
Pada tahap ini guru kelas mencermati, mengidentifikasi dan menemukan masalah,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Melakukan kegiatan observasi dan
orientasi di kelas V dengan fokus pada
penelitian terhadap pelaksanaan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
terutama pada kemampuan guru dalam menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai
dan media pembelajaran yang berhubungan
dengan kemampuan siswa dalam membaca peta Benua Afrika beserta fenomena
alam yang terdapat di dalamnya.
b.
Secara bersama-sama dengan rekan sejawat
berkolaborasi mengidentifikasi masalah dengan menerapkan skala prioritas dari
sejumlah masalah pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial.
2.
Perencanaan Tindakan
Tahap ini dirumuskan upaya penyelesaian
atau penanganan terhadap masalah utama yang teridentifikasi. Rumusan maslaah
lebih difokuskan pada penggunaan teknik pembelajaran mind mapping berbasis IPS
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta serta kenampakan
alam yang berada di dalamnya dengan menggunakan media peta mozaik dan sistem
peta pikiran agar memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka panjang.
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a.
Bersama-sama rekan sejawat berkolaborasi
membicarakan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan
kemampuan membaca peta melalui media dan mengingat dalam jangka panjang dengan
mengguanakan teknik peta pikiran. Hasil observasi dan identifikasi, maka pada
refleksi awal menetapkan bahwa tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan berfikir jangka panjang dalam membaca peta dan hasil belajar siswa
adalah dengan menggunakan media pembelajaran dengan teknik mind mapping dalam proses pembelajaran.
b.
Bersama-sama dengan teman sejawat
berkolaborasi membicarakan tujuan dan manfaat dari penggunaan media
pembelajaran.
c.
Menyususn rencana penelitian tindakan
setiap siklus tindakan pembelajaran. Tindakan pembelajaran dilakukan dengan 2
siklus, yaitu : rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi
pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi terhadap pembelajaran.
d.
Menyusun instrumen penelitian, yaitu
terdiri dari lembaran pengamatan guru dan lembaran pengamatan siswa.
e.
Menyusun instrumen pembelajaran, yang
terdiri dari RPP, LKPD, alat evaluasi, menyiapkan sarana, alat pelajaran, serta
memilih media yang tepat dalam pembelajaran.
3.
Pelaksanaaan Tindakan dan Observasi
a. Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran dalam siklus pertama dan kedua adalah melakukan kegiatan sebagai
berikut:
1)
Menyusun instrumen pembelajaran, yaitu:
skenario pembelajaran, LKPD, dan instrumen tes.
2)
Mempersiapkan sumber pembelajaran, alat
peraga atau media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
3)
Menyusun instrumen penelitian, yang
terdiri dari: lembar observasi, dan lembaran aktivitas siswa dalam pelaksaan
pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan keguatan
pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah ditetapkan.
Gambaran global materi dari siklus pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai
berikut:
1)
Standar Kompetensi: Memahami Perkembangan
Wilayah Indonesia Kenampakan Alam dan Keadaan Alam dan Keadaan Sosial
Negara-negara di Asia Tenggara dan Benua-benua
2)
Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi Benua-benua
3)
Hasil Belajar: Mengidentifikasi Benua Afrika
4)
Indikator:
a)
Menemutunjukan letak benua Afrika secara
astronomis dan geografis.
b)
Menguraikan pembagian wilayah Benua
Afrika
c)
Menyusun gambar benua Afrika
d)
Mengidentifikasi nama-nama disetiap
Negara dan semua keadaan alam di Benua Afrika
5) Materi Pokok: Benua Afrika
Pada
tindakan pembelajaran setiap siklus, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
yag meliputi apersepsi, eksplorasi, elaborasi, pembentukan perilaku, dan
penilaian.
Langkah-langkah
secara garis besar aktivitgas selama pembelajaran dilakukan pengorganisasian
secara individu dan kelompok, untuk kegiatan tersebut adaalah sebagai berikut:
a) Siklus
I
Kerjasama dalam
kelompok untuk membuat laporan dari hasil pengamatan tentang Benua Afrika.
b)
Siklus II
Kerjasama
dalam kelompok untuk membuat laporan hasil pengamatan tentang Benua Afrika dan
kenampakannya
c) Siklus
III
Kerjasama dalam
kelompok untuk membuat laporan dan membuat gambar dari hasil pengamatan tentang
nama-nama wilayah Benua Afrika
c. Fokus
Tindakan
1) Kinerja
Guru
a) Siklus
I
Meningkatkan
kemampuan guru membuat rencana dan mengelola pembelajaran IPS pada topik
Peta denganmengoptimalkan penggunaan media mozaik dan sumber menggunakan teknik pendekatan mind
mapping.
b) Siklus
II
Meningkatkan kemampuan
guru dalam merencanakan dan megelola pembelajaran IPS pada topik Peta dengan mengoptimalkan kreativitas guru dalam
penerapan teknik alur peta pikiran.
2) Aktifitas
dan hasil Belajar Siswa
a) Siklus
I
Meningkatkan respon
dalam pembelajaran IPS
b) Siklus
II
Meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran IPS
Masing-masing pertemuan pembelajaran
kegiatan dilaksanakan sebagai berikut:
1)
Tanya jawab tentang pengalaman siswa
dalam membaca peta
2)
Menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
3)
Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan kegiatan yang harus dilaksanakan.
4)
Melakukan kegiatan pembelajaran
berdasarkan materi tiap pertemuan,
5)
Menanamkan konsep membaca peta dalam
kegiatan pembelajaran.
6)
Membuat catatan tentang temuan dan
permasalahan sebagai bahan tindak lanjut.
7)
Melakukan penilaian, yang meliputi
penilaian terhadap proses pembelajaran, yaitu aktivitas siswa, hasil belajar
siswa untuk mengukur keberhasilan tindakan pembelajaran.
d.
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Selama pelaksanaan pembelajaran yang
diobservasi adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Aspek-aspek
kemampuan siswa dalam pembelajaran konsep peta.
2) Kemampuan
guru dalam menggunakan media pembelajaran, ketepatan, kesesuaian, kelebihan dan
kekurangan dalam memfasilitasi belajar siswa.
3) Mengidentifikasi
bagaimana yang menjadi kelebihan dan kelemahan dalam mencapai aspek kemampuan
siswa terhadap konsep peta.
4) Aktivitas
siswa dalam pembelajaran baik secara individu maaupun kelompok melalui
rancangan pembelajaran sebelumnya untuk mencapai tujuan.
e.
Refleksi
Data yang dikumpul dari hasil observasi
terhadap setiap pembelajaran segera diolah dan dideskripsikan maknanya dengan
cara diklasifikasikan, dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang secara
bersama-sama dengan observer, terutama yang berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan refleksi
digunakan sebgai bahan untuk pertimbangan penyusunaan rencana tindakan
berikutnya dan merevisi kekurangan – kekurangan serta melengkapi perencenaan
pembelajaran yang akan ditindaklanjuti pada siklus berikutnya.
Peneliti dan
observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan siklus I.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I. Pada saat
refleksi ini didiskusikan pula oleh peneliti dan observer fokus tindakan untuk
pembelajaran di siklus II. Dan seterusnya dalam setiap siklus.
4.
Deskripsi
Persiklus
Bentuk
tindakan kelas yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelaas, dimana hal ini
sebagai guru kelas.Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan konkret.
Jika ternyata tindakan yang dilakukan masih belum berhasil dalam hal ini
peneliti harus mengadakan refleksi kembali untuk mencari kekurangan dan
kelemahan pada waktunya berlangsung proses pembelajaran sehingga dapat diperbaiki
pada siklus berikutnya:
Siklus I
a.
Rencana
Tindakan
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada siklus I dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, materi
yang akan diperbaiki adalah tentang benua Afrika
b.
Pelaksaan
Tindakan
Pelaksanaan
pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan keguatan
pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah ditetapkan.
Gambaran global materi dari siklus pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai
berikut:
1)
Standar Kompetensi: Memahami Perkembangan
Wilayah Indonesia Kenampakan Alam dan Keadaan Alam dan Keadaan Sosial
Negara-negara di Asia Tenggara dan Benua-benua
2)
Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi Benua-benua
3)
Hasil Belajar: Mengidentifikasi Benua Afrika
4)
Indikator:
e)
Menemutunjukan letak benua Afrika secara
astronomis dan geografis.
f)
Menguraikan pembagian wilayah Benua
Afrika
g)
Menyusun gambar benua Afrika
h)
Mengidentifikasi nama-nama disetiap
Negara dan semua keadaan alam di Benua Afrika
5) Materi Pokok: Benua Afrika
Pada
tindakan pembelajaran setiap siklus, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
yang meliputi
apersepsi, eksplorasi, elaborasi, pembentukan perilaku, dan penilaian.
Apresepsi yang dilakukan guru kepada siswa yaitu untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa tentang benua Afrika seperti “Anak-anak perhatikan peta yang ibu
sediakan di depan kalian. Nah ibu mau bertanya dipeta yang kalian lihat
terdapat benua-benua yang ada di seluruh penjuru dunia. Kalian tahu ada berapa
benua yang tersebar di dunia? Ayo coba sebutkan satu persatu! Nah perhatikan kembali
ibu menunjukkan benua apa? Siapa yang tahu bagaimana letak benua tersebut
menurut astronomisnya? Dalam
peta ini, tunjukkan arah mata angin?”
Setelah
itu guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang akan disampaiakan
yaitu benua Afrika. Guru menerangkan sedikit tentang benua Afrika. Guru membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok. Dan menyelesaikan lembar kerja yang
diperintahkan oleh guru.
U
1.
Petunjuk Kegiatan
a. Amati
bersama anggota kelompok masing-masing peta yang ada (benua Afrika)
b. Sebutkan nama negara tersebut!
c. Amati
garis lintang dan garis bujur pada peta tersebut
d. Amati
warna dan nama pada peta itu
e. Berdasarkan
hasil pengamatan kelompokmu, masukkan kedalam tabel di bawah ini!
1)
Letak Astronomis
No.
|
LU
|
LS
|
BT
|
BB
|
|
|
|
|
|
2)
Letak geografis
No.
|
Nama Arah
|
Nama Tempat
|
1.
|
Utara
|
|
2.
|
Barat
|
|
3.
|
Selatan
|
|
4.
|
Timur
|
|
3)
Wilayah yang ditandai dengan symbol
warna menurut Ras Penduduk Benua Afrika
No.
|
Warna
|
Ketererangan
|
1.
|
Biru
|
|
2.
|
Kuning
|
|
3.
|
Merah
|
|
4.
|
Hijau
|
|
5.
|
Oranye
|
|
6.
|
Ungu
|
|
c. Observasi Pengamatan
Kegiatan awal guru melakukan apresepsi
dengan menyajikan peta dan mengajukan beberapa pertanyaan, sebagai usaha untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa, namun siswa kurang termotivasi dan kurang
merespon apa yang dilakukan guru. Siswa kurang memperhatikan media yang
disajikan guru. Pada
tahap kegiatan inti, tampak belum mampu mengaktifkan siswa, sehingga siswa
belum mampu meningkatkan kemampuannya dalam membaca peta. Pada saat kerja kelompok siswa belum
menunjukan aktivitas yang optimal, Interaksi siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru masih kurang padahal guru sudah memberikan bantuan bimbingan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Diakhir
kegiatan diskusi siswa diberi kesempatan menyampaikan hasil diskusi, dan siswa
yang lainpun memberi kesempatan untuk sanggahan, saran, atau usul terhadap
hasil kerja kelompok yang lain, tapi belum semua siswa melakukannya. Hal ini mungkin kemampuan guru dalam
menentukan strategi, metode belum tepat, dan pemilihan/ penggunaan media
pembelajaran belum dilaksanakan optimal. Kemampuan
siswa dalam membaca peta masih kurang.
Pada kegiatan
penutup, waktu merangkum.mereview,
dan menyimpulkan kurang melibatkan siswa. Evaluasi
dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dilakukannya pemeriksaan. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM
yang telah di tetapkan.
d. Refleksi
Tahap akhir
siklus satu melakukan refleksi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil temuan
selama pelaksanaan, hasil observasi, dan hasil tes evaluasi dari pengamat merupakan
bahan untuk melakukan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Dari data-data
tersenut masih ditemukan beberapa kekurangan dan kelemahan guru dalam waktu
proses pembelajaran, diantaranya yaitu pertanyaan apresepsi belum memberikan
motivasi, belum mampu merespon dan menarik perhatian siswa. Penyebabnya adalah
guru kurang menggunakan teknik keterampilan bertanya yang dapat menggali
pengetahuan awal siswa.Kegiatan inti dengan menggunakan model atau media mozaik belum mampu meningkatkan
siswa dalam membaca peta benua Afrika. Kegiatan
penutup dilaksanakan kurang efektif, waktu merangkum cukup dari pendapat guru,
tugas rumah diberikan dengan penjelasan sekilas. Hasil
evaluasi dilaksanakan cukup waktu.Hasil evaluasi belum mencapai Kriteria Ketuntasan
belajar secara optimal yaitu secara individual yakni 75 maupun secara klasikal
75%.
e. Tindak Lanjut
Untuk
memperbaiki proses pembelajaran siklus I, guru melakukan tindak lanjut berupa:
1)
Meningkatkan teeknik bertanya dalam
pelaksanaan awal (apersepsi), sebagai bahan untuk menggali pengetahuan awal
siswa.
2)
Mengubah teknik pembelajaran (Mind
Mapping),menyusun rencana
pembelajaran secara optimal, menyiapkan peta pemikiran yang kreatif agar mudah
dipahami dan diingat oleh siswa diserta gambar-gambar yang mendukung dalam
proses pembelajarannya.
3)
Meningkatkan efektifitas penggunaan
media pembelajaran (peta Mozaik), menyiapkan perangkat pembelajaran,
menyediakan instrument penyediaan data, melengkapi media, dan mencobanya.
4)
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media
peta mozaik.
Siklus
II
a.
Rencana
Tindakan
Rencana perbaikan
pembelajaran pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial, materi yang akan di perbaiki adalah tentang Benua
Afrika
b.
Pelaksaan
Tindakan
Pelaksanaan yang
dilakukan pada siklus II ini masih mengacu pada scenario yang telah dibuat
sebelumnya namun ada beberapa bagian yang dirubah agar hasil anak akan optimal
sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
Gambaran global
materi siklus II pembelajatan Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut:
1)
Standar Kompetensi: Memahami
Perkembangan Wilayah Indonesia Kenampakan Alam dan Keadaan Alam dan Keadaan
Sosial Negara-negara di Asia Tenggara dan Benua-benua
2)
Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi Benua-benua
3)
Hasil Belajar: Mengidentifikasi Benua Afrika
4)
Indikator:
a)
Menemutunjukan letak benua Afrika secara
astronomis dan geografis.
b)
Menguraikan pembagian wilayah Benua
Afrika
c)
Menyusun gambar benua Afrika
d)
Mengidentifikasi nama-nama disetiap
Negara dan semua keadaan alam di Benua Afrika
5) Materi Pokok: Benua Afrika
Guru
memasangkan peta Afrika dan guru
mendemonstrasikan cara menyusun peta benua Afrika. Peserta didik
mengadakan pengamatan peta. Untuk
lebih memantapkan media yang digunakan, guru menyuruh salah seorang peserta
didik untuk menunjukkan dan
menyebutkan wilayah yang ditunjukkan oleh guru.Guru sambil
tanya jawab meminta peserta didik untuk menyebutkan warna yang terdapat pada
peta. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan memberikan LKPD
dan peta mozaik kepada setiap kelompok untuk diskusi dengan kelompok yang
berbeda. Seperti lembar kerja berikut ini:
Amatilah
peta di bawah ini kemudian berilah keterangan sesuai dengan aspek yang terdapat
pada peta!
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
1.
A = ….
2.
B = ….
3.
C = ….
4.
D = ….
5.
E= ….
Peserta
didik diminta untuk membuat laporan yang dikumpulkan dari tiap kelompok. Guru membimbing peserta didik untuk
menyamakan hasil diskusi. Kemudian, guru membimbing
peserta didik untuk melaporkan hasil diskusinya danmemberikan penguatan
terhadap hasil kelompok.
a.
Observasi Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus kedua menunjukkan peningkatan yang baik, baik
dari proses maupun hasil pembelajaran.
Kegiatan awal yaitu pada apresepsi guru menyajikan gambar
peta mozaik yang lebih besar mengajukan beberapa pertanyaan dengan menggunakan
teknik mind mapping yang menggali
pengetahuan awal siswa, sehingga siswa tertarik, termotivasi, dan merespon
pertanyaan guru.
Kegiatan inti aktivitas siswa sangat tinggi, mulai dari
saat dibagikan media pembelajaran sampai akhir pembelajaran tampak interaksi siswa dengan
media cukup baik.
Kegiatan penutup guru membuat kesimpulan, merefleksi melibatkan siswa, waktu
yang digunakan cukup efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
b. Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus kedua,
guru melakukan refleksi dari kegiatan proses pembelajaran yang dilakukannya
serta hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan juga menganalisis data dari
hasil evaluasi, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan perbaikan siklus kedua
telah mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini karena menggunakan teknik
pembelajaran mind mapping dan
penggunaan media yang inovatif yaitu media mozaik, sehingga kemampuan siswa
dalam membaca peta meningkat dan hasil belajar pun mencapai hasil dia atas KKM
yang telah ditentukan yaitu 75.
E.
Definisi
Operasional
1. Definisi
Operasional
a. Variabel
Proses
Variabel proses
pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penggunaan teknik mind mapping melalui media mozaik. Variabel
ini memuat aspek-aspek: 1) penggunaan media untuk apersepsi, 2) penggunaan media untuk memotivasi siswa, 3)
penggunaan media untuk memperjelas konsep, 4) penggunaan media untuk merespon
pertanyaan siswa, 5) penggunaan media untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Kemampuan guru untuk setiap aspek tersebut diukur dengan instrumen lembar
observasi terstruktur yang dilengkapi dengan deskripsi catatan lapangan atau
catatan actual .Hasilnya
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif sebagai bahan refleksi dan tindak
lanjut siklus pembelajaran.
b. Variabel
Hasil
Variabel hasil dari
penelitian ini adalah kompetensi membaca peta siswa. Sub variabel kemampuan
membaca peta meliputi : pemahaman terhadap konsep yang diajarkan, frekuansi
penalaran siswa terhadap membaca peta, diukur dengan menggunakan instrumen
lembar observasi.
F.
Instrument
Penelitian
Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penilaian disebut
instrumen penelitian.
Penelitian inipeneliti
menggunakan tes tertulis untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pokok bahasan
tersebut dan lembar observasi sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran
membaca peta dengan menggunakan pendekatan teknik mind mapping melalui media mozaik.
Seperti
contoh instrument berikut ini:
Tabel
3.4
Kisi-kisi
Soal Tes
Indikator
|
Tujuan
Pembelajaran
|
Domain
Evaluasi
|
Bentuk
Soal
|
Jenjang
Kognitif
|
No.
Soal
|
Skor
|
·
Menemukan letak benua Afrika.
·
Menguraikan pembagian dan keadaan sosial di
wilayah benua Afrika
|
Melalui pengamatan peta, peserta didik dapat :
1.Mengidentifikasi
letak benua Afrika dengan benar
2.Menjelaskan
keadaan sosial di benua Afrika secara teliti
|
Kognitif
|
Uraian
|
C3
C3
C3
C3
C2
C1
C2
C2
C1
C2
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
|
G.
Teknik
Pengumpulan Data
Jenis
data yang akan dianalisis adalah data yang terkumpul baik waktu pra-tindakan,
selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan. Ada 3 teknik
cara pengumpulan data, yaitu:
1.
Lembar Observasi
Lembar
observasi digunakan untuk memperoleh data perencanaan dan kinerja guru dalam
proses pembelajaran. (Terlampir)
2.
Penilaiaan Kinerja Siswa
Penilaian
kinerja siswa merupakan alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan
mengkomunikasikan pengalaman melalui karangan. Data
hasil pengamatan kinerja siswa yang dituangkan dalam lembar pengamatan kinerja
siswa ini meliputi beberapa aspek, yaitu kesesuaian, kelengkapan, kerapihan,
huruf kapital, dan tanda baca. (Terlampir)
3.
Tes Tertulis
Tes tertulis
digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. (Terlampir)
Tabel
3.5
Jenis
dan Metode Pengumpulan Data
No.
|
Jenis
Data
|
Metode
|
Alat
|
Cara
Pengumpulan Data
|
1
|
Kemampuan
awal siswa dalam pembelajaran IPS pada materi pokok Benua Afrika
|
Apersepsi
|
Lembar
Pengamatan
|
Dituangkan
melalui tes awal secara klasikal berupa tanya jawab, kemudian dianalisis
|
(Lanjutan
Tabel 3.5 Jenis dan Cara Mengumpulkan Data)
2.
|
Kemampuan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan teknik mind mapping
dengaan menggunakan media pembelajaran peta mozaik untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca peta
|
Observasi
|
Lembar
Pengamatan
|
Observasi
terhadap guru dalam proses pembelajaran, dilanjutkan dengan diskusi
|
3.
|
Peningkatan kemampuan siswa dalam
pembelajaran IPS pada meteri pokok Benua Afrika
|
Observasi
|
Lembar
Pengamatan
|
Observasi
terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
|
4.
|
Efektivitas pembelajaran
|
Penilaian
|
Tes Kinerja
|
Ditinjau dari hasil belajar siswa
|
Selain
data tersebut diatas, akan dilakukan pengamatan secara terbuka terhadap
data-data yang lain terkait dengan kondisi pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Data sekecil apapun yang ditemukan di lapangan akan dicatat dalam
catatan penelitian.
4.
Indikator Keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan kemampuan membaca peta dan hasil belajar siswa melalui
penggunaan media peta mozaik adalah sebagai berikut:
a. Bagi
guru
Guru mampu menunjukkan
kinerja baik jika:
1) Keterlaksanaan
pembelajaran berdasarkan RPP sesuai dengan tujuan perbaikan pada setiap tahap
kegiatan pembelajaran yang disajikan pernyataan sebagai kriteria keberhasilan
tindakan.
2) Pernyataan
yang dijadikan kriteria keberhasilan tindakan perbaikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a) Pada
tahap kegiatan awal dapat meningkatkan motivasi dan respon siswa
b) Pada
tahap kegiatan inti dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS.
c) Pada
tahap penutup dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi
siswa
Siswa
mampu menunjukkan peningkatan kemampuan membaca peta, apabila:
1)
Sekurang-kurangnya 75% siswa melakukan
aktivitas pembelajaran.
2)
Sekurang-kurangnya 75% hasil belajar
siswa.
H.
Analisis
Data
Data
yang diperoleh dari hasil observasi dan tes analisis dengan mengacu pola
pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Colding
atau
Labeling, adalah pengelompokkan jenis
kinerja yang diobservasi dan direfleksi setiap siklus tindakan. Meliputi
kinerja merancang rencana dan instrumen pembelajaran kinerja dalam
mengimplementasikan teknik mind mapping, instrumen kerja siswa.
2.
Trianggulasi,
yaitu
merupakan teknik validasi data yang ditentukan oleh keahlian dan sumber data
dan interprestasi data yang berasal dari berbagai pihak terkait.
3.
Teknik
Saturasi (Kejenuhan). Karena waktu terbatas dalam penelitian,
saturasi juga dijadikan salah satu teknik validasi data. Dengan teknik ini
peneliti memastikan bahwa tindakaan dan hasil perbaikan ditetapkan dengan batas
optimal keberhasilan tindakan yang realistis dan pragmatis.
No comments:
Post a Comment