BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dan rumusan
masalah yang dipaparkan dalam Bab I yaitu untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa melalui strategi belajar modalitas, maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk pre eksperimen (pre-eksperimental design).
Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group
Pretest-Postest Design.Desain
ini bercirikan adanya kasus tunggal yang diamati pada dua waktu yang berbeda
yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Perubahan dari outcome yang diharapkan menjadi hasil dari intervensi atau
perlakuan. Dengan demikian
hasil pengukuran dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain penelitian tersebut berbentuk:
O1 X
O2 (Sugiyono, 2009:75)
Keterangan :
O1 : Nilai Pretes (sebelum diberi diklat)
O2 : Nilai Postes (setelah diberi diklat)
X: Perlakuan pembelajaran melalui strategi belajar modalitas
B. Lokasi,
Populasi Dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di daerah
Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.Populasi peneliti mengambil kelas V yaitu
di Sekolah Dasar Negeri Kotabaru.“Adapun populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. (Arikunto, 2006 : 130).
Sementara itu teknik sampel yang digunakan
adalah Nonprobability Sampling,
dengan mengambil Sampel Bertujuan atau Purposive
Sample. Menurut Arikunto (2006:139) bahwa “sampel bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Dikarenakan tidak adanya kelas kontrol maka pengambilan sampel
dilakukan tidak secara random,
dengan teknik One-Group Pretest-Posttest
Design, sehingga hasil perlakuan (treatment)
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum
dan sesudah diberi perlakuan.
C. Variabel dan Definisi Operasional
1.
Variabel
Variabel merupakan istilah yang
tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. F.N. Kerlinger
menyebutkan variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam
konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Sugiyono (2009 : 39) bahwa
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas”.
Adapun dalam penelitian ini yang
berjudul “Hasil Belajar Kognitif Siswa tentang Daur Air melalui Strategi
Belajar Modalitas” terdapat dua variabel. Yaitu “strategi belajar modalitas”
sebagai variabel bebas (independen)
dan “hasil belajar kognitif siswa” sebagai variabel terikat (dependen).
2.
Definisi Operasional
a.
Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar
kognitif merupakan prestasi belajar, kecepatan belajar, dan
hasil yang ingin capai oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan dalam diri
individu.
b.
Strategi Belajar Modalitas
Strategi belajar modalitas siswa merupakan suatu
cara untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyerap berbagai
informasi dengan alat indera dominan yang dimiliki siswa untuk meningkatkan
hasil belajar.
D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data
Instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Angket sebagai salah satu teknik pengumpul data yang berbentuk
pertanyaan-pertanyaan dengan kriteria tertentu.
Angket tersebut digunakan untuk mengetahui modalitas yang dimiliki oleh siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup,
yakni responden diberikan alternatif jawaban, sehingga mereka tinggal memilih
alternatif jawaban yang telah disediakan. Alasan penulis menggunakan teknik
ini, di samping menghemat waktu, juga dapat menarik data dan jawaban dari
responden secara bersamaan.
Sedangkan untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif siswa,
penulis menggunakan instrumen berupa soal yang diberikan kepada siswa pada pre-test dan post-test.
Menurut Suharsimi (2002:27), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan
untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif. Aspek
kognitif yang diukur dibatasi
hanya pada aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) dan terdiri
dari berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta
disesuaikan dengan indikator soal. Instrumen tes yang digunakan adalah tes
tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator sesuai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tes diberikan sebelum pembelajaran
(pre-test) dan sesudah pembelajaran (post-test). Tes yang digunakan untuk pre-test dan post-test merupakan tes yang sama, dimaksudkan supaya tidak ada
pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan
pemahaman yang terjadi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Langkah
pengumpulan data sangat penting dilaksanakan untuk menjawab dan memecahkan
masalah penelitian. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai
dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat
pengumpul data primer berupa angket untuk mengetahui modalitas belajar yang
dimiliki siswa, tes hasil belajar kognitif dalam bentuk tes objektif dan lembar
observasi untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran sesuai strategi belajar
modalitas.
1. Angket
Angket merupakan instrumen utama dalam penelitian karena digunakan untuk
mengetahui modalitas belajar yang dimiliki siswa. Instrumen angket dapat
dilihat pada lampiran 2.
Angket diberikan terlebih dahulu kepada siswa, kemudian di analisis dan
hasilnya dijadikan acuan untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan mayoritas
modalitas yang dimiliki siswa.
2. Tes hasil belajar
Hasil belajar didapat dari tes yang diberikan berupa tes
objektif. Tes diberikan pada awal sebelum pembelajaran (pre-test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, setelah itu
dilakukan lagi tes pada akhir pembelajaran (post-test)
untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukannya pembelajaran.
Sebelum instrumen digunakan, analisis instrumen
penelitian dilakukan untuk mengetahui baik buruknya suatu perangkat tes yang
terdiri dari uji reliabilitas, validitas, perhitungan tingkat kesukaran dan
daya pembeda soal. Uji instrumen dilakukan dengan menggunakan software Anates
4.1.0.
a.
Uji
Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara
alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran
dengan apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Adapun
kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Derajat Validitas
Nilai
|
Hasil
|
0,800 ≤ rxy
≤ 1,00
|
Sangat
Tinggi
|
0,600 ≤ rxy
< 0,800
|
Tinggi
|
0,400 ≤ rxy
< 0,600
|
Cukup
|
0,200 ≤ rxy
< 0,400
|
Rendah
|
0,00 ≤ rxy
< 0,200
|
Sangat
Rendah
|
(Arikunto, 2003:75)
b.
Uji
Reliabilitas
Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan
konsistensi alat ukur yang digunakan. Atau reliabilitas merupakan ukuran sejauh
mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
tentang kemampuan seseorang. Jika alat ukur memiliki reliabilitas yang tinggi
maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur tersebut
terhadap subjek dalam kondisi yang sama akan menghasilkan informasi yang sama
atau mendekati. Arikunto (2003:154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat.
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford
(Suherman, 2003:139) sebagai berikut :
Tabel 3.2 Derajat Reliabilitas
Derajat
Reliabilitas
|
Interpretasi
|
≤0,20
|
Sangat
rendah
|
0,20<≤0,40
|
Rendah
|
0,40<≤0,70
|
Sedang
|
0,70<≤0,90
|
Tinggi
|
0,90<≤1,00
|
Sangat
tinggi
|
c. Daya
Pembeda
Daya
pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Angka
yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Beda halnya dengan indeks kesukaran,
pada indeks diskriminasi ini berlaku tanda negatif (-) yang digunakan jika
suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee.
Langkah
pertama untuk menentukan nilai daya pembeda, seluruh pengikut tes akan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang berkemempuan tinggi atau kelompok atas (upper
group) dan yang berkemempuan rendah atau kelompok bawah (lower group).
Penentuan kelompok ini dibedakan menjadi dua cara, hal ini bergantung pada
jumlah testee. Untuk kelompok kecil (kurang dari 100), Seluruh kelompok testee
dibagi menjadi dua sama besar. 50 % kelompok atas dan 50 % kelompok bawah
sedangkan untuk kelompok besar (100 orang keatas) hanya diambil dua kutubnya
saja yaitu 27 % skor teratas sebagai kelompok atas dan 27 % skor terbawah
sebagai kelompok bawah.
d. Indeks
Kesukaran
Indeks
kesukaran (difficulty index) merupakan bilangan yang menunjukan taraf
kesukaran soal. Besarnya indeks kesukaran yaitu antara 0,0 sampai dengan 1,0.
Semakin mendekati angka 1,0 menujukan bahwa soal tersebut semakin mudah. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu sukar.
Tabel
3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
|
Interpretasi
|
IK=0,00
|
Soal terlalu sukar
|
0,00<IK≤0,30
|
Soal sukar
|
0,30< IK ≤0,70
|
Soal sedang
|
0,70< IK <1,00
|
Soal mudah
|
IK=1,00
|
Soal sangat mudah
|
3.
Lembar Observasi
Lembar observasi ditujukan pada aktivitas
guru di kelas. Observasi terhadap guru dilakukan untuk menilai kesesuaian
antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaan di kelas. Instrumen ini
berbentuk rating scale, dimana
observer hanya memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan aktifitas
yang diobservasi.
F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Data yang
diperoleh adalah tingkat penguasaan konsep siswa. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam mengolah data adalah sebagai berikut:
1.
Pengolahan Data Angket
Langkah pertama yang dilakukan
adalah membagikan angket, yang bertujuan untuk mengetahui modalitas yang
dimiliki siswa.Siswa diberi instruksi untuk menandai kotak yang sesuai untuk
setiap pertanyaan. Kemudian jumlahkan nilai tersebut untuk setiap bagian.
Keterangan
:
-
Sering =
subtotal x 2
-
Kadang-kadang = subtotal x 1
-
Jarang =
subtotal x 0
Hasil dari setiap subtotal
dijumlahkan.Nilai yang paling besar dalam angket merupakan modalitas yang
dimiliki siswa tersebut.Setelah mengetahui nilai angket masing-masing siswa,
kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam grafik.Dapat dilihat pada gambar 5.
Isi grafik ini dengan nilai anda
23
|
|
|
|
22
|
|
|
|
21
|
|
|
|
20
|
|
|
|
19
|
|
|
|
18
|
|
|
|
17
|
|
|
|
16
|
|
|
|
15
|
|
|
|
14
|
|
|
|
13
|
|
|
|
12
|
|
|
|
11
|
|
|
|
10
|
|
|
|
9
|
|
|
|
8
|
|
|
|
7
|
|
|
|
6
|
|
|
|
5
|
|
|
|
4
|
|
|
|
3
|
|
|
|
2
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
V
|
A
|
K
|
Gambar 6. Grafik
Modalitas
Keterangan : V = Visual
A = Auditorial
K = Kinestetik
Langkah
selanjutnya yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar
modalitas, dilihat dari jumlah angket yang nilainya paling besar.
2.
Pengolahan Data Hasil Belajar Kognitif
Pengolahan data dilakukan terhadap
skor-skor tes dan nilai gain (gain value).
Pengolahan data terhadap skor tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil
belajar siswa sedangkan perhitungan gain dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan
peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi belajar modalitas.
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan sebagai
berikut :
a. Pemberian skor
Karena
soal yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, maka
pemberian skor tiap soal, jika dijawab benar diberi skor satu (1) dan jika
salah menjawab diberi skor nol (0). Nilai akhir skor siswa dengan
mengkonversikan nilai mentah menjadi skal 1-10.
b. Menghitung skor dari setiap jawaban baik pada pretes
maupun pada postes serta menghitung gainnya.
3.
Uji
Hipotesis
Sampel
yang digunakan terdiri dari tiga kelompok, yaitu siswa yang mempunyai modalitas
visual, auditori, dan kinestetik.
Analisis
varian dapat digunakan apabila varian ke tiga kelompok tersebut homogen. Oleh
karena itu sebelum analisis varian digunakan untuk pengujian hipotesis, maka
perlu dilakukan pengujian homogenitas varian terlebih dahulu. Uji homogenitas
dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0.
Untuk uji hipotesis
digunakan Analisis Ragam Satu Arah (Oneway
Analysis of Varians = Oneway ANOVA). Analisis ini digunakan untuk
membandingkan purata (mean) lebih
dari dua sampel.
Bentuk hipotesis
Analisis Ragam Satu Arah adalah sebagai berikut :
: = = = ... =
: Minimal ada dua purata populasi yang tidak
sama
= purata populasi dari sampel ke-1
= purata populasi dari sampel ke-2
= purata populasi dari sampel ke-3
= purata populasi dari sampel ke-k.
|
No comments:
Post a Comment