Thursday, 7 April 2016

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA TENTANG DAUR AIR MELALUI STRATEGI BELAJAR MODALITAS

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang dipaparkan dalam Bab I yaitu untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa melalui strategi belajar modalitas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pre eksperimen (pre-eksperimental design).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  One-Group Pretest-Postest Design.Desain ini bercirikan adanya kasus tunggal yang diamati pada dua waktu yang berbeda yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Perubahan dari outcome yang diharapkan menjadi hasil dari intervensi atau perlakuan. Dengan demikian hasil pengukuran dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain penelitian tersebut berbentuk:
 

      O1     X     O             (Sugiyono, 2009:75)

Keterangan :
O1 : Nilai Pretes (sebelum diberi diklat)
O2 : Nilai Postes (setelah diberi diklat)
X: Perlakuan pembelajaran melalui strategi belajar modalitas
Text Box: Gambar 5. Alur Penelitian

B.     Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di daerah Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.Populasi peneliti mengambil kelas V yaitu di Sekolah Dasar Negeri Kotabaru.“Adapun populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. (Arikunto, 2006 : 130).
Sementara itu teknik sampel yang digunakan adalah Nonprobability Sampling, dengan mengambil Sampel Bertujuan atau Purposive Sample. Menurut Arikunto (2006:139) bahwa “sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Dikarenakan tidak adanya kelas kontrol maka pengambilan sampel dilakukan tidak secara random, dengan teknik One-Group Pretest-Posttest Design, sehingga hasil perlakuan (treatment) dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

C.    Variabel dan Definisi Operasional
1.      Variabel
Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. F.N. Kerlinger menyebutkan variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Sugiyono (2009 : 39) bahwa “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya  variabel bebas”.
Adapun dalam penelitian ini yang berjudul “Hasil Belajar Kognitif Siswa tentang Daur Air melalui Strategi Belajar Modalitas” terdapat dua variabel. Yaitu “strategi belajar modalitas” sebagai variabel bebas (independen) dan “hasil belajar kognitif siswa” sebagai variabel terikat (dependen).
2.      Definisi Operasional
a.       Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif merupakan prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil yang ingin capai oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan dalam diri individu.
b.      Strategi Belajar Modalitas
Strategi belajar modalitas siswa merupakan suatu cara untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyerap berbagai informasi dengan alat indera dominan yang dimiliki siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

D.    Pengembangan Alat Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Angket sebagai salah satu teknik pengumpul data yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kriteria tertentu. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui modalitas yang dimiliki oleh siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yakni responden diberikan alternatif jawaban, sehingga mereka tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Alasan penulis menggunakan teknik ini, di samping menghemat waktu, juga dapat menarik data dan jawaban dari responden secara bersamaan.
Sedangkan untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif siswa, penulis menggunakan instrumen berupa soal yang diberikan kepada siswa pada pre-test dan post-test.
Menurut Suharsimi (2002:27), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) dan terdiri dari berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta disesuaikan dengan indikator soal. Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tes diberikan sebelum pembelajaran (pre-test) dan sesudah pembelajaran (post-test). Tes yang digunakan untuk pre-test dan post-test merupakan tes yang sama, dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.


E.     Teknik Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data sangat penting dilaksanakan untuk menjawab dan memecahkan masalah penelitian. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data primer berupa angket untuk mengetahui modalitas belajar yang dimiliki siswa, tes hasil belajar kognitif dalam bentuk tes objektif dan lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran sesuai strategi belajar modalitas.
1.      Angket
Angket merupakan instrumen utama dalam penelitian karena digunakan untuk mengetahui modalitas belajar yang dimiliki siswa. Instrumen angket dapat dilihat pada lampiran 2.
Angket diberikan terlebih dahulu kepada siswa, kemudian di analisis dan hasilnya dijadikan acuan untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan mayoritas modalitas yang dimiliki siswa.
2.      Tes hasil belajar
Hasil belajar didapat dari tes yang diberikan berupa tes objektif. Tes diberikan pada awal sebelum pembelajaran (pre-test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, setelah itu dilakukan lagi tes pada akhir pembelajaran (post-test) untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukannya pembelajaran.
Sebelum instrumen digunakan, analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui baik buruknya suatu perangkat tes yang terdiri dari uji reliabilitas, validitas, perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Uji instrumen dilakukan dengan menggunakan software Anates 4.1.0.
a.       Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Derajat Validitas
Nilai
Hasil
0,800 ≤ rxy ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,600 ≤ rxy < 0,800
Tinggi
0,400 ≤ rxy < 0,600
Cukup
0,200 ≤ rxy < 0,400
Rendah
0,00 ≤ rxy < 0,200
Sangat Rendah
(Arikunto, 2003:75)

b.    Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Atau reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Jika alat ukur memiliki reliabilitas yang tinggi maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur tersebut terhadap subjek dalam kondisi yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati. Arikunto (2003:154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat.
            Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford (Suherman, 2003:139) sebagai berikut :
Tabel 3.2 Derajat Reliabilitas
Derajat Reliabilitas
Interpretasi
≤0,20
Sangat rendah
0,20<≤0,40
Rendah
0,40<≤0,70
Sedang
0,70<≤0,90
Tinggi
0,90<≤1,00
Sangat tinggi

c.       Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Beda halnya dengan indeks kesukaran, pada indeks diskriminasi ini berlaku tanda negatif (-) yang digunakan jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee.
Langkah pertama untuk menentukan nilai daya pembeda, seluruh pengikut tes akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang berkemempuan tinggi atau kelompok atas (upper group) dan yang berkemempuan rendah atau kelompok bawah (lower group). Penentuan kelompok ini dibedakan menjadi dua cara, hal ini bergantung pada jumlah testee. Untuk kelompok kecil (kurang dari 100), Seluruh kelompok testee dibagi menjadi dua sama besar. 50 % kelompok atas dan 50 % kelompok bawah sedangkan untuk kelompok besar (100 orang keatas) hanya diambil dua kutubnya saja yaitu 27 % skor teratas sebagai kelompok atas dan 27 % skor terbawah sebagai kelompok bawah.
d.      Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran (difficulty index) merupakan bilangan yang menunjukan taraf kesukaran soal. Besarnya indeks kesukaran yaitu antara 0,0 sampai dengan 1,0. Semakin mendekati angka 1,0 menujukan bahwa soal tersebut semakin mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu sukar.
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
Interpretasi
IK=0,00
Soal terlalu sukar
0,00<IK≤0,30
Soal sukar
0,30< IK ≤0,70
Soal sedang
0,70< IK <1,00
Soal mudah
IK=1,00
Soal sangat mudah

3.      Lembar Observasi
Lembar observasi ditujukan pada aktivitas guru di kelas. Observasi terhadap guru dilakukan untuk menilai kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaan di kelas. Instrumen ini berbentuk rating scale, dimana observer hanya memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan aktifitas yang diobservasi.

F.     Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Data yang diperoleh adalah tingkat penguasaan konsep siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data adalah sebagai berikut:
1.      Pengolahan Data Angket
Langkah pertama yang dilakukan adalah membagikan angket, yang bertujuan untuk mengetahui modalitas yang dimiliki siswa.Siswa diberi instruksi untuk menandai kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Kemudian jumlahkan nilai tersebut untuk setiap bagian.
Keterangan :  
-        Sering                          = subtotal x 2
-        Kadang-kadang          = subtotal x 1
-        Jarang                          = subtotal x 0
Hasil dari setiap subtotal dijumlahkan.Nilai yang paling besar dalam angket merupakan modalitas yang dimiliki siswa tersebut.Setelah mengetahui nilai angket masing-masing siswa, kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam grafik.Dapat dilihat pada gambar 5.



Isi grafik ini dengan nilai anda
23



22



21



20



19



18



17



16



15



14



Text Box: Jumlah Siswa13



12



11



10



9



8



7



6



5



4



3



2



1




V
A
K
Gambar 6. Grafik Modalitas

Keterangan :    V = Visual
            A = Auditorial
            K = Kinestetik

Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar modalitas, dilihat dari jumlah angket yang nilainya paling besar.


2.      Pengolahan Data Hasil Belajar Kognitif 
Pengolahan data dilakukan terhadap skor-skor tes dan nilai gain (gain value). Pengolahan data terhadap skor tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sedangkan perhitungan gain dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi belajar modalitas.
Teknik pengolahan data hasil belajar  siswa dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
a.       Pemberian skor
Karena soal yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, maka pemberian skor tiap soal, jika dijawab benar diberi skor satu (1) dan jika salah menjawab diberi skor nol (0). Nilai akhir skor siswa dengan mengkonversikan nilai mentah menjadi skal 1-10.
b.      Menghitung skor dari setiap jawaban baik pada pretes maupun pada postes serta menghitung gainnya.

3.      Uji Hipotesis
Sampel yang digunakan terdiri dari tiga kelompok, yaitu siswa yang mempunyai modalitas visual, auditori, dan kinestetik.
Analisis varian dapat digunakan apabila varian ke tiga kelompok tersebut homogen. Oleh karena itu sebelum analisis varian digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan pengujian homogenitas varian terlebih dahulu. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0.
Untuk uji hipotesis digunakan Analisis Ragam Satu Arah (Oneway Analysis of Varians = Oneway ANOVA). Analisis ini digunakan untuk membandingkan purata (mean) lebih dari dua sampel.
Bentuk hipotesis Analisis Ragam Satu Arah adalah sebagai berikut :
 :  =  =  = ... =
 : Minimal ada dua purata populasi yang tidak sama


 = purata populasi dari sampel ke-1
 = purata populasi dari sampel ke-2
 = purata populasi dari sampel ke-3
 = purata populasi dari sampel ke-k.


·         Purata = mean
·         Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak  berdasarkan P – value adalah sebagai berikut :
Jika P – value<α ,maka  ditolak.
Jika P – value≥  α , maka  tidak dapat ditolak.
·         Dalam program SPSS digunakan istilah Significance(yang disingkatSig. )untuk P – value; dengan kata lain P – value = Sig.
 
 




No comments:

Post a Comment