ABSTRAK
SARINEM. 2012.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa indonesia tentang pengayaan kosakata melalui penerapan model kontekstual (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 4 SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,, Kecamatan ,,,,,,,,,,,,,,,,,
Kabupaten ,,,,,,,,,,,,,,,,,)
Dalam praktik
pembelajaran, pelaksanaan pengajaran kosakata sering kali dihadapkan pada
berbagai masalah. Masalah ini biasanya datang dari siswa atau dari guru
sendiri, seperti yang terjadi di Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,. Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, penulis sebagai tenaga pengajar di Kelas
IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,, menemukan adanya masalah dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan siswa dalam
menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun
tertulis, sehingga hasil belajar siswa masih belum optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan guru dalam
menyusun perencanaan pembelajaran kosakata dengan menggunakan model
kontekstual? 2) Bagaimanakah kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran
kosakata dengan menerapkan model kontekstual? 3) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia tentang pembelajaran kosakata dengan menerapkan
model kontekstual?
Metode yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,, terdiri dari 13 orang siswa laki –
laki dan 11 orang siswa perempuan. Pelaku tindakan adalah peneliti sendiri, sedangkan observasi dilakukan
oleh mitra peneliti yaitu salah seorang guru Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,.
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru kelas IV pada siklus ke 1 hasil pos tes siswa baru
mencapai rata-rata
yaitu 71,8 %.
Hasil tersebut
belum mencapai target penelitian yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian masih terdapat beberapa
kekurangan, tetapi pada siklus 2 kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki,
sehingga siklus 2 diperoleh rata – rata nilai siswa sebesar 85.4%, hasik
tersebut sudah mencapai target penelitian
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan
siklus II merupakan akhir dari penelitian. Perencanaan pembelajaran disusun
guru dengan efektif dengan melakukan pengalokasian waktu yang memadai sehingga
mampu melaksanakan pembelajaran dengan optimal. Perubahan kemampuan siswa setelah menerapkan model
konstektual diperoleh presentase
ketuntasan belajar siswa antara siklus I dan siklus II, maka pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 11,32 % atau dari 11
siswa yang tuntas pada siklus 1 menjadi 18 siswa pada
siklus II. Peningkatan tersebut
diakibatkan adanya tindakan perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II,
terutama meningkatkan keterampilan siswa dalam Menemukan makna
dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedi melalui membaca memindai.
Kata Kunci : Pengayaan
Kosakata, Model
Kontekstual
Farida Suhyani (2012): "an inquiry-based Math Learning Strategies
for Improving Inductive Ability in Determining Area Students Build Plane".
(Supervisor I: Dr. Karlimah, M.Pd.; Supervisor II: Art Apriliya, M Ed)
ABSTRACT
The research was motivated by the lack of understanding of students and
student learning outcomes in the learning of mathematics in the materials
determine the extent of up trapezoid and kites. This is evidenced by the
acquisition value of the evaluation prior to implementation of action research
is only at an average of 61 to 64 for the trapezoid and a kite from the ideal
value of 100. Starting from this fact, the formulation of the problem in this
study is "What is an inductive inquiry-based math learning can improve
student learning class V Buniasih Elementary School District District of the
Duchy of Tasikmalaya in determining the broad flat wake trapezoid and
kites". Based on these problems, the purpose of this study was to improve
students' skills in setting up broad flat trapezoid and a kite through
inductive inquiry learning strategies. The method used in this study is action
research methods class (PTK). The model used is a model TOD Kemmis & Mc.
Taggart. The study consisted of two cycles with the subject of research is a
class V student of 25 people. The instruments used in this study were: learning
implementation plan (RPP), a medium of learning, the student worksheet (LKS),
observation sheets for teachers, observation sheets for students, pretest
sheets and evaluation sheets. Based on the results of data processing and data
analysis, it can be concluded that learning to use the strategy of inductive
inquiry learning in class V SDN Buniasih District Duchy Tasikmalaya District
can enhance students' ability to determine the extent of Trapezoid and Kite.
This is demonstrated by the increased percentage of observations on the
preparation of lesson plans, namely a 94% cycle, two cycles of 100%, increasing
the percentage of observations on the ability of teachers ie one cycle of 82%,
91% two cycles. Besides increasing the percentage of observations of student
activities to the learning process, ie one obtains 86% of the cycle and two
cycles of 93%. And the ability of students who have increased, which is the
trapezium pretest only 61 and kites 64 to 70 to 80.4 for the trapezoid and a
kite. Therefore, the strategy of inductive inquiry is one alternative that can
be used in teaching mathematics to enhance the capability in determining the
flat wide awake in class V SDN Buniasih District Duchy Tasikmalaya District.
__________________________________________________________________
Key words: learning strategies, inductive inquiry, classroom action research, learning, bangu flat, trapezoid, a kite.
Key words: learning strategies, inductive inquiry, classroom action research, learning, bangu flat, trapezoid, a kite.
No comments:
Post a Comment