Thursday, 22 September 2016

ABSTRAK

ABSTRAK



SARINEM. 2012. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa indonesia tentang pengayaan kosakata  melalui penerapan model kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 4 SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,, Kecamatan ,,,,,,,,,,,,,,,,, Kabupaten ,,,,,,,,,,,,,,,,,)

Dalam praktik pembelajaran, pelaksanaan pengajaran kosakata sering kali dihadapkan pada berbagai masalah. Masalah ini biasanya datang dari siswa atau dari guru sendiri, seperti yang terjadi di Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, penulis sebagai tenaga pengajar di Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,, menemukan adanya masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan siswa dalam menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun tertulis, sehingga hasil belajar siswa masih belum optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:  1) Bagaimanakah kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran kosakata dengan menggunakan model kontekstual? 2) Bagaimanakah kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran kosakata dengan menerapkan model kontekstual? 3) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang pembelajaran kosakata dengan menerapkan model kontekstual?
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,, terdiri dari 13 orang siswa laki – laki dan 11 orang siswa perempuan. Pelaku tindakan adalah peneliti sendiri, sedangkan observasi dilakukan oleh mitra peneliti yaitu salah seorang guru Kelas IV SD Negeri ,,,,,,,,,,,,,,,,,.
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru kelas IV  pada siklus ke 1 hasil pos tes siswa baru mencapai rata-rata yaitu 71,8 %. Hasil tersebut belum mencapai target penelitian yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian masih terdapat beberapa kekurangan, tetapi pada siklus 2 kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki, sehingga siklus 2 diperoleh rata – rata nilai siswa sebesar 85.4%, hasik tersebut sudah mencapai target penelitian  yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan siklus II merupakan akhir dari penelitian. Perencanaan pembelajaran disusun guru dengan efektif dengan melakukan pengalokasian waktu yang memadai sehingga mampu melaksanakan pembelajaran dengan optimal. Perubahan kemampuan siswa setelah menerapkan model konstektual diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa antara siklus I dan siklus II, maka pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,32 % atau dari 11 siswa yang tuntas pada siklus 1 menjadi 18  siswa pada siklus II.  Peningkatan tersebut diakibatkan adanya tindakan perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II, terutama meningkatkan keterampilan siswa dalam Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedi melalui membaca memindai.   

Kata Kunci : Pengayaan Kosakata, Model Kontekstual



Farida Suhyani (2012): "an inquiry-based Math Learning Strategies for Improving Inductive Ability in Determining Area Students Build Plane". (Supervisor I: Dr. Karlimah, M.Pd.; Supervisor II: Art Apriliya, M Ed)

ABSTRACT

The research was motivated by the lack of understanding of students and student learning outcomes in the learning of mathematics in the materials determine the extent of up trapezoid and kites. This is evidenced by the acquisition value of the evaluation prior to implementation of action research is only at an average of 61 to 64 for the trapezoid and a kite from the ideal value of 100. Starting from this fact, the formulation of the problem in this study is "What is an inductive inquiry-based math learning can improve student learning class V Buniasih Elementary School District District of the Duchy of Tasikmalaya in determining the broad flat wake trapezoid and kites". Based on these problems, the purpose of this study was to improve students' skills in setting up broad flat trapezoid and a kite through inductive inquiry learning strategies. The method used in this study is action research methods class (PTK). The model used is a model TOD Kemmis & Mc. Taggart. The study consisted of two cycles with the subject of research is a class V student of 25 people. The instruments used in this study were: learning implementation plan (RPP), a medium of learning, the student worksheet (LKS), observation sheets for teachers, observation sheets for students, pretest sheets and evaluation sheets. Based on the results of data processing and data analysis, it can be concluded that learning to use the strategy of inductive inquiry learning in class V SDN Buniasih District Duchy Tasikmalaya District can enhance students' ability to determine the extent of Trapezoid and Kite. This is demonstrated by the increased percentage of observations on the preparation of lesson plans, namely a 94% cycle, two cycles of 100%, increasing the percentage of observations on the ability of teachers ie one cycle of 82%, 91% two cycles. Besides increasing the percentage of observations of student activities to the learning process, ie one obtains 86% of the cycle and two cycles of 93%. And the ability of students who have increased, which is the trapezium pretest only 61 and kites 64 to 70 to 80.4 for the trapezoid and a kite. Therefore, the strategy of inductive inquiry is one alternative that can be used in teaching mathematics to enhance the capability in determining the flat wide awake in class V SDN Buniasih District Duchy Tasikmalaya District.

__________________________________________________________________
Key words: learning strategies, inductive inquiry, classroom action research, learning, bangu flat, trapezoid, a kite.

No comments:

Post a Comment